Mohon tunggu...
Vika Kurniawati
Vika Kurniawati Mohon Tunggu... Wiraswasta - Freelancer

| Content Writer

Selanjutnya

Tutup

Lyfe Artikel Utama

Kencan dengan Joko Pinurbo dan Jenny Jusuf di Patjar Merah

5 Maret 2019   10:07 Diperbarui: 5 Maret 2019   17:54 381
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Kalis dengan fokus utamanya memberdayakan perempuan dari sisi implementasi kaidah agama, lebih menyasar perempuan dengan lingkup tertentu walau lingkarannya memang terbesar di Indonesia. Jenny sendiri saya lihat menyasar perempuan dewasa muda di perkotaan baik di dalam maupun luar negeri melalui instagram sebagai salah satu media pengantar.

Jika Kalis Mardiasih membawakan obrolan dengan semangat '45, maka Jenny mengalunkan pendapatnya seperti bernada. Pasangan pembicara yang tepat karena berbeda penyampaian, pemikiran akan sebuah kasus maupun segmentasi namun dengan tujuan yang sama yaitu perberdayaan perempuan.

Bila pemikiran awal pemberdayaan perempuan terfokus dalam bidang ekonomi maupun kesetaraan gender, maka obrolan siang tersebut lebih mengarah bagaimana perempuan bisa menggunakan media sosial untuk mengarahkan kail kepada sesamanya.

Penanya pertama. Doc:Pribadi
Penanya pertama. Doc:Pribadi
Bukan kail dalam bidang ekonomi secara langsung namun melalui bentuk pendampingan agar mau membuka cakrawala pemikiran yang kerap dipandang tabu. Jika perempuan sudah mencintai dirinya sendiri maka seperti bola salju tentu berefek pada bidang finansial, sosial, maupun keluarga. Seperti kata Jenny, "Kita yang bertanggung jawab atas kebahagiaan kita sendiri!"

"Bukan berarti saya akan memberikan keputusan pada setiap pertanyaan di setiap kotak pesan IG, namun akan mengarahkan agar mereka mencari tahu sendiri jawabannya. Misalnya mereka bertanya tentang kesehatan reproduksi maka saya akan menyarankan berkonsultasi ke ahli profesional walau obatnya saya tahu."

Dan memang jawaban Jenny sama seperti yang kerap saya lihat di IG storynya. Salah satu yang menyenangkan adalah, Jenjus (panggilan akrabnya) menampilkan apa adanya sama seperti yang dipasang di media sosialnya, bahkan cenderung lebih sederhana namun sama tajamnya.

Memang tak semua pemikiran dikeluarkan secara terbuka, pastinya menimbang kedalaman materi yang sesuai segmen audiens. Sama seperti baju Jenny yang terlihat lebih tertutup, padahal saya mengira baju kebesaraan merah akan dikenakan.

Jarum panjang sudah berhasil menghampiri jarum pendek, dan waktunya makan siang. Begitu juga Obrolan Patjar diakhiri setelah menjawab empat penanya. Sedikit yang mengejutkan namun menyenangkan adalah kehadiran seorang remaja pria yang mengambil kesempatan pertama.

Pemberdayaan perempuan memang bukan hanya perlu digerakkan oleh satu gender. Oya salah satu yang saya suka saat sesi diskusi, bahasa tubuh Jenny yang menunjukan perhatian kepada pemberi pertanyaan. Itu bukan pencitraan kan, Jenjus?

Artikel dan seminar. IG Jenny Jusuf
Artikel dan seminar. IG Jenny Jusuf
Baiklah kita sudah pada akhir artikel. Menurut kalian benang merah dari sesi berkencan dengan dua pembicara apa? Kalau bagi saya sih, lewat puisi atau apapun yang berasal dari kata hati tulus, jika diimplemantasikan secara positif di dunia maya, maka akan berhasil memberdayakan sesama (baca perempuan pada khususnya).

Tidak perlu menjangkau semua segmen maupun topik, ataupun memilih materi yang berat. Choose your own battle!

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Lyfe Selengkapnya
Lihat Lyfe Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun