Mohon tunggu...
Vika Kurniawati
Vika Kurniawati Mohon Tunggu... Wiraswasta - Freelancer

| Content Writer

Selanjutnya

Tutup

Travel Story Artikel Utama

Keris Janur Menghiasi Parade Bocah Dolanan

19 Juli 2017   14:08 Diperbarui: 19 Juli 2017   19:30 1010
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Keris dan Terompet janur. Doc:Pribadi

Di depan kantor DPRD DIY pada waktu selisih 20 menit, dimainkanlah permainan Bathok yang digunakan sebagai pengganti kasut oleh pemain. Membutuhkan kelincahan serta koordinasi antara genggaman tangan dengan kaki yang melangkah. Bathok sendiri berasal dari tempurung kelapa tua yang sudah dibersihkan dan dihaluskan. Dua sisi tempurung kemudian dilubangi untuk diikatkan dengan seutas tali.

Pada acara Parade Dolanan Bocah kali ini, bambu menjadi media utama yang dipakai. Permainan Lompat Bambu yang berada di spot ketiga atau di pedestrian depan Mall Malioboro juga menggunakan piranti hasil alam tersebut. Empat bambu dibentuk menjadi segi empat melintang, di mana ujung-ujungnya dipegang oleh dua gadis berpakaian Jawa Modern. Empat gadis lain akan melompati bambu dengan teknik tertentu, dan diiringi tembang Jawa yang dinyanyikan bersama.

Lompat Bambu depan Malioboro Mall. Doc: Pribadi
Lompat Bambu depan Malioboro Mall. Doc: Pribadi
Tembang Jawa walau berbeda nada dan lirik, kemudian dilantunkan kembali di spot pedestrian Hotel Mutiara dengan permainan Jamuran. Dengan kostum senada dengan peserta Lompat Bambu, sembilan gadis duduk memutar dan memulai permainan. Kasut yang  mereka pakai sengaja dipilih dengan warna berbeda walau sepasang.
Jamuran depan Hotel Mutiara. Doc:Pribadi
Jamuran depan Hotel Mutiara. Doc:Pribadi
Konsep berbeda diterapkan di permainan Lompat Tali dan Ular Naga. Pada permainan Lompat Tali, para pemain langsung memainkan seutas tali yang terbuat dari rangkaian karet gelang. Tiap ujungnya dipegang oleh pemain yang akan memindahkan tingkat ketinggian  sesuai urutan permainan. Tidak ada tembang Jawa yang dilantunkan walaupun keceriaan tetap terlantunkan.

Turis manca swafoto dengan pemain Ular Naga Doc:Pribadi
Turis manca swafoto dengan pemain Ular Naga Doc:Pribadi
Dalam permainan Ular Naga yang mengharuskan pemain berderet seperti ular, penggunaan tembang Jawa digantikan dengan lirik bahasa Indonesia. Kasut juga digantikan dengan kaos kaki hitam untuk memudahkan pemain bergerak. Semuanya tidak mengurangi animo turis manca untuk mengabadikan kebersamaan dengan para gadis dan jejaka, yang menggenakan lurik serta kain batik di luar celana panjang hitam yang  mereka pakai.

Respon pengunjung Parade Bocah Dolanan. Doc:Pribadi
Respon pengunjung Parade Bocah Dolanan. Doc:Pribadi
Respon serupa juga didapatkan dari setiap sajian permainan dalam Parade Dolanan Bocah yang lain. Sebuah momen yang bisa terus berulang jika pihak terkait tetap menyalakan semangat, dana dan kerjasama dengan masyarakat. Diharapkan Keris Janur Kuning tidak hanya sekali saja menghiasai pedestrian Malioboro yang sudah kekinian.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Travel Story Selengkapnya
Lihat Travel Story Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun