Di samping pengenalan budaya antar daerah dan suku mendapatkan porsi tersendiri dengan ditampilkannya adegan rumah, cara ibadah, dan pola pikir saudara sebangsa kita keturunan Tionghoa. Destinasi kuliner yang menjadi melegenda, serta bangunan bersejarah juga mendapat bagian khusus walau sekilas atau pemanis.
3. Idealisme vs Realitas
Pada film besutan sutradara Angga Dwimas Sasangko, para penonton diajak lebih memahami bagaimana proses perjuangan seorang idealis dengan sahabat realitisnya untuk keluar dari zona nyaman. Dialog yang bercirikan bahasa antar sahabat pria atau bromance jika boleh diperjelas, mewarnai sepanjang film yang lumayan untuk mengisi sisi humor. Adegan kilas balik juga dihadirkan dengan rapi.
Idealisme, beserta mimpi-mimpi yang harus berbenturan dengan realita, Â masa lalu dan masa depan juga tergambar melalui dialog maupun adegan yang terkadang sederhana. Iya sesederhana penampilan Ben dengan topi jeraminya. Saya kadang bertanya, "Apakah Ben pernah mandi?"
Saya belum sempat menonton film Filosofi Kopi, sehingga hadirnya mobil Combi dengan warna menyala menjadi perhatian saya. Dengan modifikasi sesuai konsep kedai kopi nomaden, maka mungkin tersebut bisa jadi inspirasi untuk sistem marketing baru. Lebih dari itu, mobil Combi merupakan simbol idealisme, dan zona nyaman yang sama antara Ben dan Jodi.
4.Taburan kalimat filsafat yang renyah.
Jangan kuatir, walau kalimat filsafat membutuhkan jeda untuk memahaminya, anda tidak harus mengerutkan dahi dalam film Filosofi Kopi 2. Kita akan cenderung santai dalam menikmati akting para pemain watak yang memang sudah punya nama. Semua kalimat-kalimat filsafat  tentang hidup  bertaburan dengan renyah, ringan, sederhana, dan mudah dipahami seperti obrolan para penikmat kopi dengan gelas ataupun cangkir kopi kental di jemari.
Salah satu hal yang menarik dalam film ini adalah pengakuan mengenai peran bloger. Sebuah kesejukan bagi saya dan para blogger yang terkadang tersudut oleh segelintir oknum. Hanya saja, saya sedikit bingung apa hubungannya antara respon bloger dengan keharusan membuka cabang Filosofi Kopi yang baru. Untuk detailnya tentu saja harus ditonton langsung di bioskop kesayangan anda.
Setelah semua selesai diutaran, ternyata saya menunggu hadirnya film Filosofi 3, dan tentu dengan ide baru ataupun pengembangan perbaikanya. Saya berharap adegan sedikit membingungkan seperti kembalinya beberapa karyawan yang sebenarnya sudah menjadi pengusaha, atau terlihatnya para penonton saat pengambilan syuting akan diperhatikan lebih. Benang merah yang pasti tetap adalah romansa manusia dengan alam, terutama biji kopi.