Â
Â
Ibuk, pohon terang terulas sudah
Dengarkan dering denta kerlipnya?
lebih berwarna tahun ini
Ku membeli dengan banyak kilau
walau... mustahil melingkupi rinduku
Iya rinduku pada wanita pemeliharaku
Rindu yang tak putus walau...
syair terenda oleh mereka....
sampai bertemu, bertemu,
sampai lagi kita bertemu
Tuhan menyertai langkahmu
Â
Ibuk,.. di rumah ibadah kita juga...
...nampak pohon terang
Iya disana ibuk selalu memintal jari jemari
Iya disana, ibuk tak lupa bukan?
Doa dikumandangkan tanpa suara
BAPA tak tuli
Dan tiap piano dijamahi pujianNya
Sebulir berlian tertumbuk bumi...
... tak hanya di jiwa Basah...
Â
 Aku tak berkilah akan rapalanmu
 Tak hanya berayun saat sabath namun...
 ...namun tiap surya menjejalkan senyum
Awan awan doa Ibuk menancap di...
di pelataran rumahNya
Beberapa nama kukenal terpaut di sana
diriku, saudara, dan ribuan nama dalam dunia
Tapi kenapa tidak ada namamu ibuk?
Ah kau begitu mengasihi orang lain
hingga dirimu sendiri alpa kau sebut
Â
Ibuk,... pohon terang
sudah bersaing gemerlap dunia
Adakah di Surga terlihat?
jangan bilang bau busuk..
...pribumi dunia menutupi
Mereka tak mengerti apa yang mereka perbuat
Â
Ibuk, masihkah ada doamu untuk dunia?
17 tahun tak bersua
Doamu urung tertangkap telinga
Kata mereka selalu ada tawa di rumahNya
Bukan bidadari berlenggak lenggok
Namun puluhan jiwa terbebaskan
Jadi haruskah aku tetap....
....mengoleskan abu di kepala...
Saat di rumahNya dirimu bertelut untuk dunia?
Ahh aku hanya bergelut kekosongan diri
Kasihmu tak berahkir sepanjang galah
Tak hanya saat gemerincing pohon natal
Tak hanya membentur tembok ibadah
Tak lagi Stroge....Hanya Agape
Di doa ibuku, nama kita disebut
Kita....dunia dan saya