UMKM merupakan usaha perekonomian negara dengan kontribusinya yang sangat besar. Kontribusi yang sangat besar ini meliputi penyerapan produk domestik, tenaga herja dan juga pemenuhan keperluan masyarakat secara luas Meskipun usaha tersebut terbilang usaha dengan skala kecil, akan tetapi mampu memberikan keuntungan yang tidak sedikit untuk pelaku usaha yang menggelutinya.
Semua hal pasti memiliki 2 sisi yang baik dan buruk. Begitupun juga dengan UMKM yang terdapat untung dan rugi. Dengan fleksibilitas dan ukurannya yang kecil, usaha kecil menengah mempunyai banyak keunggulan dalam menjalankan usahanya, terutama dari segi pembentukan dan operasional. Berikut yang termasuk keunggulan dari UMKM:
1. Kecepatan Inovasi.
Kekuatan dalam menjalankan bisnis, tidak adanya hirarki dan kontrol yang terlalu kaku seperti perusahaan besar kebanyakan dimana membuat para pekerjanya memiliki gerak yang lebih luas dan dapat menyumbangkan ide mereka. Bisnis dengan skala yang kecil dan memiliki kebebasan lebih dibandingkan dengan bisnis besar membuat pekerjanya dpat secara leluasa menyalurkan ide-ide secara kreatif dan inovatif yang belum memiliki banyak pesaing. Tidak hanya itu, produk-produk dan ide-ide baru tersebut dapat dirancang, digarap, dan diluncurkan dengan segera.
2. Menciptakan Lapangan Kerja.
Pemilik bukanlah satu-satunya orang yang mendapatkan keuntungan dalam membangun usaha kecil menengah. Pemerintah dan masyarakat pun juga banyak diuntungkan dari usaha ini. Karena dengan banyaknya usaha keci menengah yang tumbuh di Indonesia, semakin banyak lapangan pekerjaan yang tercipta dan juga peningkatan penghasilan dalam negeri. Maka dari itu tidak heran usaha kecil menengah menjadi salah satu kekuatan penggerak roda perekonomian di Indonesia.
3. Fokus Dalam Satu Bidang.
Usaha kecil menengah tidak wajib untuk selalu mengikuti permintaan pasar seperti layaknya perusahaan besar yang selalu mengikuti arus pertumbuhan jaman. Usaha ini dapat fokus dalam satu bidang usaha tertentu. Untuk mengembangkan usahanya, pemilik bisa menghadirkan inovasi-inovasi atau ide kreatif yang bisa diaplikasikan pada produk yang dijual. Contohnya, sebuah usaha kerajinan rumahan bisa fokus menggarap satu model atau jenis kerajinan.
4. Kebebasan Menentukan Harga.
Usaha kecil menengah memiliki kekuatan lebih dalam menentukan harga barang maupun produksi jasa dibandingkan dengan usaha besar. Hal ini karena pemilik UKM sendirilah yang memegang aset dan sumber kekayaan juga hasil produksi sehingga mereka lebih leluasa dalam menentukan harga barang yang mereka jual ke pasaran.
5. Fleksibilitas Operasional.
Usaha kecil menengah biasanya dikelola oleh tim kecil yang masing-masing anggotanya memiliki wewenang untuk menentukan keputusan. Hal ini lah yang membuat pergerakan dalam bisnis UKM lebih fleksibel dan membuat para karyawan yang bekerja memiliki ruang gerak dan ruang berpikir yang lebih luas. Selain itu, kecepatan reaksi bisnis ini terhadap segala perubahan seperti trend produk, selera konsumen,dll cukup tinggi, sehingga bisnis skala kecil ini lebih kompetitif.
6. Biaya Operasional yang Rendah.
Kebanyakan usaha kecil menengah bekerja dari domisilinya masing-masing tanpa memiliki ruang perkantoran yang tetap. Meski begitu, hal ini juga dapat menjadi salah satu keuntungan dalam bisnis UKM. Mengapa? karena biaya operasional yang dikeluarkan oleh perusahaan tidak terlalu besar. Apabila dilihat lebih jauh lagi, usaha kecil menengah mendapatkan biaya sokongan dari pemerintah, organisasi non-pemerintah dan bank dalam bentuk kemudahan pajak, donasi atau uang tunai secara langsung. Faktor ini menjadi dukungan besar bagi para usahawan yang menjalankan usaha kecil menengah.
Seperti yang sudah disebutkan sebelumnya, selain banyak keunggulan dalam menjalankan usaha kecil menengah, akan tetapi para usahawan tidak boleh melupakan bahwa ada juga beberapa kelemahan dalam menjalankan bisnis UKM ini. Berikut adalah beberapa kekurangan di usaha kecil menengah :
1. Sedikitnya Anggaran dan Pembiayaan.
Usaha berskala kecil biasanya memiliki anggaran yang lebih kecil dibandingkan dengan perusahaan besar dalam menjalankan usahanya. Hal ini disebabkan karena sumber anggaran modal biasanya hanya bersumber dari pemilik usaha saja. Sumber dana pemiliki usaha sendiri pun bisa beragam seperti pinjama atau kredit usaha. Oleh karena itu, para usahawan UKM harus mengatur anggaran se-efisien mungkin demi kelancaran operasional usaha. Kekurangan pembiayaan operasional yang tidak dicegah bisa mengakibatkan pailit, sebab kapasitas UKM untuk membayar hutang hampir tidak ada.
2. Waktu yang Singkat Untuk Melengkapi Kebutuhan.
Sebab sedikitnya para pengambil keputusan dalam usaha kecil menengah, para usahawan terpaksa harus pontang-panting berusaha memenuhi kebutuhan pokok bisnisnya seperti produksi, sales dan marketing. Hal ini bisa mengakibatkan tekanan yang cukup besar dan membuat para usahawan menjadi tidak fokus dalam menyelesaikan permasalahan satu persatu.
3. Manajemen Karyawan.
Karena memiliki lingkup kerja bisnis yang lebih kecil dibandingkan bisnis besar, usaha UKM biasanya memiliki kelemahan dalam manajemen karyawan dimana pemilik akan kesulitan dalam pembagian kerja yang proposional pada karyawan. Hal ini terjadi karena biasanya bisnis usaha ini memiliki karyawan yang terbatas sehingga mereka terkadang harus melakukan dua atau lebih pekerjaan sekaligus hingga terkadang bekerja melewati batasan jam kerja.
Selain itu, terbatasnya pekerja juga bisa menimbulkan masalah, salah satunya adalah ketika pekerja mengundurkan diri atau berhenti secara tidak langsung akan membuat pemiliki kesulitan dalam mencari pengganti pekerja. Tidak hanya itu, hal ini juga akan memakan waktu yang mana bisa menyebabkan jalannya produksi bisa terhambat.
4. Tekanan Dari Luar.
Tidak hanya tekanan dari dalam perusahaannya sendiri, tetapi tekanan yang dialami oleh usaha kecil menengah dari luar juga banyak menghadang. Biasanya tekanan ini berasal dari kompetitor - kompetitor bisnis usaha serupa yang dijalankan. Contohnya seperti apabila bisnisnya menerima order dalam jumlah yang besar tanpa adanya daya produksi yang mengimbangi atau adanya kemungkinan dari perusahaan lebih besar yang melancarkan serangan yang tidak fair demi menyingkirkan pesaing potensialnya.
5. Kurangnya Tenaga Ahli.
Usaha kecil menengah kebanyakan tidak mampu untuk membayar jasa tenaga ahli untuk mengerjakan pekerjaan tertentu yang disebabkan karena keterbatasan dana yang dimiliki. Hal ini merupakan kelemahan terbesar bagi para usaha kecil menengah apabila dibandingkan dengan lembaga bisnis besar yang mampu mempekerjakan orang yang sudah ahli dalam bidangnya. Akibatnya, kemampuan bersaing bisnis skala kecil di pasar yang luas menjadi sangat kecil.
Demikianlah kekurangan dan kelebihan dalam menjalankan usaha kecil menengah di Indonesia, yang mana bisa menjadi pertimbangan ketika Anda ingin membuat bisnis UKM. Â
Dalam hal pertimbangan dalam menjalankan bisnis dan memilih jalur bisnis, tentunya yang pelaku harus memiliki dasar yang kuat . hanya saja , memiliki bisnis kecil level UKM tidak menjaminkan yang bersangkutan lepas dari potensi kerugian. menariknya lambatnya keuntungan usaha kerap di sebabkan oleh hal-hal sepele. Berikut adalah kesalahan pelaku UMKM yang dapat merugikan bisnis :
• Teledor akan permodalan
Dalam persoalan permodalan bisa menjadikan jebakan yang merugikan bagi pembisnis . meski binis yang di jalankan cuma sekedar UKM, seharusnya anda bisa memahami permodalan agar bisinis yang di jalankan lancar . jika tidak anda akan gagal mengerti kapan seharusnya membuka diri terhadap suntikan modal baru . Entah karena ego ataupun apapun itu yang bersifat non teknis . Anda tidak akan sadar bahwa kondisi dana yang tak memadai bisa jadi merupakan sinyal untuk mulai menemukan investor baru. Apalagi saat bank menolak pemberian kredit, kemungkinan ada baiknya anda berselancar di internet untuk menemukan permodalan daring. Akan tetapi, hal ini sebaliknya juga bisa terjadi , dimana anda meminjamkan terlalu banyak uang. Risikonya itu tidak hanya terletak pada kesulitan melunasi pinjaman, melainkan merusak kredibilitas karena kredit rating yang anjlok. Dan yang terakhir sulit diperbaiki karena menyangkut trust.
• Kurang memahami tahapan bisnis
Pembisnis harus memahami tahapan bisnis tersebut, agar bisnis tersebut berjalan mulus. Bisnis itu layaknya makhluk yang memiliki tahapan yang dimulai dari pertumbuhan , yang di tandai oleh itensitas tinggi dalam penentun strategi perusahaan yang di ikuti oleh tahapan penghantar produk dan jasa. Posisi ini terkait erat dengan hasil penentuan strategi perusahaan. Yang terakhir adalah tahap operasi. Tahap ini menentukan siapa yang paling bertanggung jawab atas pekerjaan atau aktifitas tertentu.
• Kurang menguasai persoalan keuangan
Nah di masalah ini perseolan keuangan itu sangat bagi pembisnis , oleh karena itu jangan meremehkan arus keuangan , karena setiap bisnis yang ingin mendapat keuntungan nyata dan bekerja secara sistematis haruslah mencatat berbagai aktifitas finansial mula dari yang paling kecil maupun yang paling besar. Parahnya , banyak pengusaha yang tidak mau belajar dan memahami bagaimana cara membaca cash flow dan hanya pokus soal produk atau pemasaran saja. Namun, dari semua kesalahan terkait keuangan , kebiasaan yang mencampur aduk rekening usaha dan rekening pribadi merupakan yang paling fatal.
• Tidak memahami teknis periklanan
Dalam hal permasalahan periklanan , ada saja yang terjebak dalam tehnis periklanan . Tidak sedikit iklan usaha yang salah sasaran . kebanyakan pengusaha menggunakan pola pikir pribadi dalam menilai iklan yang efektif . padahal, kebanyakan orang atau calon konsumen tidak menyimak iklan . banyak pengusaha sekarang ini yang menganggap akun medsos mereka bisa di pakai layaknya papan iklan raksasa di jalanan. Kalau ingin produk atau jasa laku anda harus berinteraksi antar sesama dan mulailah berhenti hidup di dunia maya.
• Salah memperhitungkan ongkos produksi
Dalam hal ini banyak pengusaha memandang pasar sebagai tantangan yang harus ditaklukan. Oleh karena itu mau tak mau, guna memikat konsumen dan memenangkan persaingan, mereka menempatkan harga yang terlampau murah untuk produk barang atau jasa yang di berikan. Hal ini bisa jadi bumerang mengingat ini berarti pengusaha tidak menghargai upaya pribadi maupun karyawan.
Caranya, ketahuilah dimana kompetitor anda menghabiskan ongkos produksi dan jangan pernah menjadikan ' yang paling murah di pasar ' guna dapat memenangkan persaingan. Yang pasti , jangan pernah ragu dan segan untuk menagih begitu produksi barang atau jasa , anda telah diberikan karena hal itu menyangkut citra anda dimata konsumen dan juga nama perusahaan.
• Merekrut orang yang salah
Terkait dengan persoalan ini , pengusaha harus bisa memastikan orang yang telah di rekrut untuk posisi yang di sediakan. Oleh karena itu jangan sampai merekrut orang yang tidak sesuai posisi tersebut . dan pastikan pula telah memiliki tenaga pelayanan pelanggan yang handal karena costamer servise merupakan benteng pertahanan anda pasca penghantaran produk atau jasa pada klien.
• Kurang memahami diri sendiri
Nah dalam hal ini kita harus bisa memahami diri kita sendiri dengan karakter personal di mana gaya hidup pengusaha menjadi sorotan . jangan sampai hanya karena gengsi , anda memutuskan untuk memilih bisnis skala besar dengan kapasitas produk tinggi . ini bisa membuat diri kita sendiri setres menghadapi masalah yang terjadi . jangan terjebak pada pencitraan yang tidak semestinya.
Nah itu beberapa kesalahan pelaku UMKM yang dapat merugikan bisnisnya tersebut, jadi kita harus memahami kesalahan dan tahapan yang membuat bisnis menjadi kacau. menjadi pembinis itu artinya menjadi sosok yang rasional dan sanggup bertanggung jawab setiap rupiah yang masuk dan keluar dari kantong anda .
Usaha mikro sendiri umumnya memiliki aset dengan min. Rp. 50 Juta . omzet nya maks. Berada pada kisaran Rp. 300 Juta per tahun. Itulah kenapa bisnis pada kategori mikro juga bisa membuka peluang kerja bagi banyak orang
Usaha kecil yaitu , memiliki nilai aset maks. Rp. 50 Juta hingga Rp. 500 Juta . sedangkan omzet yang di terima mulai dari Rp. 300 Juta hingga Rp. 2 miliyar petahunnya. Untuk usaha menengah biasanya memiliki nilai aset mulai dari Rp. 500 Juta hingga 10 miliyar. Untuk omzet yang di dapat mulai dari Rp.2.500 Juta hingga Rp.50 miliyar.
Usaha mikro kecil dan menengah ternyata tidak hanya menguntungkan dari sisi mengelolaannya saja. Bahkan masyarakat sekitar dan juga negara turut merasakan manfaatnya.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H