DUKA SEPAK BOLA INDONESIA
(Sebuah nasib malang di Tanah Malang)
    Oleh : Vienna Mariska Septiana
Lebih dari seratus orang telah kehilangan nyawa
Tragedi kematian terbesar dalam sejarah sepak bola Indonesia
Bahkan nomor dua di dunia
Melebihi bencana dan sangatlah tidak terkira
Jika sudah begini,
Sekarang siapa yang harus disalahkan?
Siapa yang harus dituntut untuk mempertanggungjawabkan?
Apakah suporter yang masuk lapangan atas dasar ketidakpuasan dan kekecewaan ?
Atau mungkin panitia yang mencetak tiket dengan tidak sesuai standar dan peraturan?
Apakah penyelenggara liga yang menggelar laga terlalu malam tanpa mempertimbangkan berbagai saran dan masukkan?
Atau kah aparat yang menembakkan gas air mata ke tempat orang-orang bahkan anak kecil yang hanya ketakutan?
Pintu ditutup dengan rapat
Gas air mata menyasar dengan tidak tepat
Mereka berdesakkan dengan begitu kuat
Berjatuhan dengan sangat hebat
Lebih dari seratus nyawa hilang di Kanjuruhan
Mereka datang dengan harapan pulang membawa kemenangan
Mereka berdiri atas dasar mendukung sang kebanggaan
Kemudian mereka menangis karena kekecewaan
Dan pada akhirnya mereka pulang membawa duka yang mendalam
Tidak ada hiburan,
Tidak ada nama lagi nama kebanggaan
Tak ada hiburan serta sedikit pun kemenangan yang setara dengan nyawa yang hilang
Jika sudah begini adanya,
Lebih baik Indonesia tanpa sepakbola dari pada harus merelakan hilangnya sebuah nyawa
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H