Mohon tunggu...
Vienesha
Vienesha Mohon Tunggu... -

Selanjutnya

Tutup

Money

The Theory and Impact of Free Trade in Developing Country

20 Oktober 2016   21:23 Diperbarui: 21 Oktober 2016   06:57 944
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Sudah seharusnya kita memahami bahwa dalam kehidupan kita sehari-hari, berbagai keputusan yang kita ambil akan memberikan dampak tidak hanya kepada diri kita sendiri tetapi juga orang lain. Sebelum membahas mengenai perdagangan bebas, perlu kita ketahui terlebih dahulu bahwa perdagangan itu sendiri adalah kegiatan pertukaran barang atau jasa yang terjadi berdasarkan sebuah kesepakatan, sedangkan perdagangan bebas adalah kebijakan yang membuat pertukaran barang dan jasa menjadi tanpa diskriminasi impor maupun ekspor. Seperti yang kita ketahui bahwa pemerintah memiliki peranan dalam melindungi produsen dalam negeri dengan menetapkan kuota impor dan tariff dalam kegiatan ekspor dan impor.

Yang pertama yang perlu kita perhatikan adalah bahwa di dalam Ilmu Ekonomi sendiri, ada tiga prinsip ekonomi yang membahas mengenai bagaimana masyarakat atau sekelompok orang saling berinteraksi satu sama lain. Prinsip-prinsip tersebut adalah Trade Can Make Everyone Better Off, Markets Are Usually a Good Way to Organize Economic Activity, Governments Can Sometimes Improve Market Outcomes. 

Xby TurboMac    Xby TurboMac    Xby TurboMac     Xby TurboMac     Xby TurboMac     Xby TurboMac      Xby TurboMac     Xby TurboMac     Xby TurboMac      

Perdagangan bebas berkaitan dengan prinsip pertama, Trade Can Make Everyone Better Off, yang menjelaskan bahwa sebenarnya dahulu masyarakat memenuhi kebutuhan hidupnya dengan usahanya sendiri meskipun mereka tidak ahli dalam hal itu, sehingga hasilnya pun tidak maksimal. Contoh, jika ingin mempunyai sepatu maka mereka berusaha membuat sepatu itu sendiri padahal mereka tidak ahli dalam membuat sepatu sehingga akhirnya pun tidak maksimal.

Berbeda jika sebuah negara atau individu melakukan pertukaran atau barter. Ketika masyarakat mulai memasuki tahap barter dalam memenuhi kebutuhan hidupnya, setiap orang mulai berspesialisasi dalam memproduksi barang. Mereka melakukan spesialisasi karena mereka sadar bahwa mereka tidak dapat membuat semua barang secara maksimal atau dalam kata lain mereka hanya ahli dalam membuat barang-barang tertentu saja. Saat mereka melakukan spesialisasi, mereka memilih sebuah produk atau barang yang mereka rasa dapat mereka hasilkan secara maksimal. Kemudian mereka akan melakukan barter atau pertukaran untuk mendapatkan produk lain yang dapat memenuhi kebutuhan mereka yang lain juga. Contoh, A ahli dalam membuat sepatu. B ahli dalam menghasilkan baju. A dan B saling berspesialisasi dalam membuat barang yang mereka rasa mereka ahli dalam membuatnya. Kemudian A dan B akan melakukan barter karena A pasti akan membutuhkan baju dan B akan membutuhkan sepatu. Dalam hal ini, barter berhasil dilakukan. Tetapi dalam kenyataannya, dalam lingkup ekonomi yang lebih luas, banyak orang yang melakukan barter dan juga berspesialisasi dalam membuat produk yang bisa saja sama dengan yang lain. Hal ini akan menimbulkan kekalahan dalam bersaing untuk mendapatkan barter dan ini akan menyebabkan orang mulai menyadari ketidakahliannya dan beralih ke keahlian lain.

Barter atau pertukaran yang sederhana tersebut dapat menjadi salah satu contoh perdagangan yang berhasil. Namun sayangnya, kebutuhan setiap orang menjadi lebih kompleks, keinginan setiap orang pun menjadi lebih banyak, dan sulitnya mencari barang yang sebanding untuk ditukarkan menyebabkan barter atau pertukaran barang sudah tidak lagi atau jarang dilakukan. 

Namun pada intinya, pertukaran di antara dua negara atau individu dapat membuat mereka menjadi lebih baik karena mereka akan bekerja sesuai dengan keahliannya masing-masing dan biaya untuk melakukan produksi pun akan menjadi lebih kecil daripada mereka harus mengeluarkan biaya untuk memproduksi sesuatu yang mereka tidak ahli yang kemudian tidak dapat digunakan secara maksimal. Berbeda jika mereka melakukan pertukaran, mereka akan tetap mengeluarkan biaya tetapi untuk sesuatu yang mereka ahli dalam membuatnya yang kemungkinan akan berhasil ditukarkan dengan barang lain yang mereka butuhkan dan telah maksimal diproduksi oleh orang lain.

Berdasarkan prinsip pertama tersebut, dapat disimpulkan bahwa memang perdagangan atau pertukaran dapat membuat setiap orang menjadi lebih baik atau dapat meningkatkan kesejahteraan masyarakat secara umum. Prinsip ini dapat menjadi sebuah pengantar untuk masuk ke dalam pembahasan mengenai perdagangan bebas. 

Seperti yang kita ketahui bahwa setiap individu tidak dapat memenuhi kebutuhan mereka sendiri serta tidak dapat memproduksi semua barang dan jasa dikarenakan kelangkaan sumber daya. Maka dari itu, di dalam sebuah negara, setiap individu di dalamnya akan melakukan perdagangan dan pertukaran barang serta jasa satu sama lain. Bahkan jika melihat lingkup yang lebih luas, yaitu dunia, yang di dalamnya terdapat berbagai macam negara, hal itu pun juga berlaku.

Melihat kenyataan bahwa memang setiap individu maupun negara tidak dapat memenuhi kebutuhan mereka sendiri maka mereka melakukan perdagangan yang tidak hanya di dalam negeri tetapi juga dengan negara-negara lain. Seperti hal nya yang sudah tidak asing dibicarakan dan mulai dipromosikan, yaitu MEA (Masyarakat Ekonomi ASEAN) dan AFTA (ASEAN Free Trade Area). Sebelum membahas lebih lanjut mengenai MEA dan AFTA, dampak perdagangan bebas terhadap kesejahteraan masyarakat dan total surplus dapat dilihat melalui kurva di atas.

Melalui kurva dapat dilihat bahwa dengan adanya perdagangan bebas, konsumen akan diuntungkan sedangkan kesejahteraan produsen akan berkurang. Hal ini dikarenakan saat perdagangan bebas sudah masuk ke dalam suatu negara, produsen dalam negeri dan luar negeri akan bersaing secara bebas. Saat bersaing secara bebas, produsen luar negeri akan bebas memasukkan produknya tanpa adanya batasan impor di negara tersebut yang kemudian akan mendesak produsen dalam negeri. Produsen luar negeri yang memasukkan barangnya ke suatu negara, pasti akan menjual produk sesuai dengan world price. Ini akan semakin mendesak produsen dalam negeri apabila world price ternyata berada di bawah harga domestik. 

Xby TurboMac     

Saat world price berada di bawah harga domestik, berarti produsen dalam negeri harus menurunkan harga produknya atau konsumen akan beralih ke produk luar negeri. Hal ini berarti akan mengakibatkan kesejahteraan produsen dalam negeri akan berkurang karena keuntungan yang seharusnya mereka dapatkan dari produk yang mereka jual kini tergantikan oleh produk luar negeri. Jika produk dalam negeri tidak menyesuaikan harga maupun keinginan konsumen, maka produk luar negeri yang masuk secara bebas ke negera tersebut akan terus memperkecil dan mendesak kesejahteraan produsen dalam negeri. 

Tetapi meskipun kesejahteraan produsen dalam negeri berkurang, kesejahteraan konsumen dalam negeri justru meningkat. Hal ini dikarenakan ketika harga domestik jatuh mendekati world price, konsumen akan mendapatkan kenikmatan dalam membeli barang domestik dengan harga yang lebih murah dari sebelumnya. Di satu sisi (produsen) kesejahteraan menurun tetapi di sisi lain (konsumen) kesejahteraan meningkat. Jika melihat secara keseluruhan, maka sebenarnya total kesejahteraan di dalam negara tersebut adalah meningkat.

Dapat dilihat di dalam kurva bahwa meskipun kesejahteraan produsen turun, nyatanya kenaikkan kesejahteraan konsumen jauh lebih besar dari penurunan kesejahteraan produsen sehingga total kesejahteraan sebuah negara akan meningkat. Sehingga dapat disimpulkan bahwa dengan adanya perdagangan bebas di dalam negara pengimpor, kesejahteraan konsumen meningkat, kesejahteraan produsen dalam negeri menurun, tetapi total kesejahteraan negara meningkat dan ini secara sekilas dapat diartikan bahwa perdagangan bebas berdampak baik bagi kesejahteraan suatu negara.

Berdasarkan prinsip ekonomi dan juga teori mengenai perdagangan bebas yang menyatakan bahwa adanya perdagangan membuat setiap orang menjadi lebih baik dan perdagangan bebas dapat meningkatkan kesejahteraan sebuah negara secara umum. Apakah berlaku juga di Indonesia?

Indonesia kini sudah mulai mempersiapkan diri dalam menghadapi MEA dan AFTA. Banyak pro dan kontra mengenai keikutsertaan Indonesia di dalam perdagangan bebas. Banyak pihak yang berpikir bahwa dengan adanya perdagangan bebas akan menimbulkan dampak baik. Salah satu dampak baiknya adalah konsumen dapat memilih produk-produk yang bervariasi, yang semakin detail dalam memenuhi keinginan konsumen. Dampak lainnya adalah suatu negara akan mempunyai daya saing yang tinggi dan ini akan meningkatkan produktivitas dari negara tersebut. Hal ini dikarenakan suatu negara akan benar-benar berusaha dan meningkatkan kerjanya agar dapat bersaing dan bertahan di dalam perdagangan bebas.

Meskipun begitu, ada dampak negatif di balik perdagangan bebas. Perdagangan bebas di suatu negara berkembang akan menyebabkan industri-industri kecil di negara tersebut menjadi terhambat hingga tutup dikarenakan ketidakmampuan mereka dalam bersaing harga dengan produsen luar negeri. Belum adanya kesiapan serta manajemen yang baik untuk bertahan di dalam perdagangan bebas.

Dampak negatif lainnya adalah melihat kenyataan bahwa negara berkembang adalah negara yang masih bergantung pada sumber daya alamnya yang melimpah dalam memproduksi sesuatu. Negara berkembang dikenal sebagai negara yang kaya akan sumber daya sehingga hal ini menyebabkan banyak negara maju yang menjadikan negara berkembang sebagai tempat mereka memproduksi suatu barang untuk perusahaan di negara lain. Ketersediaan sumber daya yang melimpah terkadang membuat orang menjadi malas untuk berpikir dalam menghasilkan suatu inovasi baru. 

Xby TurboMac     

Sedangkan sebagian orang di negara maju terus berpikir untuk menghasilkan suatu produk disaat sumber daya alam di negaranya terbatas dan akhirnya akan tercipta sebuah produk yang tidak biasa. Kini negara-negara maju sudah dapat menghasilkan produk yang sangat berkualitas dengan teknologi-teknologi yang canggih sehingga menyebabkan sebagian orang di dalam negara berkembang justru lebih memilih untuk menjadi konsumtif dan menyerahkan pembuatan produk ke negara-negara maju.

Dampak negatif lain yang dapat terjadi di negara berkembang seperti Indonesia adalah melihat kenyataan bahwa sebagian masyarakat lebih menyukai produk luar negeri dibandingkan produk dalam negeri. Hal ini akan mengakibatkan permintaan akan produk dalam negeri berkurang, harga jatuh, dan membuat produsen dalam negeri kesulitan bersaing hingga menutup usahanya. Dikarenakan negara berkembang dikenal sebagai negara yang kaya akan sumber daya nya maka faktor alam juga akan mempengaruhi negara berkembang dalam memaksimalkan penggunaan sumber dayanya dalam memproduksi sesuatu.

Melihat banyaknya dampak positif dan negatif dari perdagangan bebas di suatu negara berkembang, maka negara berkembang seperti Indonesia sudah harus mulai mengantisipasi dampak-dampak negatif tersebut dan mulai mencari keunikan dan keahlian agar dapat bersaing dengan produk-produk luar negeri. Mengingat bahwa dengan melakukan spesialisasi akan membuat kita menjadi lebih baik dalam menghasilkan sesuatu dan bersaing.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Money Selengkapnya
Lihat Money Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun