Mohon tunggu...
Viena Fahira
Viena Fahira Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa Teknik Industri

18

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Toleransi: Perintah dari Tuhan dan Negara yang Sulit Terwujud

19 November 2021   14:00 Diperbarui: 20 November 2021   13:25 412
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Dosen Pengampu : Dr. Ira Alia Maerani, S.H., M.H

Penulis : Viena Fahira Mahasiswa Universitas Islam Sultan Agung Semarang, Fakultas Teknologi Industri , Program Studi Teknik Industri

Indonesia merupakan negara yang memiliki banyak keberagaman, salah satunya keberagaman dalam beragama. Ada beberapa agama yang diakui secara resmi di Indonesia, dan terdapat pula beberapa agama dan kepercayaan lokal yang ada di Indonesia. 

Di Indonesia, umat berbeda agama dapat hidup dalam satu tempat yang sama. Namun sayangnya, saat tinggal bersama tersebut, kerap kali terjadi perselisihan dan konflik yang diakibatkan oleh adanya rasa fanatik terhadap agamanya.

Setiap tahunnya, selalu ditemukan konflik terkait perselisihan agama di Indonesia. Misalnya permasalahan pelarangan pembangunan tempat ibadah, teguran terhadap kegiatan keagamaan, perusakan kegiatan ritual kepercayaan, dan konflik-konflik agama dan kepercayaan lainnya. 

Kurangnya rasa toleransi beragama telah menimbulkan adanya konflik antar agama di Indonesia. Padahal, rasa toleransi merupakan suatu hal yang penting dalam membangun lingkungan yang harmonis tanpa adanya konflik terkait suatu perbedaan.

Toleransi telah menjadi nasihat lama yang kian hari semakin tak terlihat wujudnya. Meskipun telah sekian lama digaungkan, toleransi di Indonesia masih terbilang kecil. Masyarakat seolah bebal dengan nasihat-nasihat terkait toleransi yang telah diberikan oleh pihak-pihak terkait. 

Dalih bela agama kerap kali digunakan dalam menciptakan konflik terhadap umat beragama lainnya. Misalnya, menggunakan alasan agamanya sendiri untuk melarang pembangunan tempat ibadah agama lain. 

Padahal, di agama manapun tidak diajarkan berlaku demikian. Agama mengajarkan rasa toleransi dalam kehidupan sosial. Misalnya, agama Islam yang mengajarkan umatnya untuk saling menghargai sesama dan memiliki rasa toleransi yang tinggi terhadap umat beragama lainnya.

Dalam Islam, perintah terkait toleransi telah difirmankan oleh Allah SWT dalam beberapa ayat Alqurannya. Salah satunya terdapat dalam QS Al-Kafirun ayat 1-6, berbunyi

قُلْ يَا أَيُّهَا الْكَافِرُونَ . لَا أَعْبُدُ مَا تَعْبُدُونَ . وَلَا أَنْتُمْ عَابِدُونَ مَا أَعْبُدُ . وَلَا أَنَا عَابِدٌ مَا عَبَدْتُمْ . وَلَا أَنْتُمْ عَابِدُونَ مَا أَعْبُدُ . لَكُمْ دِينُكُمْ وَلِيَ دِينِ

Artinya : "Katakanlah (Muhammad): ‘Wahai orang-orang kafir! Aku tidak akan menyembah apa yang kamu sembah, dan kamu bukan penyembah apa yang aku sembah, dan aku tidak pernah menjadi penyembah apa yang kamu sembah, dan kamu tidak pernah (pula) menjadi penyembah apa yang aku sembah, untukmu agamamu, dan untukku agamaku’,” (QS Al-Kaafirun: 1-6).

Enam ayat dalam surat al-kafirun tersebut mengajarkan manusia untuk tidak mencampuri urusan Agama orang lain, dan berfokus hanya kepada agamanya sendiri. Ayat tersebut pun mengajarkan umat manusia bahwa agama merupakan urusan masing-masing setiap manusia. Firman Allah lainnya yang memerintahkan umatnya untuk memiliki rasa toleransi terdapat dalam QS Al-Hajj ayat 40, berbunyi

ٱلَّذِينَ أُخْرِجُوا۟ مِن دِيَٰرِهِم بِغَيْرِ حَقٍّ إِلَّآ أَن يَقُولُوا۟ رَبُّنَا ٱللَّهُ ۗ وَلَوْلَا دَفْعُ ٱللَّهِ ٱلنَّاسَ بَعْضَهُم بِبَعْضٍ لَّهُدِّمَتْ صَوَٰمِعُ وَبِيَعٌ وَصَلَوَٰتٌ وَمَسَٰجِدُ يُذْكَرُ فِيهَا ٱسْمُ ٱللَّهِ كَثِيرًا ۗ وَلَيَنصُرَنَّ ٱللَّهُ مَن يَنصُرُهُۥٓ ۗ إِنَّ ٱللَّهَ لَقَوِىٌّ عَزِيزٌ

Artinya: “(Yaitu) orang-orang yang telah diusir dari kampung halaman mereka tanpa alasan yang benar, kecuali karena mereka berkata: ‘Tuhan kami hanyalah Allah’. Dan sekiranya Allah tiada menolak (keganasan) sebagian manusia dengan sebagian yang lain, tentulah telah dirobohkan biara-biara Nasrani, gereja-gereja, rumah-rumah ibadat orang Yahudi dan masjid-masjid, yang di dalamnya banyak disebut nama Allah. Sesungguhnya Allah pasti menolong orang yang menolong (agama)-Nya. Sesungguhnya Allah benar-benar Maha Kuat lagi Maha Perkasa (QS Al-Hajj: 40).

Perintah untuk memiliki rasa toleransi telah ada di dalam beberapa ayat dalam Alquran. Sungguh suatu dosa besar apabila manusia, khususnya umat Islam, menggunakan dalil agama untuk menciptakan konflik antar agama. 

Padahal, sudah jelas tertuang dalam Alquran bahwasanya Allah SWT memerintahkan umatnya untuk memiliki rasa toleransi yang tinggi terhadap umat beragama lainnya, dan tidak ada satupun ayat yang memerintahkan umat muslim untuk memerangi saudaranya sendiri.

Tuhan telah mengajarkan rasa toleransi kepada umat manusia dalam beberapa ayat sucinya, lantas mengapa manusia sebagai hamba-nya berlaku keji dengan melakukan tindakan-tindakan yang tidak dilandasi rasa toleransi?.

Padahal dengan memiliki rasa toleransi yang tinggi, masyarakat Indonesia dapat mewujudkan lingkungan masyarakat yang aman dan damai bagi semua orang. Toleransi memperkuat jalinan persaudaraan di antara masyarakat Indonesia. Selain itu, rasa toleransi pun dapat meminimalisir terjadinya konflik antar agama di Indonesia. Sehingga, Indonesia dapat menjadi negara yang ramah dan aman bagi umat beragama apapun.

Dorongan untuk memiliki rasa toleransi, selain telah diperintahkan oleh Tuhan dalam ajaran-ajaran agamanya, juga telah diajarkan dalam ideologi negara Pancasila

Dalam sila pertama Pancasila yang berbunyi "Ketuhanan Yang Maha Esa", secara tersirat masyarakat Indonesia diajarkan untuk memiliki rasa toleransi yang tinggi terhadap umat beragama lainnya. Sila pertama Pancasila tersebut bermakna bahwa setiap masyarakat Indonesia berhak memilih kepercayaan dan agama yang hendak dianutnya. 

Kebebasan dalam memilih kepercayaan tersebut, sudah semestinya tidak diganggu gugat oleh masyarakat lainnya. Dalam hal ini, jelas bahwa sila pertama dalam Pancasila mengajarkan masyarakat Indonesia untuk memiliki rasa toleransi dan membebaskan masyarakat lainnya untuk menganut suatu kepercayaan.

Toleransi merupakan suatu sikap yang telah diajarkan oleh Tuhan dan negara. Namun pada kenyataannya, penerapan dari toleransi masih sulit untuk diwujudkan. 

Hal ini dibuktikan dengan berbagai permasalahan terkait konflik keagamaan yang terjadi di Indonesia. Dengan melihat manfaat yang didapatkan dari rasa toleransi yang telah dijelaskan di atas, diharapkan semakin banyak manusia yang sadar akan pentingnya toleransi. Sehingga, tumbuh benih-benih rasa toleransi dalam diri suatu individu.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun