Enam ayat dalam surat al-kafirun tersebut mengajarkan manusia untuk tidak mencampuri urusan Agama orang lain, dan berfokus hanya kepada agamanya sendiri. Ayat tersebut pun mengajarkan umat manusia bahwa agama merupakan urusan masing-masing setiap manusia. Firman Allah lainnya yang memerintahkan umatnya untuk memiliki rasa toleransi terdapat dalam QS Al-Hajj ayat 40, berbunyi
ٱلَّذِينَ أُخْرِجُوا۟ مِن دِيَٰرِهِم بِغَيْرِ حَقٍّ إِلَّآ أَن يَقُولُوا۟ رَبُّنَا ٱللَّهُ ۗ وَلَوْلَا دَفْعُ ٱللَّهِ ٱلنَّاسَ بَعْضَهُم بِبَعْضٍ لَّهُدِّمَتْ صَوَٰمِعُ وَبِيَعٌ وَصَلَوَٰتٌ وَمَسَٰجِدُ يُذْكَرُ فِيهَا ٱسْمُ ٱللَّهِ كَثِيرًا ۗ وَلَيَنصُرَنَّ ٱللَّهُ مَن يَنصُرُهُۥٓ ۗ إِنَّ ٱللَّهَ لَقَوِىٌّ عَزِيزٌ
Artinya: “(Yaitu) orang-orang yang telah diusir dari kampung halaman mereka tanpa alasan yang benar, kecuali karena mereka berkata: ‘Tuhan kami hanyalah Allah’. Dan sekiranya Allah tiada menolak (keganasan) sebagian manusia dengan sebagian yang lain, tentulah telah dirobohkan biara-biara Nasrani, gereja-gereja, rumah-rumah ibadat orang Yahudi dan masjid-masjid, yang di dalamnya banyak disebut nama Allah. Sesungguhnya Allah pasti menolong orang yang menolong (agama)-Nya. Sesungguhnya Allah benar-benar Maha Kuat lagi Maha Perkasa (QS Al-Hajj: 40).
Perintah untuk memiliki rasa toleransi telah ada di dalam beberapa ayat dalam Alquran. Sungguh suatu dosa besar apabila manusia, khususnya umat Islam, menggunakan dalil agama untuk menciptakan konflik antar agama.
Padahal, sudah jelas tertuang dalam Alquran bahwasanya Allah SWT memerintahkan umatnya untuk memiliki rasa toleransi yang tinggi terhadap umat beragama lainnya, dan tidak ada satupun ayat yang memerintahkan umat muslim untuk memerangi saudaranya sendiri.
Tuhan telah mengajarkan rasa toleransi kepada umat manusia dalam beberapa ayat sucinya, lantas mengapa manusia sebagai hamba-nya berlaku keji dengan melakukan tindakan-tindakan yang tidak dilandasi rasa toleransi?.
Padahal dengan memiliki rasa toleransi yang tinggi, masyarakat Indonesia dapat mewujudkan lingkungan masyarakat yang aman dan damai bagi semua orang. Toleransi memperkuat jalinan persaudaraan di antara masyarakat Indonesia. Selain itu, rasa toleransi pun dapat meminimalisir terjadinya konflik antar agama di Indonesia. Sehingga, Indonesia dapat menjadi negara yang ramah dan aman bagi umat beragama apapun.
Dorongan untuk memiliki rasa toleransi, selain telah diperintahkan oleh Tuhan dalam ajaran-ajaran agamanya, juga telah diajarkan dalam ideologi negara Pancasila.
Dalam sila pertama Pancasila yang berbunyi "Ketuhanan Yang Maha Esa", secara tersirat masyarakat Indonesia diajarkan untuk memiliki rasa toleransi yang tinggi terhadap umat beragama lainnya. Sila pertama Pancasila tersebut bermakna bahwa setiap masyarakat Indonesia berhak memilih kepercayaan dan agama yang hendak dianutnya.
Kebebasan dalam memilih kepercayaan tersebut, sudah semestinya tidak diganggu gugat oleh masyarakat lainnya. Dalam hal ini, jelas bahwa sila pertama dalam Pancasila mengajarkan masyarakat Indonesia untuk memiliki rasa toleransi dan membebaskan masyarakat lainnya untuk menganut suatu kepercayaan.
Toleransi merupakan suatu sikap yang telah diajarkan oleh Tuhan dan negara. Namun pada kenyataannya, penerapan dari toleransi masih sulit untuk diwujudkan.