Melihat saya yang semakin aktif di kegiatan film, membuat Bapak saya memiliki kekhawatiran. Terlebih dengan stigma yang kurang baik terhadap seorang pekerja seni, termasuk di bidang film. Mulai dari masa depan yang tidak terjamin, pergaulan yang sulit dikontrol, dan lain sebagainya. Beberapa kali Bapak meminta saya untuk mendaftar sebagai pekerja kantoran begitu menjelang lulus kuliah. Tapi tekat saya tetap bulat. Keinginan sebagi seorang penulis naskah justru semakin kuat. Seperti yang diungkapkan Robert Regan dan Lisa Laskow Lahey dalam The Real Reason People Won't Change, Â bagaimana persepsi membentuk realita kita sendiri. Saya yakin, dengan semua tekad, pandangan dan pemikiran dari semua proses yang telah saya lewati, akan membawa saya ke tahap semakin dekat dengan hal yang saya inginkan.
Berbagi Ilmu di Kampus Almamater
Setelah bekerja menjadi karyawan TV swasta dan staff di salah satu resort bintang tiga, saya berkesempatan untuk kembali ke kampus almamater, sebagai dosen pembimbing praktek di tahun 2020. Saya cukup percaya diri dengan pengalaman sebagai praktisi, namun tidak dengan kemampuan bicara di depan umum yang saya miliki. Sebelumnya, saya adalah tipikal orang yang sulit untuk menjelaskan sesuatu dengan jelas dan detail. Sejak kecilpun, banyak orang sekitar menilai saya sebagai anak yang pendiam dan pemalu. Tetapi, kali ini mau tidak mau saya harus belajar untuk berkomunikasi dengan baik di depan umum, sebagai kewajiban dalam memberikan materi dan membimbing para mahasiswa-mahasiswi di kampus. Rekan seprofesi saya, banyak memberi semangat moril agar saya dapat lebih percaya diri. Â
Saya juga mengamati bagaimana mereka dapat menyampaikan setiap informasi pada mahasiswa dengan tertata dan jelas. Perlahan, rasa percaya diri itu timbul, dan berganti menjadi antusiasme positif saat saya harus bicara di depan umum. Saya mulai nyaman untuk menerima tawaran mengisi seminar, workshop, dan menjadi narasumber di beberapa acara. Sekali lagi, saya merasa berada di lingkungan yang tepat, karena membawa semangat perubahan ke arah yang lebih baik.
Tahun ini (2023) genap empat tahun saya masuk ke industri film panjang. Rasanya, hampir setengah cita-cita saya sudah berhasil di raih. Beberapa film yang saya tulis berhasil meraih lebih dari satu juta penonton di bioskop. Sangat menyenangkan berada di posisi yang sebelumnya hanyalah angan-angan masa kecil. Tapi saya tidak ingin berpuas hati. Saya masih harus lebih banyak belajar, meningkatkan kualitas penulisan naskah, dan ingin dapat terus berprestasi di bidang perfilman. Tapi di sisi lain, saya juga memiliki pekerjaan lain sebagai pengajar, dan juga kembali menempuh bangku pendidikan di strata dua.
Banyaknya tugas kampus dan deadline naskah yang saling kejar, seringkali membuat saya kelelahan dan merasa penat. Belum lagi beberapa agenda keluar kota untuk meeting project, shooting, dan premiere film, menjadikan waktu sebagai sesuatu yang sangat berharga. Tantangan besar bagi saya agar dapat membagi waktu antara karir dan pendidikan. Saya belajar untuk menentukan prioritas pada setiap aspek kehidupan. Saya mencoba untuk lebih disiplin dengan waktu, agar dapat efisien mengerjakan setiap tugas dan kewajiban saya sebagai seorang pengajar, penulis, sekaligus mahasiswi S2.Â
Memang banyak hal yang harus dikorbankan, seperti tenaga, pikiran, dan waktu luang. Tapi saya yakin, semua usaha ini akan menjadikan saya sebagai manusia yang lebih berkualitas. Setiap kesulitan, kesedihan, dan rintangan yang dihadapi, saya coba mengolahnya menjadi sebuah pengalaman bermakna yang juga bisa menjadi ide-ide baru untuk menulis naskah.
Tidak disangka, dari satu judul film, membuat saya memiliki tujuan hidup, dan mendapatkan banyak pengalaman berharga. Saya ingin membuktikan pada orang-orang yang pernah meragukan langkah yang saya tempuh, termasuk juga pada diri saya sendiri. Â Bahwa saya mampu untuk menjalaninya, menikmati semua prosesnya, dan terus bertanggung jawab terhadap jalan yang sudah saya pilih.
Daftar pustaka :