Detox Dopamin
Detox dopamin ditemukan oleh seorang psikiater California Dr. Cameron Sepah yairu cara mereset dopamin dengan tindakan menghindari melibatkan otak dalam aktivitas yang menciptakan kecanduan. Orang yang memiliki kadar dopamin yang normal memiliki hidup yang lebih berkualitas, teratur dan produktifitas yang baik. Memiliki energi yang besar untuk beraktivitas pada siang hari dan memiliki waktu istirahat yang berkualitas pada malam hari.
Berbeda dengan orang yang memiliki kecanduan akibat dopamin, selalu melakukan kegiatan yang sama secara berulang ulang setiap hari. tidak memiliki orientasi waktu yang baik sehingga menurunkan kualitas produktifitas dan kesehatan. Tidak bersemangat pada siang hari dan tidak dapat beristirahat pada malam hari
Caranya adalah sebagai berikut:
- Singkirkan benda yang menjadi stimulus
- Lakukan aktivitas aktivitas baru pada siang hari
- Block semua akses ke tempat atau situs yang memfasilitasi kebiasan lama
- Atur waktu dan jadwal
- Sempatkan diri berolahraga
Durasi detox
- 1 hingga 4 jam menjelang tidur
- Satu hari penuh pada akhir pekan
- 1 minggu penuh per tahun (dengan berlibur ke suatu tempat)
Metode tersebut disesuaikan dengan kemampuan, tidak ada aturan mengikat dalam detox dopamin. Misalnya apabila tidak sanggup untuk meninggalkan ponsel selama 4 jam menjelang tidur, mulailah dari 1 jam lalu naikan durasinya seiring berjalanya waktu. Jangan sampai kita salah kaprah dalam memahami detox dopamin dan malah mengakibatkan masalah penyesuaian diri. Dikutip dari pernyataan Dr. Cameron Sepah dalam kesempatan wawancara oleh majalah New York Times, “Dopamin hanyalah mekanisme yang menjelaskan bagaimana kecanduan dapat diperkuat, dan menjadikannya judul yang menarik. Judulnya jangan diartikan secara harfiah.”
Pada dasarnya motivasi, kesadaran dan konsistensi anda sendiri lah yang berpengaruh besar dalam efektifitas detox dopamin. Setelah kebiasaan lama ditinggalkan akan muncul kebiasaan kebiasaan baru yang lebih produktif dan teratur.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H