Mohon tunggu...
Victor Angliawan
Victor Angliawan Mohon Tunggu... Akuntan - Penulis Amatir

Imajinasi adalah bagian terindah dalam anugerah yang Tuhan berikan pada manusia, dan menulis adalah salah satu cara terbaik untuk membuat imajinasi berubah menjadi nyata.

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Pilihan

Pepaya California, Buah Lokal yang Di-asing-kan

18 Oktober 2020   06:06 Diperbarui: 18 Oktober 2020   10:08 722
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
ilustrasi pepaya(shutterstock/itaci) 

Pada artikel kali ini akan saya awali dengan sebuah pertanyaan. Pada umur berapa kamu pertama kali melihat buah pepaya dengan ukuran kecil, rasa manis, tidak berbau pekat khas pepaya lokal, dan yang paling penting harganya sangat murah? 

Dia lah pepaya california, dan pada umur berapa anda menyadari kalau pepaya ini merupakan pepaya yang 100% lokal, hasil penelitian anak bangsa? 

Saya pribadi mulai menjumpai buah ini dan sering melihatnya dijual di pinggiran jalan sejak masuk usia remaja, dan hingga genap berumur 22 tahun, saya baru mengetahui kalau buah ini adalah murni hasil penelitian Almh. Prof . Dr. Ir. Sriani Sujiprihati, MS. yang merupakan Guru Besar Institut Pertanian Bogor (Gubes IPB) sejak tahun 2001 hingga berhasil diresmikan pada tanggal 3 Oktober 2010 oleh Menteri Pertanian RI, Bapak  Dr. Suswono. 

Sekali lagi saya pertegas bahwa buah pepaya california adalah 100% buah lokal karya anak bangsa, bukan berasal dari California, Amerika Serikat. Nama aslinya adalah pepaya callina dengan kode riset IPB-9. Lantas mengapa buah ini kemudian dikenal luas dengan nama pepaya callifornia? 

Pertama, karena nama pepaya callina memang tidak dipatenkan oleh IPB, dan kedua karena alasan product branding yang dilakukan oleh pengusaha dengan tujuan utama untuk menaikan pamor buah varietas baru ini di tanah air, dan nampaknya tujuan itu berhasil dicapai. 

Ketenaran buah ini dengan  memakai nama pepaya california tentu menimbulkan kekecewaan mendalam dihati Almh. Prof. Sriani sebagai penemu buah pepaya ini. Mengingat perjuangan beliau mengumpulkan varietas unggul dari berbagai jenis buah di seluruh tanah nusantara sejak bertahun-tahun lamanya. 

Namun, beliau tetap bangga, dan sangat berbahagia ketika hasil temuannya begitu diminati baik dikalangan petani maupun dikalangan masyarakat umum. Kelebihan yang dimiliki varietas baru ini sangat bersahabat bagi petani, dan juga digemari pembeli. 

Pohon pepaya california termasuk jenis unggulan dengan umur genjah. Artinya pepaya california bisa dipanen dalam waktu singkat yaitu ketika berumur 7 bulan. 

Pohon pepaya california  memiliki batang yang lebih pendek dibanding dengan jenis pohon pepaya yang lain dan buahnya memiliki ciri-ciri  berukuran 0,8 - 2 kg/buah, berkulit tebal, berbentuk lonjong buah matang berwarna kuning, rasanya manis, daging buah kenyal dan tebal.

Dari segi produktifitasnya, pepaya ini memiliki produktifitas yang cukup tinggi. Dengan masa panen yang dilakukan ketika berumur 7 bulan - 9 bulan dengan umur produktifitas hingga 4 tahun. 

Panen  dilakukan sebulan empat kali, dan dalam setiap panen bisa menghasilkan 10-20 buah pepaya setiap pohonnya. Jika dihitung-hitung dengan lahan 1 hektar, pertani dapat memanen sekitar 2 Ton pepaya dalam sekali rotasi panen. 

Menurut saya pribadi, tanpa branding "California" pun, buah ini tetap akan menjadi primadona di Indonesia bahkan manca negara. Disisi petani buah ini sangat bersahabat, dan dapat menghasilkan untung yang besar karena keunggulannya tadi, kemudian dari sisi pembeli, harga yang murah dengan rasa dan kualitas yang baik tentu merupakan produk idola yang digandrungi.

Namun harus diakui, kecintaan bangsa ini terhadap hasil karya anak bangsa, yang merupakan produk asli Indonesia masih sangat rendah, dan etika terhadap dunia pendidikan dalam hal ini menyangkut hasil penelitian juga tidak kalah rendahnya. 

Semoga mulai saat ini hingga hari yang akan datang, semangat untuk melahirkan budaya cinta tanah air dapat terus berkembang, dan penghargaan yang tinggi di bidang pendidikan menjadi masa depan yang cerah untuk negeri kita tercinta Indonesia. 

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun