Mohon tunggu...
Opa Jappy Official
Opa Jappy Official Mohon Tunggu... Administrasi - Administrator
Akun Diblokir

Akun ini diblokir karena melanggar Syarat dan Ketentuan Kompasiana.
Untuk informasi lebih lanjut Anda dapat menghubungi kami melalui fitur bantuan.

Bebas Menyuarakan Kebebasan Owner dan Pengelola Jappy Network http://jappy.8m.net Tidak Menerima dan Membaca Pesan Melalui Fitur Pesan di Kompasiana Hubungi E-mail, opa.jappy@gmail.com Telp/WA +62 81 81 26 858

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Renungan Natal 2023, "Waktu Itu Tiada Tempat, Sekarang Ada Tempat"

24 Desember 2023   07:58 Diperbarui: 24 Desember 2023   13:36 194
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sumber, Livescience com

Gembala-gembala menjumpai Maria dan Yusuf dan bayi itu, sedang berbaring dalam palungan. Gembala-gembala menceritakan tentang Malaikat yang menyapa mereka di Padang gembalaan. Semua orang yang (ada di situ/rumah itu) mendengar dan heran.

Hati para gembala itulah menjadi tempat pertama Sang Bayi Yesus. Mereka lah, selain Yusuf, Maria, Elizabeth, yang melihat penggenapan janji Tuhan tentang kelahiran Sang Juruselamat.

Kini, ketika Anda, Dirimu, Diriku, mengingat-rayakan peristiwa Kelahiran Juruselamat, 

"Adakah Ia Dalam Hatimu dan Hatiku?"

"Ya, Seharusnya, dan Tetap Ada di Situ!"

Sayangnya, tak terbantahkan, Ia tidak punya tempat pada/dalam hati banyak orang. Sangat banyak orang tanpa Juruselamat dalam hidup dan kehidupannya. Oleh karena itu, sejak masa lalu, sebagaimana Sabda-Nya ke Rasul Yohanes,

Lihat, Aku berdiri di muka pintu dan mengetok; jikalau ada orang yang mendengar suara-Ku dan membukakan pintu, Aku akan masuk mendapatkannya dan Aku makan bersama-sama dengan dia, dan ia bersama-sama dengan Aku, 

(Wahyu 3 ayat 20)

Ia ingin, walau tak memaksa, ada tempat untuk-Nya pada hati, serta hidup dan kehidupanmu. Ya, ada Tempat untuk Sang Juruselamat.

Opa Jappy | Indonesia Hari Ini

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun