Gembala-gembala menjumpai Maria dan Yusuf dan bayi itu, sedang berbaring dalam palungan. Gembala-gembala menceritakan tentang Malaikat yang menyapa mereka di Padang gembalaan. Semua orang yang (ada di situ/rumah itu) mendengar dan heran.
Hati para gembala itulah menjadi tempat pertama Sang Bayi Yesus. Mereka lah, selain Yusuf, Maria, Elizabeth, yang melihat penggenapan janji Tuhan tentang kelahiran Sang Juruselamat.
Kini, ketika Anda, Dirimu, Diriku, mengingat-rayakan peristiwa Kelahiran Juruselamat,Â
"Adakah Ia Dalam Hatimu dan Hatiku?"
"Ya, Seharusnya, dan Tetap Ada di Situ!"
Sayangnya, tak terbantahkan, Ia tidak punya tempat pada/dalam hati banyak orang. Sangat banyak orang tanpa Juruselamat dalam hidup dan kehidupannya. Oleh karena itu, sejak masa lalu, sebagaimana Sabda-Nya ke Rasul Yohanes,
Lihat, Aku berdiri di muka pintu dan mengetok; jikalau ada orang yang mendengar suara-Ku dan membukakan pintu, Aku akan masuk mendapatkannya dan Aku makan bersama-sama dengan dia, dan ia bersama-sama dengan Aku,Â
(Wahyu 3 ayat 20)
Ia ingin, walau tak memaksa, ada tempat untuk-Nya pada hati, serta hidup dan kehidupanmu. Ya, ada Tempat untuk Sang Juruselamat.
Opa Jappy | Indonesia Hari Ini
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana
Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI