Sebagai contoh, sistem transportasi yang cerdas atau perangkat yang terhubung dengan internet of things (IoT) dapat menjadi target serangan oleh pihak yang tidak bertanggung jawab.
Oleh karena itu, keamanan data dan perlindungan privasi warga harus menjadi prioritas utama dalam pengembangan smart city.
Selain itu, terdapat tantangan dalam hal kesetaraan akses.
Tidak semua orang memiliki akses yang sama terhadap teknologi, terutama di kota-kota yang memiliki kesenjangan sosial dan ekonomi yang besar.
Warga dengan status ekonomi rendah mungkin kesulitan mengakses layanan berbasis teknologi, atau bahkan tidak memiliki perangkat yang dibutuhkan untuk menggunakan aplikasi-aplikasi pintar.
Ini dapat menciptakan ketimpangan dalam kualitas layanan yang diterima oleh warga di kota pintar, yang justru bertentangan dengan tujuan untuk menciptakan kehidupan yang lebih baik bagi semua orang.
Infrastruktur juga menjadi tantangan besar dalam penerapan smart city.
Kota yang ingin menjadi smart city perlu memiliki infrastruktur yang cukup kuat untuk mendukung teknologi tinggi seperti IoT dan big data.
Pembangunan infrastruktur yang mahal dan memakan waktu dapat menjadi hambatan bagi kota-kota yang memiliki anggaran terbatas.
Tantangan lain yang tidak kalah penting adalah ketergantungan pada teknologi.
Dalam kota pintar, hampir semua aspek kehidupan, mulai dari transportasi hingga pelayanan publik, bergantung pada teknologi.