Mohon tunggu...
Vicky Hayden Alzaini
Vicky Hayden Alzaini Mohon Tunggu... Mahasiswa - Freelance Writer

Selamat datang di halaman profil Kompasiana saya. Pada situs ini, saya akan memberikan artikel-artikel yang bermanfaat untuk para pembaca situs Kompasiana dan seluruh warga internet. Pantau terus ya. Terima kasih.

Selanjutnya

Tutup

Sosbud

Menjaga Kearifan Lokal di Tengah Globalisasi: Bagaimana Budaya Tradisional Indonesia Bisa Bertahan?

7 November 2024   06:09 Diperbarui: 7 November 2024   06:24 110
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Namun, di sisi lain, globalisasi juga menghadirkan tantangan besar bagi kearifan lokal, terutama budaya tradisional.

Pergeseran gaya hidup masyarakat yang semakin terhubung dengan dunia luar, mulai dari mode pakaian, jenis makanan, hingga pola pikir yang lebih modern, membuat budaya tradisional sering kali dianggap "kuno" atau "ketinggalan zaman."

Budaya global yang didorong oleh media sosial, film, dan musik internasional sering kali lebih digemari oleh generasi muda, yang lebih mudah terpapar pengaruh luar.

Akibatnya, banyak nilai-nilai dan tradisi yang sebelumnya dijaga turun-temurun mulai memudar.

Pentingnya Menjaga Kearifan Lokal Indonesia

Budaya tradisional Indonesia sangatlah kaya, beragam, dan unik.

Dari Sabang sampai Merauke, Indonesia memiliki berbagai suku, bahasa, adat istiadat, dan kesenian yang sudah ada sejak ratusan tahun yang lalu.

Kearifan lokal ini adalah bagian dari identitas bangsa Indonesia yang perlu dijaga dan dilestarikan. Mengapa ini penting?

Pertama, budaya tradisional mencerminkan nilai-nilai yang terkandung dalam kehidupan sosial masyarakat Indonesia, seperti gotong royong, penghargaan terhadap alam, dan penghormatan kepada sesama.

Nilai-nilai ini sudah terbukti ampuh dalam menjaga keharmonisan masyarakat dan lingkungan.

Kedua, budaya lokal memberikan kekayaan estetika yang tidak bisa digantikan.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun