Mohon tunggu...
Vicky Hayden Alzaini
Vicky Hayden Alzaini Mohon Tunggu... Mahasiswa - Freelance Writer

Selamat datang di halaman profil Kompasiana saya. Pada situs ini, saya akan memberikan artikel-artikel yang bermanfaat untuk para pembaca situs Kompasiana dan seluruh warga internet. Pantau terus ya. Terima kasih.

Selanjutnya

Tutup

Love

4 Dampak Jika Terlalu Memilih Pasangan yang Sempurna, Salah Satunya Kehilangan yang Terbaik!

13 Juni 2024   09:00 Diperbarui: 13 Juni 2024   09:18 120
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
4 Dampak Jika Terlalu Memilih Pasangan yang Sempurna/Freepik.com/@freepik/Diedit oleh Vicky Hayden Alzaini

Dalam pencarian pasangan hidup, kita seringkali terjebak dalam jerat idealisasi akan pasangan yang sempurna. 

Kita menggambarkan sosok ideal tersebut dengan kriteria-kriteria yang sulit terpenuhi, bahkan mungkin tidak realistis.

Namun, terkadang keinginan untuk mendapatkan pasangan yang sempurna dapat menjadi bumerang.

Terlalu memilih dan menetapkan standar yang terlalu tinggi dapat membawa dampak negatif dan bahkan membuat kita kehilangan peluang untuk mendapatkan kebahagiaan bersama orang yang tepat.

Berikut adalah 4 dampak dari terlalu memilih pasangan yang sempurna.

1. Menunda kebahagiaan

Ketika kita terlalu fokus mencari kesempurnaan, kita cenderung menunda komitmen dan menunda kebahagiaan.

Kita mungkin terus mencari pasangan yang memiliki semua kriteria yang kita inginkan, tanpa menyadari bahwa kebahagiaan tidak datang dari kesempurnaan, tetapi dari rasa cinta, saling pengertian, dan komitmen.

2. Menciptakan ekspektasi yang tidak realistis

Ketika kita menetapkan standar yang terlalu tinggi, kita menciptakan ekspektasi yang tidak realistis terhadap pasangan.

Hal ini dapat menyebabkan frustrasi dan kekecewaan dalam hubungan.

3. Melewatkan orang yang tepat

Saat kita terpaku pada standar yang tinggi, kita mungkin melewatkan orang-orang yang sebenarnya cocok dan dapat membahagiakan kita.

Kita mungkin terjebak dalam ilusi kesempurnaan dan mengabaikan kualitas-kualitas positif yang dimiliki orang lain.

4. Kehilangan Koneksi yang Autentik

Yang terakhir, terlalu memilih pasangan yang sempurna dapat mengakibatkan kehilangan koneksi yang autentik dalam hubungan.

Koneksi yang autentik dibangun dari kejujuran, kerentanan, dan penerimaan satu sama lain.

Namun, ketika kita terlalu fokus pada kesempurnaan, kita cenderung menyembunyikan bagian-bagian dari diri kita yang tidak sesuai dengan citra sempurna yang kita harapkan.

Akibatnya, hubungan kita menjadi dangkal dan kurang memuaskan secara emosional.

Tips:

  • Kenalilah diri sendiri: Ketahui apa yang ingin Anda cari pada pasangan Anda dan apa yang penting bagi Anda dalam hubungan.
  • Tentukan standar yang realistis: Jangan terlalu bergantung pada standar yang tidak mungkin dicapai. Ingatlah bahwa didunia ini tidak ada yang namanya orang sempurna.
  • Bersikaplah terbuka: Berikan kesempatan kepada orang-orang yang mungkin tidak sesuai dengan semua kriteria Anda. Anda mungkin menemukan kejutan yang menyenangkan.
  • Fokus pada rasa cinta dan empati: Sebuah hubungan yang bahagia bergantung pada rasa cinta dan empati satu sama lain.

Mencari pasangan yang terbaik adalah hal yang wajar, namun penting untuk diingat bahwa kesempurnaan tidak ada.

Terlalu memilih dan menetapkan standar yang tinggi dapat membawa dampak negatif dan membuat kita kehilangan peluang untuk mendapatkan kebahagiaan.

Sebaiknya kita fokus pada kualitas-kualitas yang penting dalam sebuah hubungan dan terbuka terhadap kemungkinan untuk menemukan cinta dengan orang yang tidak sempurna, tetapi dapat membahagiakan kita.

Semoga bermanfaat.

Terima kasih.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Love Selengkapnya
Lihat Love Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun