Perbedaan dalam suatu lingkungan masyarakat sudah wajar terjadi. Perbedaan terjadi karena adanya keberagaman dalam masyarakat. Perbedaan yang ada dalam persekutuan hidup ini antara lain adalah perbedaan ras, suku bangsa, agama, status sosial, jenis kelamin, profesi, pendidikan, tempat tinggal, budaya, dan ekonomi.Â
Perbedaan- perbedaan inilah yang membentuk suatu keberagaman dalam masyarakat yang majemuk. Keberagaman di dalam masyarakat tidak hanya menciptakan keunikan, tetapi juga dapat menimbulkan suatu sikap partikularisme kelompok. Partikularisme adalah sebuah paham bahwa kepentingan suatu kelompok lebih penting dibandingkan dengan kepentingan bersama.Â
Paham Partikularisme akan menimbulkan konflik bila terus- menerus dikembangkan. Paham partikularisme dapat menimbulkan diskriminasi, ketiadilan, dan banyak hal lainnya. Oleh karena itu, dibutuhkan kesadaran untuk menghargai, menghormati, serta menekankan prinsip kesetaraan antarmasyarakat.
Dalam masyarakat, seringnya terjadi diskriminasi atau membeda- bedakan satu dan yang lain. Diskriminasi pasti akan selalu ada. Walaupun terjadi diskriminasi sekecil- kecilnya pun, akan tetap ada karena ada kelompok atau individu tertentu yang tidak menyukai kelompok atau individu lainnya.Â
Sikap suka membanding- bandingkan bukanlah hal yang baik, karena dalam suatu negara pasti akan ada perbedaan. Â Perbedaan inilah yang sebenernya membuat suatu negara kaya akan keberegaman kebudayaannya, seperti Indonesia.
Indonesia memiliki empat pilar bangsa atau dasar negara. Pilar pertama merupakan Pancasila. Dalam Pancasila sila ke- 5, berbunyi "Keadilan Sosial bagi Seluruh Rakyat Indonesia". Seperti yang dikatakan sebelumnya, perbedaan akan selalu ada dalam masyarakat. Tidak ada kelompok atau individu yang lebih tinggi dibandingkan kelompok atau individu lainnya.Â
Dalam masyarakat yang heterogen, semua orang memiliki hak dan kewajibannya masing- masing. Kami semua setara dan tidak berhak membanding- bandingkan satu dan yang lain. Bila adanya persamaan hak, kewajiban, dan semuanya setara, maka terciptalah keadilan dalam suatu negara. Pilar- pilar lainnya adalah UUD 1945, semboyan kami, Bhinneka Tunggal Ika, serta NKRI.
Yang penulis ingin bahas adalah semboyan tanah air, Bhinneka Tunggal Ika. Indonesia merupakan negara yang kaya akan banyak hal, dapat berupa sumber daya alam, tenaga kerja, kebudayaan, ras, suku, etnis, dan banyak lagi.Â
Dalam keberagaman ini, banyak terjadi konflik. Konflik yang timbul oleh karena adanya sikap suka membanding- bandingkan dan merasa dirinya lebih baik daripada orang lain. Dimisalkan, dalam suatu sekolah, ada seorang murid yang tidak mendapatkan perlakuan yang sama dari guru- gurunya hanya karena ia merupakan seorang yang berbeda ras. Murid tersebut dikucilkan dan dijauhi oleh kawan- kawan sekelasnya.Â
Sesampainya di rumah, ia pun menyalahkan orang tuanya karena terlahir dalam keluarga tersebut. Ia merasa dunia tidak adil dan ingin mengakhiri nyawanya. Walaupun kisah ini tidak benar- benar terjadi dalam kehidupan, mungkinkah hanya karena suatu perbedaan sederhana, dapat membuat seseorang ingin mengakhiri hidupnya?Â
Mungkinkah cerita yang hanya dikarang oleh penulis benar- benar terjadi dalam salah satu sekolah di Indonesia? Jawabannya ya, tentu saja mungkin. Dalam kehidupan, banyak yang menutupi luka dan penderitaan dengan sebuah senyuman. Senyuman yang menyelimuti kesakitan, kesepian, kehilangan, kebencian, dan inginnya untuk lari dari kehidupan.
Bhinneka Tunggal ika. Apa artinya? Berbeda- beda tetapi tetap satu jua. Indonesia adalah negara yang memiliki banyak sekali perbedaan. Dulu, para pahlawan negara telah melawan perbedaan- perbedaan tersebut, menghilangkan rasa kedaerahan, dan bersatu demi kepentingan bangsa. Pada 17 Agustus 1945, para pahlawan membawa Indonesia ke depan pintu gerbang kemerdekaan.Â
Bukankah seharusnya kami semua, yang tinggal di 'zaman now' ini meneruskan perjuangan para pahlawan? Meneruskan perjuangan bukan berarti berperang dan melawan para penjajah lagi.Â
Namun, berjuang untuk tetap mempertahankan kesatuan dan persatuan bangsa. Penjajah di zaman sekarang tidak lagi bangsa lain. Penjajah zaman sekarang adalah adanya paham- paham yang menimpulkan perpecahan dalam bangsa dan negara. Kemerdekaan Indonesia telah membuat bangsa dan negara bersatu dan tidak lagi membeda- bedakan satu dan yang lain. Mengapa di zaman sekarang justru ada konflik tentang hal itu?
Bhinneka Tunggal Ika. Semboyan ini tidak hanya untuk dipajang dan dilihat setiap harinya di lambang Garuda. Semboyan ini merupakan dorongan dalam setiap lubuk hati masyarakat untuk tetap menjaga persatuan dan kesatuan bangsa.Â
'Perbedaan yang menyatukan'. Perbedaan itulah yang seharusnya membuat masyarakat bangsa bangga akan kekayaan yang dimiliki, bukan membeda- bedakan, mendiskriminasi, dan membanding- bandingkan. Apakah nyaman tinggal dalam suatu lingkungan yang tidak menyukaimu?Â
Apakah nyaman setiap hari dengan tenang dan santai membuka televise dan tiba- tiba muncul berita perkelahian antar suku? Apakah nyaman setiap hari diejek dan dijelek- jelekan hanya karena berbeda dengan yang lain?Â
Tentu saja tidak. Bayangkan suatu kehidupan dalam masyarakat yang semua orang saling membantu, bekerja sama, bergotong- royong. Bukankah lebih nyaman seperti itu? Dimana setiap orang dapat tinggal dengan aman dan tentram sebab tahu dalam lingkungan sekitarnya merupakan orang- orang yang mendukungnya dan menyemangatinya, bukan orang- orang yang ingin menjatuhkannya. Lingkungan akan damai dan keharmonisan sosial akan terbentuk.
Oleh karena itu, marilah kami semua menjaga kesatuan dan persatuan bangsa dengan cara tidak membeda- bedakan, menegak keadilan, dan menganggap semua orang setara untuk menciptakan suatu keharmonisan sosial.Â
Mari menghormati jasa- jasa para pahlawan dengan menjaga tanah air kami, Indonesia untuk tetap utuh. Bila hanya satu orang, tidak akan cukup untuk mengubah suatu kebiasaan buruk satu bangsa. Jadi, ayo semua menjaga kesatuan dan persatuan bangsa ini, demi masa depan yang lebih cerah dan terwujudnya harmonisasi sosial. Terima kasih.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H