Mohon tunggu...
Muhammad VickryAlfallah
Muhammad VickryAlfallah Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa Universitas Andalas

Mahasiswa Jurusan Teknik Industri Universitas Andalas

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Alam & Tekno

Pandangan Etika terhadap Kasus Penipuan Tes Darah oleh Theranos

23 Mei 2023   21:00 Diperbarui: 23 Mei 2023   21:04 601
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
https://listyapratiwi.com/wp-content/uploads/2018/06/theranos-extreme-tech.jpg

Pada tahun 2003, sebuah perusahaan bernama Theranos didirikan oleh seorang pengusaha wanita bernama Elizabeth Holmes. Theranos menarik perhatian publik dengan memproduksi sebuah produk dengan teknologi yang diklaim dapat melakukan ratusan tes dengan hasil tes yang akurat dan dapat diandalkan dengan waktu yang lebih singkat hanya dengan setetes darah, sedangkan metode umum biasanya membutuhkan jumlah darah yang lebih besar.

Namun pada 2015, media mulai mendapati keraguan terhadap klaim-klaim yang dijanjikan oleh Theranos. Beberapa ahli industri  dan mantan karyawan mengungkapan keraguan mereka tentang ketidakakuratan dan hasil yang tidak konsisten pada teknologi Theranos. Selain itu, terdapat kekurangan pada transparasi dan ketidakmampuan perusahaan dalam memverifikasi klaim-klaim yang telah disampaikan sebelumnya.

Akhirnya, investigasi oleh otoritas regulasi mengungkapkan kegagalan yang signifikan dalam teknologi dan produk Theranos. Klaim-klaim yang dibuat oleh perusahaan tersebut ternyata tidak didukung oleh bukti yang memadai, dan didapatkan bahwa mereka melakukan tes dengan menggunakan peralatan dan metode umum yang sudah ada.

Dikutip dari CNBC Indonesia, Elizabeth Holmes, pendiri perusahaan teknologi kesehatan Theranos, resmi dihukum karena menipu investor. Dakwaan ini muncul setelah berjalannya persidangan selama lebih dari empat bulan di California, Amerika Serikat (AS). Jaksa mengatakan Holmes secara sadar berbohong tentang teknologi perusahaannya, yang digaung-gaungkan bisa mendeteksi penyakit hanya dengan beberapa tetes darah.

Dikutip dari Diario AS, pada tahun 2018, SEC mendakwa Elizabeth Holmes dengan tuduhan penipuan. Regulator keuangan mengatakan bahwa Theranos telah mengambil lebih dari $700 juta dari investor dan membuat klaim palsu. Dan pada tahun yang sama Pengadilan Distrik Utara California mendakwa Holmes atas berbagai tuduhan dan dinyatakan bersalah pada tahun 2022. Holmes dinyatakan bersalah atas empat dari sebelas dakwaan dan mendapatkan hukuman sebelas  ditempatkan di penjara federal dengan tingkat keamanan rendah di Bryan, Texas.

"Holmes memilih penipuan daripada kegagalan bisnis. Dia memilih untuk tidak jujur dengan investor dan pasien," ungkap jaksa Jeff Schenk sebagai argumen penutup.

                Berdasarkan kasus Theranos tersebut, terdapat permasalahan etika dan tidak sesuai dengan sikap seorang enjiniring yang seharusnya. Theranos melanggar prinsip-prinsip etika profesi seperti kejujuran dalam memberikan informasi, kurangnya transparansi pada produk mereka dan mereka juga mengabaikan kesejahteraan pasien yang mengandalkan hasil tes palsu tersebut untuk pengambilan keputusan medis sehingga merugikan khalayak ramai.

Dalam analisa terhadap kasus diatas, terdapat beberapa masalah etika pada akar pemikiran etika dan teori etika.

Pada cara berpikir etis Deontologis, hal yang dilakukan Theranos dapat dikatakan salah, karena mereka melakukan tindakan penipuan terhadap klaim-klaim yang dijabarkan sebelumnya dan kurangnya transparasi pada pengujian teknologi pada produk yang dilakukan oleh perusahan tersebut.

Dan pada cara berpikir etis Teleologis, tindakan yang dilakukan Theranos dapat dianggap jahat atau buruk, karena tindakan yang dilakukan Theranos dapat merugikan publik dengan hasil tes yang salah, meskipun niat awal perusahaan ini untuk menciptakan teknologi yang dapat membantu dunia kesehatan, namun malah menghasilkan kerugian dan dampak buruk bagi masyarakat.

  • Teori Etika

Berdasarkan teori etika Utilitarianisme, perusahaan Theranos dapat melakukan tindakan yang bisa meningkatkan derajat manusia jika menghasilkan produk yang sesuai dengan klaim mereka. Akan tetapi, klaim yang diberikan perusahaan Theranos terbukti tidak benar, dan hasil tes yang dikeluarkan produk tersebut tidak akurat. Sehingga dapat dikatakan produk yang dihasilkan oleh perusahaan Theranos ini tidak dapat meningkatkan derajat manusia bahkan merugikan publik banyak.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Alam & Tekno Selengkapnya
Lihat Ilmu Alam & Tekno Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun