penduduk terpadat di Indonesia, menurut Badan Pusat Statistik (BPS) pada data penduduk 2020, Jakarta menempati posisi 6 berdasarkan provinsi dengan jumlah penduduk terbanyak di Indonesia, dengan jumlah penduduk mencapai 10.562.088 jiwa, yang terdiri dari penduduk laki-laki sebanyak 5.334.781 jiwa dan perempuan sebanyak 5.227.307 jiwa. Tentunya hal ini tidak mengejutkan dikarenakan Jakarta merupakan pusat kegiatan perekonomian Negara Indonesia.
DKI Jakarta merupakan salah satu provinsi dengan jumlahDengan jumlah penduduk sebanyak itu tentunya akan terjadi permasalahan kepadatan penduduk yang pada akhirnya menyebabkan beberapa hal seperti terjadi banyak pengangguran, Sumber Daya Alam yang terbatas karena makin banyak penduduk yang memerlukan tempat tinggal, dan yang paling terlihat adalah tingkat kepadatan lalu lintasnya yang sangat tinggi.
Kemacetan dan Jakarta seperti dua hal yang tidak dapat dipisahkan, hal ini tidak hanya dirasakan oleh penduduk Jakarta melainkan pendatang juga dapat merasakan macetnya Jakarta, terlebih jika memasuki jam berangkat atau pulang kerja.
Berdasarkan informasi yang dikutip dari salah satu indeks pengukuran kemacetan lalu lintas di kota-kota, berdasarkan data Jakarta pernah masuk kedalam 10 besar kota termacet di dunia pada tahun 2019 yang di survey oleh TomTom Travic Index. Kabar baiknya menurut data terbaru tahun 2021 yang dikeluarkan oleh lembaga yang sama, Kota Jakarta sudah berhasil keluar dari 10 besar kota termacet di dunia, kini Jakarta menempati posisi ke-31 yang menandakan kemacetan yang terjadi di Jakarta semakin berkurang.
Hal ini tidak terlepas dari peran pemerintah yang berperan penting dalam pengurangan angka kemacetan yang ada di Jakarta. Berbagai upaya telah dilakukan pemerintah untuk terus dapat mengurangi tingkat kemacetan di Jakarta dengan menambah fasilitas angkutan umum yang dapat dipakai oleh masyarakat seperti Transjakarta dan KRL. Hal ini dilakukan untuk mengurangi tingkat pemakaian transportasi pribadi yang beroperasi di jalan raya, memang banyak yang beranggapan bahwa pemakaian transportasi pribadi lebih mudah, cepat, dan fleksibel. Maka dari itu pemerintah terus menambah fasilitas publik yang dapat menunjang aktifitas warga Jakarta.
Maka dari itu pemerintah DKI Jakarta membuat angkutan publik baru bernama Moda Raya Terpadu (MRT). Tepatnya pada 24 Maret 2019 MRT sudah diresmikan oleh Presiden Jokowi dan bisa dipakai oleh seluruh masyarakat. Indonesia menjadi negara ke-4 di Asia Tenggara yang memakai MRT, sebelum itu negara yang berada di Asia Tenggara yang telah memakai moda transportasi ini adalah Singapura, Malaysia, dan Thailand.
Menteri Perhubungan, Budi Karya Sumadi menjelaskan "MRT bukan menjadi satu-satunya solusi untuk mengatasi stagnasi kendaraan di ibu kota, namun kehadiran MRT ini setidaknya mampu mengurangi beban jalan raya yang selama ini dipadati oleh kendaraan pribadi."
Keberadaan MRT di Jakarta seolah menjadi harapan bagi penduduk di Jakarta dalam mengatasi kemacetan, moda transportasi ini diharapkan dapat mengatasi kemacetan yang cukup parah di Jakarta. Moda transportasi ini memiliki desain dan interior yang cukup modern serta nyaman sehingga ini bisa menarik semua masyarakat untuk mencoba dan menggunakan tranportasi ini.
Menurut Gubernur DKI Jakarta Anies, transportasi publik yang berada di Jakarta sudah ada sejak lama, namun tidak banyak diminati karena masing-masing transportasi berjalan sendiri-sendiri. Hingga saat ini, pihaknya terus gencar melakukan integrasi antar-transportasi publik. Untuk mendukung integrasi ini, sejumlah fasilitas dibangun dan diperbaiki. Dengan semakin banyaknya transportasi yang saling terintegrasi, diharapkan dapat mengembalikan kepercayaan masyarakat untuk menggunakan kendaraan umum dalam beraktivitas.
Enam bulan beroperasi semenjak Mei 2019, jumlah penumpang yang berhasil diangkut sampai jutaan orang. Angka ini menerangkan kemajuan positif masyarakat Jakarta yang beralih memakai transportasi publik. Dari data yang diperoleh, jumlah pengguna MRT sebesar 11 sampai 12 juta penumpang. Dengan rincian per bulan yaitu 2,2 juta penumpang.
Menurut data terbaru sepanjang Mei 2021, tercatat sebanyak 744.488 orang menggunakan layanan MRT. Jumlah menunjukkan bahwa rata-rata per hari, sekitar 24.016 orang menggunakan MRT. Jumlah tersebut mengalami peningkatan dibandingkan dengan penggunaan layanan MRT pada bulan sebelumnya, yaitu bulan April 2021 yang tercatat sebesar 710.803 orang dengan rata-rata per hari 23.693 orang. Kenaikan angka jumlah pengguna layanan transportasi ini tentunya memberi sinyal positif tentang meningkatnya kepercayaan masyarakat dalam menggunakan transportasi publik dalam beraktivitas.
Dengan data tersebut, MRT bisa disebut menjadi moda transportasi yang bisa menjadi solusi mengurangi kemacetan di Jakarta, selain kehadiran moda transportasi lainnya seperti transjakarta dan lainnya.
Pembuatan MRT bukan merupakan solusi utama dalam mengatasi kemacetan di Ibu Kota, sebelumnya pemerintah sudah menerapkan sistem ganjil-genap, three in one, integrasi pengaturan lalu lintas, dan yang lainnya. Langkah pembuatan MRT ini diambil pemerintah dalam tujuan untuk memenuhi kebutuhan barang publik bagi masyarakat dan tentunya diharapkan setidaknya membuat presentase kemacetan yang terjadi di Jakarta menurun, seperti yang sudah dapat dibuktikan dalam tiga tahun terakhir.
Solusi lain bagi pemerintah adalah terus meningkatkan transportasi publik, serta traffic management yang baik. Maka dari itu diharapkan kepadatan lalu lintas yang terjadi di Jakarta akan dapat terus menurun, sehingga masyarakat tidak harus terus menerus mengeluh tentang kemacetan Jakarta.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H