Jawabannya sederhana: berpetualang memiliki berbagai manfaat, selain  olahraga juga menambah pengalaman, melihat hal-hal baru yang belum pernah saya jumpai, menikmati nusantara dengan cara yang sederhana, belajar kebudayaan baru, tambah teman baru, saudara baru, melatih kepercayaan diri dan yang utama ada sisi adventurenya, membiarkan dirimu tersesat, mencari dan memilih, perjalanan paling menyakitkan pun harus dilalui dan asiknya saya gak tahu kapan harus pulang, that is Vespatualang..
Tidak ketinggalan camera action murah meriah dan perlengkapan adventure seperti, sleeping bag, hammock, jas hujan, alat snorkeling serta headlamp sebagai lampu cadangan. Â Untuk spare part dan tools kendaraan, saya hanya membawa obeng +- bawaan Vespa LX 150 dan kunci 17 untuk benerin spion buat ngaca biar ganteng.. wkwkk. Â
Selebihnya saya bicara dari hati ke hati dengan vespa tersayang berharap dia mengerti saya dan saya mengerti dia, sebab saya buta sama mesin dan printilan vespa, kalau mesin mati ya game over. Hehe
Manado-Gorontalo, Gass rem tipis-tipis
03 oktober 2016
Saya gass Vespa dengan cinta sambil sesekali rem tipis-tipis berharap sampai tepat waktu dipelabuhan penyebrangan feri Gorontalo pada pukul lima sore hari. Sesekali saya berhenti jika ketemu persimpangan untuk sekedar menyapa dan bertanya kepada penduduk lokal, memastikan apakah rute saya sudah benar, meskipun  membawa peta dan GPS smartohone tapi bertanya dan saling menyapa adalah budaya kita bukan, malu bertanya nyasar di jalan begitu katanya..
 Perjalanan Manado-Gorontalo saya tempuh dalam waktuh sebelas jam sudah dengan istirahat makan dan foto-foto selama perjalanan. Di Gorontalo pun saya hanya ijin melintas karena berencana memotong teluk tomini menggunakan kapal feri untuk perjumpaan dihari kedua yang sudah dijanjikan bersama teman lama yang menanti dikepulauan togean, masuk dalam kabupaten tojo una-una Sulawesi Tengah.