Mohon tunggu...
Vianna Moenar
Vianna Moenar Mohon Tunggu... -

Ibu dari Shahid Ali Emre Majid.

Selanjutnya

Tutup

Cerpen

( cersama ) Berbagi dalam Kesederhanaan

13 Agustus 2012   17:57 Diperbarui: 25 Juni 2015   01:50 188
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

“ bagi yang belum mampu bayar, karena ada kendala finansial bisa dibayar setelah acara.

memangnya kenapa deny? Ada yang belum bayar iurannya?”

“ Ahmad belum bayar bu, berarti dia gak boleh ikut donk”

Sebenarnya Ibu lisa mengerti dengan keadaan keluarga ahmad, untuk hal ini, ibu lisa mengecualikan ahmad, artinya biaya takjil ahmad ibu lisa yang menanggung.Dia memang sedikit gerah dengan perlakuan dua anak yang diistimewakan itu, mereka pikir dengan kontribusi orang tuanya mereka bisa bersikap seenaknya.

Ahmad hanya terdiam dalam sudut bangkunya, dia hanya bisa memandang rendah, menatap ke bawah lantai berharap pandangan anak-anak yang lain berhenti memandanginya.

“ untuk ahmad ibu kecualikan, karenaahmad banyak berkontribusi membantu ibu menyelesaikan beberapa tugas, jadi sebagai hadiah ibu guru membayar iuran takjil ini, ada lagi yang mau dibicarakan deni? “ ucap ibu lisa menantang.

setidaknya dengan kepintaran ahmad, dia masih bisa dipandang sebagai murid yang teladan, rajin dan mau membantu temannya dalam hal apapun.

Sore pukul15.00 wib:

Sekolah sudah meriah dan beberapa guru sudah sibuk mempersiapakan karpet dan alat keperluan lomba mengaji. Sambil menunggu shaum berakhir, acara lomba mengaji pun dimulai.
untuk hal ini, Ahmad tidak merasa asing lagi karena tahun kemarin pun ahmad menang dalam lomba membaca al-qur’an. Dan hampir dipastikan kali ini ahmad keluar sebagai pemenangnya. Dia memilih membacakan surah Ar-Rahman, surah kesukaannya. Karena ibunya berpesan,

“ jika kamu rajin membaca surah ini, kamu akan dilimpahkan kasih dan sayang Allah kepadamu ahmad, dan kalo kamu membaca artinya, kamun akan tahu segala nikmat dari-Nya yang tidak boleh kita abaikan. Walau keluarga kita hidup dalam keadaan yang sangat pas-pasan ini, kamu harus ingat,
Allah sedang merencanakan imbalan karena kesabaran kita menghadapi ujian-Nya.”

Suara yang merdu, ahmad mengheningkan alam..menangkan jiwa bagi yang mendengar, dan hasilnya dia mendapatkan hadiah itu, sebuah baju koko untuknya.

Sambil menunggu tahrim dan suara adzan, para ibu guru sudah menyuguhkan menu takjil berupa bubur jagung, teh manis hangat, untuk minum lainnya es campur dan beberapa kue yang jarang bahkan tersuguh dirumahnya. Adzan sudah terdengar dan mereka pun mengakhiri masa shaumnya.

Segala menu takjil yang ahmad santap begitu membuatnya senang, tapi tidak semuanya ahmad makan, sisanya ia bawa pulang untuk berbagi dengan ayah dan ibunya, begitu teliti sehingga menyita perhatian ibu guru lisa.

“ kamu sedang apa ahmad?”

“ini bu, ahnmad mau bawa sebagian menu takjilnya buat ibu, mungkin ibu seang dengan menyantapnya.” Ucap ahmad penuh malu.

“ ibu masih ada sisa, kalo ahmad mau, nanti ibu ambil, gimana?”

“ gak usah bu, ini aja udah cukup kok” ahmad menimpali.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun