Ratih, anak Bu Sum yang telah dua puluh tahun merantau di Arab semalam menelpon. Katanya, dia mau pulang pekan depan dan tidak akan kembali lagi ke Arab. Ratih hendak menghabiskan sisa usianya di desa, dekat dengan keluarganya.
"Pulanglah, Nak. Emak sudah rindu sekali," jawab Bu Sum di penghujung telepon.
Sejak menerima telepon dari Ratih, Bu Sum terlihat lebih semringah. Ibu enam anak itu tak sabar untuk bertemu dengan putri sulungnya setelah dua puluh tahun berpisah. Ratih menjadi TKW di Arab sejak usia sembilan belas tahun dan tak pernah sekalipun kembali ke Indonesia. Â
Bu Sum mempersiapkan segala sesuatu demi menyambut kepulangan Ratih. Beliau  mengumpulkan kelima anaknya yang tinggal tak jauh dari rumahnya. Kelima adik-adik Ratih itu kini sudah berumah tangga dan masing-masing telah dibuatkan rumah oleh Ratih.
"Nak, pekan depan kakakmu akan pulang. Emak minta kalian bereskan rumah, sekalian dibenahi kalau ada yang kurang. Sesampainya di Indonesia, Emak mau ajak kakakmu melihat rumah kalian masing-masing. Biar dia bangga melihat hasil kerja kerasnya selama ini.
"Ya, Mak, jawab Herman, Adik kedua Ratih. Sedangkan yang lain hanya mengangguk-angguk.
"Emak juga minta tolong kalian siapkan segala keperluan kakakmu setibanya di desa nanti", ujar Bu Sum menambahkan. Â
Selama sepekan, keluarga Bu Sum terlihat sangat sibuk. Bahkan, beberapa tetangga dimintai tolong untuk membantu mengecat rumah, menata perabotan, serta memperindah pekarangan.
Kabar kepulangan Ratih dari Arab kemudian tersebar hingga seantero desa. Orang-orang mulai membicarakan tentang Ratih, Sang Bunga Desa yang rela mengorbankan masa mudanya, bekerja di negeri orang demi membantu perekonomian keluarganya.
Dahulu, keluarga Ratih hidup serba kekurangan. Bapaknya hanya buruh tani, sedangkan emaknya tidak bisa bekerja karena sibuk mengurus enam orang anak. Namun, sejak Ratih bekerja di Arab, perlahan ekonomi keluarganya membaik. Orang tuanya bisa membangun rumah permanen yang cukup bagus, adik-adik Ratih semua disekolahkan hingga tamat sarjana. Tidak berhenti disitu, Ratih belum juga mau pulang karena ingin membiayai pernikahan adik-adiknya hingga membantu membuatkan rumah.