Mohon tunggu...
Via Himmatun Aliah
Via Himmatun Aliah Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa

Penulis

Selanjutnya

Tutup

Ruang Kelas

Empowerment Melalui Inklusif: Peran Pendidikan Inklusif dalam Membangun Kepercayaan Diri Siswa Berkebutuhan Khusus

4 Januari 2024   23:54 Diperbarui: 4 Januari 2024   23:57 144
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Melalui kepercayaan diri, individu akan mampu mengenali dan memahami diri sendiri, sehingga potensi yang dmiliki dapat berkembang dengan optimal. Sebaliknya, kurangnya kepercayaan diri dapat menjadi hamabatan dalam mengembangkan potensi diri. Akhirnya, individu tidak dapat meraih prestasi yang maksimal (Muzakkir et al., 2020).

Potensi diri merupakan kekuatan yang dalam setiap individu yang bisa dikembangkan dengan fasilitas yang tepat, sesuai dengan diri sendiri. Jika seseorang tidak memiliki rasa percaya diri, maka akan banyak masalah yang timbul, karena kepercayaan diri merupakan aspek kepribadian dari seseorang yang berfungsi untuk mengaktualisasikan potensi yang dimilikinya. Tentunya bagi anak berkebutuhan khusus hal tersebut sangat berpengaruh bagi mereka, terutama dalam konteks kondisi lingkungan sekolah dan perbedaan yang mereka hadapi (Muzakkir et al., 2020).

Selain bermanfaat bagi anak berkebutuhan khusus, sekolah inklusi juga dapat memberi berbagai manfaat bagi masyarakat. Masyarakat akan mulai mau menerima keberadaan anak-anak luar biasa. Selain itu, sekolah inklusif juga memungkinkan anak berkebutuhan khusus belajar bersama dengan anak normal dan diperlakukan selayaknya anak normal. 

Hal ini akan berdampak positif terhadap aspek psikologis anak berkebutuhan khusus, terutama dalam pengembangan kepercayaan diri mereka. Kepercayaan diri dalam hal ini meliputi perasaan seseorang tentang kesesuaian diri dengan harapannya untuk menjadi seperti apa yang diinginkannya. Sebaliknya, anak yang memiliki kepercayaan diri yang rendah mungkin akan merasa kurang berharga dan persepsi negatif tentang dirinya dapat memengaruhi caranya melihat dirinya sendiri (Nurfadhillah, 2021).

REFERENSI

Irawati, I., & Winario, M. (2020). Urgensi Pendidikan Multikultural, Pendidikan Segregasi dan Pendidikan Inklusi di Indonesia. Instructional Development Journal, 3(3), 177. https://doi.org/10.24014/idj.v3i3.11776

Jesslin, J., & Kurniawati, F. (2020). Perspektif Orang Tua terhadap Anak Berkebutuhan Khusus di Sekolah Inklusif. JPI (Jurnal Pendidikan Inklusi), 3(2), 72--91.

Joseph, F., & Mangedong, I. (2023). Manfaat Pendidikan Inklusif dalam Mengatasi Masalah Keterampilan Sosial Anak Berkebutuhan Khusus. EULOGIA: Jurnal Teologi dan Pendidikan Kristiani, 3(2), 124--141.

Muzakkir, M., Nurhasanah, N., Fajriani, F., & Bustamam, N. (2020). Kepercayaan Diri Anak Berkebutuhan Khusus dalam Mengikuti Pendidikan Inklusi. Jurnal Suloh, 5(2), 24--32.

Nisak, Z. H. (2018). Analisis Kebijakan Pendidikan Inklusif di Indonesia. Primary Education Journal (PEJ), 1(2), 98--107.

Nurfadhillah, S. (2021). Pendidikan Inklusi: Pedoman bagi Penyelenggaraan Pendidikan Anak Berkebutuhan Khusus. Sumatra Utara: CV Jejak.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ruang Kelas Selengkapnya
Lihat Ruang Kelas Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun