Mohon tunggu...
Via Mardiana
Via Mardiana Mohon Tunggu... Human Resources - Freelance Writer

Penulis Novel | Freelance Writer | Blogger | Traveller | Instagram : @viamardiana | Twitter: @viamardianaaaaa | Blog pribadi : www.viamardiana.com | Email : engineersukasastra@gmail.com atau mardianavia@gmail.com |

Selanjutnya

Tutup

Cerpen Pilihan

Suatu Hari Saat Bapak Marah ketika Aku Bilang Jatuh Cinta pada Seorang Pria

10 April 2019   10:54 Diperbarui: 10 April 2019   11:00 195
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sumber : https://www.independent.co.uk

Seketika aku menangis melihat tingkah Bapak yang memluk erat Rio, seakan-akan tengah memberikan mandat pada Rio. Padahal ini adalah pertemuan pertama Bapak dan Rio. Tapi mereka bisa sedekat ini, seperti sedang bicara dari hati ke hati.

***

Malam ini kulalui dengan rasa haru dengan hal-hal yang tak terduga. Belum pernah melihat Bapak menangis seperti itu, pun belum pula melihat Rio seperti menjadi anak kecil dihadapan Bapak. Malam ini juga Rio benar-benar meminta izin untuk menjalin hubungan denganku pada Bapak. Bapak memang masih ragu tapi Bapak memberikan kami izin. Katanya bulan depan Rio akan segera membawa kedua orangtuanya ke rumah.

            Aku pernah membaca sebuah tulisan tentang tangisan seorang Bapak. Katanya, tangisan paling sedih bagi seorang Bapak adalah ketika hari dimana anak perempuannya menikah, diucapkanlah ijab dan qabul hari itu sebagai tanda bahwa ada yang mengambil anak perempuannya dari tangannya, untuk lebih dibahagiakan.

Bagi kita mungkin mustahil sekali seorang Bapak yang merupakan orang terkuat di keluarga pada hari pernikahan anak perempuannya menjadi manusia paling lemah. Dia memang akan menjaga tangisnya di depan, tapi dibelakang bisa saja ia menangis tersedu-sedu melihat engkau bersanding dengan laki-laki yang menjadi suamimu kelak. Tapi sungguh, itu bukanlah airmata penyesalan tetapi air mata kebahagiaan seorang Bapak melihat anak perempuannya telah menjadi seorang istri dari laki-laki dipilihnya. Kita akan menyangka bahwa Bapak tidak mungkinlah menangis, tapi pada hari pernikahan anak perempuannya Bapak bisa menjadi orang paling sedih di dunia.

***

Hari pernikahnku tiba. Singkatnya, aku sudah menjadi istri dari Rio. Dua hari pertama setelah menikah aku tinggal dirumah Bapak dan Ibu sebelum pergi mengikuti Rio tugas di Kalimantan. Seperti biasa, Bapak sedang membaca koran di teras. Aku membuatkannya kopi tapi tidak banyak. Hanya setengah gelas. Lalu aku simpan sebuah kertas ditatakannya.

"Aku bikinin Bapak kopi nih, kayaknya Bapak rindu ngopi. Tapi jangan banyak-banyak yah, Yah. Bapak harus sehat, nanti aku marahin Bapak kalau Bapak sakit. Bapak harus sehat, karena Bapak harus lihat cucu-cucu Bapak lahir dari rahim anak perempuan Bapak ini. Bapak, aku sudah menemukan laki-laki terbaik yang Tuhan pilihkan untukku. Sama sekali, dia tidak akan bisa menggantikan Bapak. Sungguh, dia tidak akan menjadi pengganti Bapak. Dia datang sebagai orang baru, seorang laki-laki yang mempunyai misi dalam hidupnya yang sama dengan Bapak, yakni membahagianku. Bapak, aku sudah menemukan pangeranku sekarang, tapi Bapak tetap jadi rajaku. Aku sayang Bapak."

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
  8. 8
  9. 9
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun