Mohon tunggu...
Via Mardiana
Via Mardiana Mohon Tunggu... Human Resources - Freelance Writer

Penulis Novel | Freelance Writer | Blogger | Traveller | Instagram : @viamardiana | Twitter: @viamardianaaaaa | Blog pribadi : www.viamardiana.com | Email : engineersukasastra@gmail.com atau mardianavia@gmail.com |

Selanjutnya

Tutup

Cerpen Pilihan

Negeri dalam Sebuah Botol

19 April 2018   07:37 Diperbarui: 19 April 2018   17:38 953
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Amaya adalah sebuah tempat di mana anak-anak yang memiliki banyak uang disekolahkan oleh orangtua mereka. Di Amaya, anak-anak akan diajari bagaimana membuat teknologi-teknologi canggih untuk kemaslahatan ummat manusia.

Piere menundukkan kepalanya. Dia merasa sedikit kecewa, sebab dia tidak memiliki kesempatan untuk pergi ke Amaya. Untuk pergi ke Amaya, setiap keluarga harus masuk dalam kategori 3. Artinya, keuangan keluarga berada digaris rata-rata.

"Baiklah, aku harus segera pulang," kata Piere.

Rumah ditahun 3018 hanya memiliki satu bentuk, yakni seperti sebuah botol. Setiap keluarga memang sudah memiliki rumah tetapi rumah yang mereka miliki sangat berbeda-beda. 

Rumah Yas luas dan sangat tinggi, sedangkan rumah Piere hanya 1/5 dari luas rumah Yas. Setiap rumah sudah memiliki jatah untuk mendapatkan sinar matahari setiap harinya, namun itu pun tergantung dari luas rumah yang mereka miliki.

Tak lama kemudian Piere sampai di rumahnya. Dengan perasaan yang sedikit kecewa terhadap orangtuanya, dia menemui sang Ayah yang sedang duduk di ruang tamu. Sang Ayah menangkap kesedihan Piere.

"Kemarilah, Nak," kata sang Ayah.

"Ayah, mengapa rumah kita sangat kecil? Mengapa cahaya yang kita dapatkan terbatas? Dan, mengapa Ayah tidak memiliki banyak harta untuk menyekolahkanku ke Amaya?" tanya Piere membuat sang Ayah memeluknya.

"Kalau bisa ayah mengubahnya, pasti akan ayah ubah, Nak," kata sang Ayah.

"Kenapa ayah tidak bisa mengubahnya? Aku akan bantu ayah untuk merenovasi rumah kita,"kata Piere sedikit berbinar.

"Tidak sayang. Rumah ini adalah pemberian nenek moyang kita. Kita tidak diperbolehkan untuk mengubah apapun yang sudah ada. Kita hanya bisa merawatnya."

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
  8. 8
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun