Ada apa sih dengan generasi 90 an..?
Saya adalah generasi 90an, saya bersyukur lahir di zaman itu..
Kalau melihat anak-anak zaman sekarang rasanya kasihan. Mereka tidak bisa menikmati masa kanak-kanak dengan pola dan tingkah laku khas anak-anak.
Anak yang hidup di era milenium dan sekarang globalisasi, tumbuh kembangnya seolah dipaksakan mengikuti yang katanya kemajuan zaman. Yang justru menyebabkan kemunduran watak dan karakter anak.
Tahun 90an banyak sekali permainan anak-anak yang sederhana dari peralatan sederhanan tapi syarat makna, ada ucing sumput, petak umpet, engkle, kelereng, congklak, dobrak sodor, dll..
Permainannya memang biasa tapi kita diajarkan perilaku jujur dan sportif...jika kalah harus mengakui kesalahan dan jika menang tidak boleh berbangga hati..kemungkinan besok bisa kalah dalam permainan yang sama.
Tahun 90an anak-anaknya tidak mengenal istilah gengsi, lebih cenderung ke hal kreatif...
Hampir semua permainannya itu dibuat sendiri, pistol-pistolan dari batang talas, rakit-rakitan dari gedebog pisang, panah-panahan dari lidi,Â
Yang lucu itu pas hujan..
Kalau pas musim hujan, anak sekolah tidak punya payung ya sudah persiapan dari rumah sepatu dimasukkan kedalem tas, tas dibungkus keresek hitam, jalan deh kesekolah sambil kaki dibungkus keresek hitam sambil payungan daun pisang.
Kalau anak sekarang ada tidak yang seperti itu?
Para Orangtua di tahun 90, bener-bener mendidik anaknya, Â bukan berarti zaman sekarang tidak yaa..caranya yg berbeda mungkin.
Kalau dulu setiap anak harus berjuang dulu untuk hanya sekedar dapet uang jajan ke sekolah yang bantuin Ibu dirumah, urus ternak, cari kayu bakar, dll
Pulang sekolah  ngga boleh main harus ngaji ke TPA, kalau ngga ngaji biasanya sih suka diancem" gitu..hehe
kalau udah mau masuk waktu magrib..disuruh pulang, ngga boleh kelayaban keluar rumah katanya sih nanti dibawa wewe gombel. Alhasil ngga ada tuh yang suka pergi-pergi pas magrib dan sesudah magrib..beda sama sekarang.
#Jadi Kangen
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H