Sehingga mengakibatkan tanah menjadi lebih kering dan dapt merusak ekosisitem yang ada didalam tanah8. Setelah dilakukan edukasi dan penyuluhan diperoleh adanya peningkatan pengetahuan masyarakat dalam mengelola minyak jelantah.Â
Sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh Ardhany tahun 2018 bahwa ada peningkatan pengetahuan sebesar 57,92%9 dan sejalan dengan penelitian10 bahwa ada kenaikan pengetahuan masyarakat sebesar 9,9% setelah dilakukan edukasi dan penyuluhan mengenai pengolahan limbah minyak jelantah. Pengabdian padamasyarakat ini juga mengajarkan kepada masyarakat bagaimana mendaur ulang minyak jelantah sehingga dapat menghasilkan produk yang bernilai ekonomi. Misalnya diolah menjadi sabun, lilin aroma terapi dan menjadi pupuk tambahan. Sehingga minyak jelantah yang dihasilkan dan telah diolah menjadi produk yang memiliki dampak positif bagi lingkungan.
Tingkat pengetahuan yang baik akan menghasilkan perilaku masyarakat yang lebih baik. Sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh Simathupang pada tahun 2019 menyatakan bahwa adanya pengaruh positif yang dilakukan dalam melakukan edukasi kepada ibu rumah tangga dalam penggunaan minyak goreng11. Berdasarkan hasil kuisioner dan beberapa wawancara dengan masyarakat di RT.10 Petukangan Utara bahwa masyarakat bersedia melakukan pengumpulan minyak jelantah. Metode yang diharapkan oleh warga setempat bahwa dibentuk adanya bank sampah khusus miyak jelantah dengan memberikan reward atau biaya Rp6500/kg minyak jelantah yang telah dikumpulkan.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H