Mohon tunggu...
Vethria Rahmi
Vethria Rahmi Mohon Tunggu... Penulis - Pranata Humas Ahli Muda Kanwil Kemenag Riau

Thalabul Ilmi yang tak berhenti belajar

Selanjutnya

Tutup

Kurma Pilihan

Jelang Ramadan/Lebaran, Tradisi Minang Ini Selalu Terkenang

18 Mei 2020   03:59 Diperbarui: 18 Mei 2020   03:51 1057
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Screenshot YouTube: Yaskur Jamhar

Aku melihat bermacam masakan khas Ranah Minang yang dipersiapkannya sejak saban subuh. Katanya makanan yang dibawa itu untuk makan bersama di rumah mertua sekaligus sahur pertama disana. Mulai dari gulai Daing, ayam bakar, kue dan berbagai macam buah-buahan. Walaupun tradisi itu masih melekat hingga sekarang. 

Tak bisa ditampik juga masih ada sebagian masyarakat yang tidak melakukannya. Dengan alasan yang beragam. Entah itu karena faktor ekonomi atau memang tak berniat melanjutkan tradisi tersebut.

Pemandangan lain yang akan terlihat, manakala sudah memasuki satu hingga tiga hari jelang Ramadan masyarakat  akan pergi berziarah ke makam keluarga. Hal ini bertujuan untuk membersihkan makam sanak saudara. Biasanya para pengunjung membawa bunga, air, cangkul, pacul untuk membersihkan rumput liar yang tumbuh di sekitar makam. 

Menariknya, tradisi ini juga bisa menjadi ajang berkumpulnya keluarga jauh dengan keluarga dekat. Menurutku sebuah tradisi yang bermakna dari masyarakat Minangkabau. Tentu saja masa pandemi ini masyarakat setempat lebih memilih tidak melakukan ziarah  menyambut bulan suci Ramadan. 

Screenshot YouTube: Mufia Chanel
Screenshot YouTube: Mufia Chanel
Yang tak pernah ketinggalan itu justru tradisi Malamang dan Marandang. Sahabat kompasiana pernah mendengarkakah dua istilah ini?. Jika belum, yuk sedikit kita kupas ya. Lamang merupakan makanan khas Minang yang berbentuk seperti ketan. Tradisi ini dikenal dengan Malamang, karena mayarakat Minang biasanya membuat lamang dengan bergotong-royong bersama keluarga dekat maupun tetangga. 

Lamang adalah penganan dari beras ketan yang dimasak dalam ruas bambu, yang sebelumnya digulung dengan selembar daun pisang yang dilayukan dengan api. Gulungan yang berisi beras ketan yang dicampur dengan santan kelapa ini dibakar hingga matang. Lamang (lemang) sangat enak bila dimakan dengan segala hal yang manis. Tapi masyarakat Minang kerap menyantap Lamang dengan rending daging, serikaya atau manisan parutan kelapa yang dicampur dengan gula merah.

Tapi kalau menurutku sih nggak kalah enak, lamang itu dimakan dengan tapai pulut hitam dengan cita rasa asemnya fermentasinya yang khas. Apalagi jika dimakannya bareng bareng bersama keluarga. Hmmmm, jangan ditanya rasanya, kekasih hati lewat pun tak kelihatan lagi, hihi.

Yang menarik, tradisi Malamang ini, setelah matang akan dinikmati bersama-sama bahkan dibagikan kepada masyarakat sekitar. Ya, lazimnya mereka yang membuat lamang akan memberikan kepada orang yang disegani didalam adat atau kepada tetua masyarakat.

Screenshot YouTube: Mufia Chanel
Screenshot YouTube: Mufia Chanel
Marandang, merupakan tradisi wajib yang rutin dilakukan setiap memasuki bulan puasa. Sejak dulu kebiasaan ini sudah turun temurun dilakukan keluarga besarku. Hingga aku menikah, meskipun beda budaya dengan suami. Tradisi Marandang tak pernah luput setiap tahunnya. 

Nggak harus banyak, yang penting ada. Kalau di kampung-kampung, tradisi marandang dibuat bergotong-royong. Proses masak hingga kekayaan rasanya yang menjadi kunci membuat kehadiran randang selalu dinanti keluarga. 

Bayangkan saja, bumbu dan rempah yang diolah dan masuk bersama daging, lamanya memasak, membuat randang tidak hanya digemari semua orang Minang. Tapi daerah lain yang ada di nusantara.  

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Kurma Selengkapnya
Lihat Kurma Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun