Mohon tunggu...
Vester Darlianto Hebot
Vester Darlianto Hebot Mohon Tunggu... Guru - guru kampong

Guru pedalaman Papua selatan

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan

Upaya Meningkatkan Motivasi Belajar Peserta Didik di Pedalaman Papua

14 Desember 2022   13:19 Diperbarui: 14 Desember 2022   15:56 231
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Upaya Meningkatkan Motivasi Belajar Peserta Didik Di Pedalam Papua 

Hutan merupakan sumber kehidupan bagi masyarakat kampung Girimio Distrik Assue Kabupaten Mappi Papua. Hasil hutan seperti sagu, hasil tangkapan seperti ikan dan hasil buruan seperti ; babi, kasuari, mambruk, rusa, dll menjadi sumber makanan utama masyarakat.

Adapaun hasil hutan yang sangat fantastis harganya yaitu kayu gaharu, hasil hutan yang satu ini mengubah pola kehidupan masyarakat kampung. Hal ini saya rasa dampaknya ketika banyak peserta didik yang tidak masuk sekolah dan selalu meminta ijin dengan alasan ingin ikut serta bersama orang tua ke hutan. Di hutan mereka tinggal berminggu-minggu bahkan hingga berbulan-bulan.

Sebab bagi mereka hutan tempat yang nyaman serta menyediakan apa yang mereka butuhkan ketimbang di kampung, ditambah lagi kepercayaan beberapa masyarakat yang mana mereka harus tinggal hutan jika mereka sakit. Mungkin karena memang hutan obat yang paling ampuh mengobati rasa lapar dan gastritis yang banyak diderita masyarakat.

Alasan inilah yang menyebabkan sebagian besar peserta didik tidak masuk sekolah bahkan putus sekolah. Bagaimana tidak, dalam tempo satu minggu di hutan mereka dapat memperoleh penghasilan hingga juataan rupiah dari hasil penjualan kayu gaharu.

Bahkan jika rezeki baik datang, mereka bisa mendapatkan kayu gaharu super dengan nilai penjualan hinga ratusan juta rupiah.          Hal ini membuat saya penasaran seperti apa aktifitas mereka di hutan Distrik Assue.

Hingga pada saat liburan akhir semester tahun 2020 saya ikut bersama para pencari ke hutan untuk melihat secara langsung aktifitas mereka dan mengobati rasa penasaran tentang kehidupan di hutan yang mereka bilang bikin lupa kampung.



Setelah dua minggu di hutan dengan para pencari, saya akhirnya paham bagaimana pentingnya hutan bagi mereka. Hutan seperti sosok Ibu yang selalu menyediakan kebutuhan mereka, hutan juga seperti sosok ayah yang menjaga dan melindungi mereka. Namun sangat disayangkan, pemahaman masyarakat dalam menjaga dan melestarikan hutan sangat rendah. Hal ini saya amati ketika para pencari menggali tanah untuk mencabut TGC  (jenis kayu gaharu) hingga kedalaman 2 meter dan galian tersebut tidak ditutup kembali.

Beberapa masyarakat juga mengontrakan dusun mereka pada orang pendatang yang ikut mencari gaharu sehingga setelah tandatangan penjanjian kontrak para pencari bebas mengeksploitasi dusun (hutan). Kondisi ini sangat memprihatinkan sehingga perlu adanya edukasi kepada masyarakat khususnya pada peserta didik di sekolah agar mereka paham dan tahu pentingnya hutan bagi keberlangsungan hidup masyarakat kampung kedepannya, serta mengetahui upaya-upaya untuk melestarikan hutan.

Untuk itu saya sebagai seorang tenaga pedidik di pedalaman Papua Selatan kampung Girimio mencoba membuat karya inovasi sederhana  berupa video animasi sebagai media penyampaian pesan kepada peserta didik kelas VII SMP YPPK St. Petrus Assue pada materi ekosistem.

Saya memilih media audio visual karena sesuai dengan teori yang dikemukakan oleh Hills dalam Hamalik (Abdulhak & Darmawan, 2017, p.84) media audio visual pada hakikatnya adalah suatu representasi (penyajian realitas, terutama melalui penginderaan penglihatan dan pendengaran) yang bertujuan untuk menunjukkan pengalaman-pengalaman pendidikan yang nyata kepada peserta didik. Menurut Kemp & Dayton (Arsyad, 2011, p.19) video pembelajaran memiliki tiga fungsi utama yaitu ; memotivasi minat atau tindakan, menyajikan informasi, memberi instruksi. Jadi melalui video pembelajaran, indera yang paling utama digunakan peserta didik adalah penglihatan dan pendengaran, melalui indera tersebut peserta didik dapat pengalaman pendidikan yang nyata melalui tayangan video pembelajaran.

Dalam pembuatan video animasi ini saya mengambil sub materi ekosistem pada kelas VII agar dengan memahami interaksi antar komponen dalam ekosistem, peserta didik dapat menjaga dan melestarikan ekosistem di kampung Girimio serta ekosistem di dusun   (hutan) mereka. Saya memanfaatkan aplikasi wondershare filmora dengan Cartoon Character Animation Free Green Screen dari youtube dan menambahkan rekaman vokal saya sendiri dengan sedikit backsound dan foto – foto komponen - komponen biotik dan abiotik sehingga peserta didik lebih mudah memahami materi. Adapun pesan atau nasihat yang saya sampaikan kepada peserta didik dan tidak sempat saya masukan dalam video ini, saya menyadari video ini masih sangat banyak kekurangan. Harapan saya, dengan pemberian edukasi dalam bentuk video pembelajaran seperti ini, peserta didik lebih betah di dalam kelas serta bersemangat mengikuti pembelajaran.


HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun