Mohon tunggu...
Vester Cobain
Vester Cobain Mohon Tunggu... karyawan swasta -

Seseorang dengan bising inspirasi isi kepala

Selanjutnya

Tutup

Puisi

Gak Ada Matahari Ketika Malam

10 April 2010   14:10 Diperbarui: 26 Juni 2015   16:52 59
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

malam menutup
demikianlah penghujung hari

mentari terbit
nuansa kesegaran di pagi hari

kenapa ini harus dimulai?
mengapa sulit menjejakkan langkah pertama?

mulai dari sebuah titik
mulailah melangkah disepanjang garis kehidupan

pertengahan hari, kita namakan siang
beraktifitas selama masih terang

senja terang meredup
ketika mentari mulai menukik kedalam laut

kemana ini semua akan menuju?
hingga kapan kita akan terus bekerja?

melintasi garis hidup
lihatlah saja kedepan, dimana garis ini akan terhenti

karena semua ada batas
demikian juga sebuah garis hidup

mungkinkah ini masih panjang?
seberapa besar kemungkinan panjangnya kisah hidup ini?

tiada yang tahu
kalau pun ada, tentulah itu 'sok tau'

jadi tetap saja melangkah kedepan
walau dalam ketidaktahuan, tetap saja bekerja

seperti hujan yang datang tiba-tiba
seperti kemarau yang mulai berpindah "jam tayang"-nya

setiap perjalanan hidup diwarnai kejutan yang membuat basah mata
perjalanan hidup sering kali mengajak kita mengingkari jati diri kita sebenarnya

lihat mentari yang panas itu mulai tenggelam di ujung pantai!!!
seakan-akan redup matahari karena kesejukan air laut disana

pembelajaran dari matahari yang tenggelam:

jangan biarkan panasnya amarah dibawa hingga penghujung hari
redakan sebelum hari berganti!

malam menutup
demikianlah penghujung hari

dan tertidur dalam kedamaian
karena itulah tiada matahari dimalam hari.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun