Sesaat air berlinang sejauh kaki berlariÂ
Sedalam biru lautan setinggi langit ke tujuh
Terperanjat badan menantang menghantam kepongahan
Bersemilah para pemikir para pejuang
Pemikir tak pernah takut berandai andai
Pemikir menyibak gulita mengutip bintang menciumi bulan
Cublik dan obor begitu kalem berseliweran di jalan jalanÂ
Begitupula awan, hujan, matahari dan bumiÂ
Kesemuanya saling mengawasi dengan peran bermacam ragam
Demikian pejuang
pejuang tak pernah tenggelam ke dalam lumpur kesedihan
Ia selalu dan terus menerus lahir dalam keperihan diam diam
meneguhkan kebenaran-kebenaran untuk diperjuangkan
mereguk habis derita yang menyelubungi lubuk tersembunyi hati manusia
Ramadlan telah melangkah tiga kali lebih depan
Sedang kalian masih bersembunyi di balik semak kesederhanaan
Malang, 5-Ramadan- 1444