Mohon tunggu...
Evi Ertiana
Evi Ertiana Mohon Tunggu... -

Pemimpi yang mengharapkan hadirnya 'Sunshine' di hidupnya

Selanjutnya

Tutup

Cerpen Pilihan

Persimpangan di Ujung Jalan

2 Juni 2016   20:53 Diperbarui: 2 Juni 2016   21:05 67
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

            Hari ini ku temui dia di kampusnya, siapa yang tak sakit hati melihat kekasihnya duduk bersama cowok bersandau gurau berdua saja. Tapi aku mengabaikan itu semua, aku datang untuk menemui Vania bukan untuk mematai dia. Tanpa basa-basi, aku mengajak dia ke suatu tempat.

            Jika aku tahu, tidak akan ku habiskan uang tabunganku dan jadwal kerjaku untuk hal ini. Dia menyembunyikan jemarinya ketika ku utarakan niatku. Kotak cincin merah di hadapannya sama sekali tidak dia sentuh. Awan hitam bergumpal di dadaku membuat sesak.

“Maaf aku nggak bisa, mungkin cincin ini bisa kamu sematkan di jari gadis lain. Kita jalani hidup sendiri saja. Terimakasih untuk semuanya.”

“Maksud kamu apa? Kita putus? Aku tidak memaksamu Van...”

“Aku juga tidak ingin menahanmu, sekali lagi terimakasih” dia beranjak berdiri.

“Van, aku salah apa? Aku bisa perbaiki sikap aku” ku tahan tangannya.

“Aku yang salah, membiarkan kita berjalan sejauh ini.  Ini terakhir kita ketemu, jangan pernah temui aku lagi.”

            Genggaman tanganku melemah, ku biarkan dia pergi. Selama ini kau memintaku untuk percaya, apa kali ini akupun harus percaya kepadamu, bahwa ini jalan terbaik untuk kita? Kita telah berjalan jauh, aku begitu yakin kita akan tetap bersama hingga akhir waktu. Tapi kenyataan yang ku dapat, kita bertemu dengan persimpangan di ujung jalan yang harus memisahkan kita. Tak ada alasan ketika kau mengatakan menyukaiku dan tak ada alasan pula ketika kau mengatakan ingin pergi dari hidupku.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun