Yunani kuno muncul sekitar 4.000 tahun yang lalu, dalam perkembangannya kerajaan Yunani memiliki sekitar 1.500 wilayah yang merupakan negara berdaulat. Kota besar berada di Atena dan Sprata, pada masa pemerintahan Alexander Agung muncul kota besar lainnya seperti Alexandria.Â
Beberapa kota tersebut menjadi pusat ekonomi, politik, budaya dan intelektul dunia. Bahasa dan budaya Yunani pun menyebar khususnya di eropa dan asia pada periode helenistik. Banyak filsuf Yunani memberi pemikiran-pemikiran yang mempengaruhi peradaban dunia termasuk bidang pendidikan.
a) Pendidikan Orang Yunani Masa Prasejarah
Gambaran besar kehidupan masyarakat dan pendidikan orang Yunani di zaman prasejarah kemungkinan besar diperoleh dari Homer yang merupakan salah satu penyair Yunani kuno yang terkenal. Pada masa itu hari-hari dalam kehidupan masyarakat masih sangat sederhana, mereka menetap disuatu wilayah membentuk kelompok dan cenderung berdasarkan ikatan darah.Â
Kesejahteraan kelompok menjadi tujuan utama anggota dan tujuan pendidikan adalah membuat murid berkarakter, bijaksana dalam melayani ditengah kelompoknya, kuat dan berani dalam pertempuran. Tidak ada sekolah dan guru formal maupun buku dan pendidikan diperoleh melalui kehidupan nyata sehari-hari dikeluarga dan kelompok. Â
b) Pendidikan Klasik Orang Yunani
Pada periode ini orang Yunani tidak lagi berkelompok berdasarkan ikatan darah/suku, mereka sudah bergabung dan membentuk kota, mempertahankan kotanya dan mengabdi untuk kepentingan negara-kota. Dua kota yang menggambarkan pendidikan pada masa ini yaitu :
1) Pendidikan di Sprata : Bertujuan menghasilkan pejuang tangguh dan warga negara yang patriotik (memiliki kekuatan, keberanian dan ketaatan pada hukum). Masa anak-anak hingga remaja (usia 7-18 tahun) anak laki-laki di Sprata dilatih melalui kamp pelatihan, diawasai oleh orang dewasa yang merupakan pejabat negara.Â
Mereka dibagi dalam regu atau kompi, pemuda yang lebih tua dan kuat  menjadi penanggungjawab sementara anggota lain mengikuti dan mematuhi. Masa muda (usia 18-20 tahun), masuk ke tingkat pendidikan lanjutan yaitu pelatihan peperangan. Perempuan, mereka diizinkan tinggal di rumah namun ada pelatihan fisik, menari dan menyanyi. Tujuannya supaya menjadi ibu yang patriot dan religius.
2) Pendidikan di Atena: Bertujuan untuk kesejahteraan negara tapi juga memperhatikan kebutuhan  individu. Masa kanak-kanak, diserahkan kepada orang tua dan ada yang menggunakan bantuan budak. Mereka mendengarkan dan menghafal lagu anak-anak, cerita rakyat, dan cerita tentang dewa/pahlawan, ini menumbuhkan benih imajinasi dan perasaan puitis.Â