Mohon tunggu...
Veronika tampubolon
Veronika tampubolon Mohon Tunggu... Lainnya - Melodi tertulis

Pendidik

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan Pilihan

Pentingnya Mengembangkan Potensi Unggul Anak-Remaja

17 Juni 2020   22:15 Diperbarui: 17 Juni 2020   22:16 815
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

"Every child is spesial" ini salah satu kalimat yang saya tanamkan dalam hati ketika berhadapan dengan anak maupun remaja.

Setiap orang penting untuk memahami hal ini karena jika tidak, bisa saja terjebak jadi orang yang punya penghargaan rendah terhadap anak-remaja, memaksakan semua mereka mesti sama, membanding-bandingkan kemampuan yang satu dengan yang lain, memaksakan cita-cita pribadi pada masa depan mereka dan juga sulit mengenali potensi unggul tiap mereka. Padahal mengenali dan mendukung potensi unggul anak-remaja sangatlah penting & bermanfaat.

Banyak anak-remaja yang dipaksakan harus jadi juara kelas, harus pintar matematika, harus pintar musik, harus jago nyanyi, harus bercita-cita jadi polisi, dokter dan lain-lain.

Pertanyaannya adalah apakah itu sesuai dengan potensi diri si anak-remaja atau jangan-jangan ambisi pribadi yang kita paksakan.

Dan faktanya banyak anak yang juara kelas tapi tidak pernah tahu bidang yang sungguh-sungguh diminati & kuasai, ini salah satu pengalaman saya saat masa sekolah. Sehingga banyak energi & waktu terbuang tanpa benar-benar mencetak keahlian yang berkelanjutan.

Memang Indonesia masih kurang dalam ketersediaan tempat belajar khusus yang berkualitas tinggi untuk tiap bidang kecerdasan

Dimana anak-remaja bisa mengikuti program stimulus dalam rangka mencari potensi unggulnya, kemudian setelah mengenali potensi unggul tersebut bisa langsung fokus belajar di tempat yang berkualitas sehingga berkembang optimal.

Contoh tempat belajar yang saya maksud seperti tempat khusus belajar tari, bahasa, masak, perfliman, belajar tentang hewan dan lain-lain yang dapat menampung bagi mereka yang mau belajar untuk jadi ahli.

Meski sarana di Indonesia terbatas kita tetap bisa stimulus melalui kegiatan-kegiatan sederhana dan pengamatan dari kehidupan sehari-hari. Jika sudah mengenali potensi unggul maka bisa dilist dan rencanakan langkah-langkah apa saja yang bisa dilakukan dalam mengembangkan.

Setiap orang terlahir dengan keunikan potensi masing-masing yang itu Tuhan anugrahkan untuk jadi modal baginya dalam menjalani hidup ini.

Kecerdasan bukan hanya satu atau dua bidang saja, kecerdasan sangat beragam yang dikenal dengan istilah "multiple intelligences", salah satu peneliti yang terkenal tentang ini adalah Howard Gardner.

Horward Gardner mencoba mengklasifikasikan kecerdasan kedalam 8 jenis yaitu kecerdasan linguistik, logis, visual, kinestetik, musikal, interpresonal, intrapersonal & natural.

Namun, banyak orang yang keliru dengan mengatakan bahwa hanya ada 8 jenis kecerdasan padahal Horward Gardner sendiri yang selama 20 tahun melakukan penelitian tentang "multiple intelligences" tidak memaksudkan demikian, justru ia berpendapat bahwa jenis kecerdasan sangat beragam dan bervariasi. Itu hanya semacam pola yang mungkin saja dapat membantu melihat gambaran besarnya.

Jika kita mengenali dan mendukung sejak dini potensi unggul anak-remaja maka ia akan tumbuh bahagia, berkembang, siap menghadapi masa depan dengan kontribusi yang bisa diberikan ataupun hasilkan.

Apabila menemukan anak-remaja tidak suka dan lemah dalam satu bidang kecerdasan meski sudah diajar berkali-kali, dan disi lain ia suka dan jago dalam bidang kecerdasan tertentu, maka alangkah bijaksana jika menambah pelajaran, fasilitas ataupun pelatihan dibidang yang dia suka dan jago supaya semakin menguasai.

Dapat juga ditambah belajar kemampuan lainnya yang dibutuhkan untuk mendukung keoptimalan potensi unggulnya tersebut.

Jadi bukan memaksakan les tambahan dibidang yang tidak suka dan lemah dan mengabaikan kekuatan. Karena jika demikian, kita akan membuang banyak energi, waktu maupun uang.

Karena anak-remaja tersebut akan berkembang biasa-biasa saja sementara bidang yang disuka dan jago tadi, bisa tidak berkembang karena sudah habis terfokus pada sisi lemah.

Saya pernah membaca sebuah ilustrasi yang menceritakan kisah sekolah binatang. Dimana disebuah hutan didirikan sekolah khusus untuk binatang, tujuan sekolah ini supaya kehidupan mereka semakin lebih baik.

Sekolah ini memiliki kurikulum pendidikan yang wajib diikuti semua peserta didik. Rajawali, rusa, monyet, gajah, katak, harimau dan berbagi jenis binatang lainnya pun mendaftarkan diri. Mereka wajib mengikuti semua pelajaran & diberikan ujian seperti berenang, terbang, memanjat, berlari dan lain-lain.

Setelah satu tahun, tahukah apa yang terjadi? Rajawali tidak lagi hebat terbang karena sayapnya sudah banyak rusak saat belajar berenang, berlari maupun memanjat.

Monyet & rusa tidak lagi hebat memanjat & lari karena pernafasan sudah bermasalah saat belajar berenang & banyak terluka saat belajar terbang.

Katak tidak lagi hebat berenang karena semakin lupa teknik-tehnik berenang begitu juga binatang-binatang yang lain.

Sementara kemampuan di luar potensi unggul masing-masing yang sudah dipelajari sampai babak belur juga tidak mendapat hasil yang hebat.

Karena itu, penting untuk mengenali dan mendukung potensi unggul anak-remaja yang ada dalam lingkar pengaruh kita.

Indonesia akan cemerlang, jika anak-anak tumbuh bahagia dalam mengembangkan dan memberdayakan potensi unggul masing-masing. Anak-remaja bukanlah milik orang tua ataupun pendidik, anak adalah titipan Tuhan.

Tuhan merancang tiap pribadi dengan unik dan untuk tujuan mulia. Mereka akan bahagia jika melaju dijalur yang sesuai rancangan Tuhan bagi dirinya.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun