Mohon tunggu...
Veronica Sharen Widyawati
Veronica Sharen Widyawati Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa

Saya suka travelling dan makan

Selanjutnya

Tutup

Entrepreneur Pilihan

Nadiem Makarim Sosok Inspiratif

6 September 2022   08:41 Diperbarui: 21 November 2022   10:14 1507
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Foto: Agus Tri Haryanto/detikINET

Tujuannya mirip dengan aplikasi pendahulunya yakni Uber dan Lyft, dimana Gojek ingin mempermudah pencarian driver dan menghilangkan sistem tawar menawar harga. 

Pada tahun 2014, Gojek menampung sekitar 200 pengemudi dan sebagian besar merupakan proses pencocokan manual antara pengendara dengan pengemudi. Pada saat itu, Gojek mengumpulkan uang dari beberapa investor dan salah satunya adalah Sequoia Capital.

Gojek memulai transformasi mereka menjadi "Super App" pada tahun 2015 dengan melihat pesaing dan pasar yang ada, Gojek tidak hanya menyediakan layanan tumpangan saja (Go-Ride). Gojek juga meluncurkan layanan aplikasi lainnya yakni Go-Food, Go-Send, dan Go-Mart. 

Kala itu pesaing utama Gojek adalah Grab yang diluncurkan pada tahun 2012 di Malaysia dan pada tahun 2014 mulai memperluas layanannya ke Indonesia. 

Gojek tidak tinggal diam kehilangan pasar dalam negeri dan terus meyakinkan pelanggan akan keunggulan yang ditonjolkan dengan pelayanan yang belum disediakan oleh pesaingnya. Layanan tersebut yang sudah disebutkan sebelumnya yakni tidak hanya Go-Ride tetapi terdapat Go-Food (layanan antar makanan) dan Go-Send (layanan belanja).

Hingga akhir 2015, Gojek telah mengelola lebih dari 300.000 pesanan tiap hari. Dalam 14 bulan pertama aplikasi Gojek tersebut aktif, Gojek memiliki lebih dari 100 juta transaksi di semua penawaran. Gojek dengan cepat meluncurkan layanan tambahan mereka termasuk Go-Mart, Go-Clean, dan Go-Massage. 

Dengan pendanaan $550 juta pada tahun 2016, aplikasi ini telah diunduh lebih dari 20 juta kali. Pada tahun 2017, Gojek mendorong layanan keuangan dan meluncurkan dompet seluler (Go-Pay). Gojek melakukan serangkaian akuisisi (layananan pembayaran offline Kartuku, gateway pembayaran Midtrans dan perusahaan simpan pinjam Mapan). 

Pada tahun 2018, aplikasi Gojek memiliki lebih dari 125 juta unduhan dan melakukan sekitar 1,1 miliar pesanan per tahun di semua penawaran mereka. Pada Mei 2018, Gojek mengumumkan rencana untuk menggunakan $500 juta untuk rencana ekspansi di seluruh Asia Tenggara. 

Rencana negaranya antara lain adalah Vietnam, Thailand, Singapura, dan Filipina. Gojek berencana untuk merekrut dan bekerja dengan tim manajemen lokal untuk memimpin setiap inisiatif, akan menyentuh kemajuan dan strategi untuk ekspansi internasional nanti. Hingga Oktober 2019, perusahaan Gojek mengklaim memproses lebih dari 2 miliar transaksi per tahun. 

Gojek menawarkan semua layanan, mulai dari membantu UMKM dengan manajemen dan efisiensi bisnis (Go-Biz), inklusi keuangan (Go-Pay), Go-Ride dan Go-Food. 

Gojek memiliki program yang disebut GO-JEK WIRAUSAHA, dimana perusahaan Gojek telah melatih lebih dari 700 UKM di seluruh Indonesia, baik untuk memulai bisnis wirausaha baru ataupun mengembangkan bisnis yang sudah ada. Pelaku UMKM yang menerapkan wawasan bisnis mengalami peningkatan rata-rata 71% dalam volume penjualan.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Entrepreneur Selengkapnya
Lihat Entrepreneur Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun