Mohon tunggu...
Veronica Maureen
Veronica Maureen Mohon Tunggu... Penulis - Communication Science Student

I am a communication student who loves to write and tell inspirational stories. Interested in environmental issues and sustainable living.

Selanjutnya

Tutup

Travel Story

Sumedang Kelola Destinasi Wisata Berkelanjutan

17 Februari 2020   18:44 Diperbarui: 18 Februari 2020   00:05 532
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sumber: Indra Susandi, google.com/maps

Suasana hutan yang tenang dan rindang menemani tapak kaki Anda menyusuri kawasan hutan dalam perjalanan menuju destinasi wisata curug. Semakin mendekat, maka telinga Anda akan mulai dimanjakan dengan suara gemericik air yang membawa suasana nyaman dan tenteram. Begitu tiba, hawa dingin dari percikan air terjun akan terasa oleh indera peraba Anda sedang mata Anda dimanjakan keelokan lanskap.

Ini hanya sebagian kecil sensasi yang dapat pengunjung rasakan dalam kunjungan berlibur di Kabupaten Sumedang. Menarik memang, karena ditengah pembangunan infrastruktur yang besar-besaran dibeberapa kota besar di Indonesia untuk menunjukkan kemajuan dan modernisasi di wilayahnya, Pemerintah Kabupaten Sumedang malah melihat potensi lain dari wilayahnya. 

Sumedang memiliki banyak destinasi wisata alam, dua diantaranya yang akan diulas dalam artikel ini ialah Curug Gorobog dan Puncak Damar.

Curug Destinasi Eksotis untuk Jiwa Petualang : Curug Gorobog

Mungkin sebagian besar pembaca tidak familiar dengan kata 'curug'. Curug merupakan bahasa sunda dari kata 'Air Terjun'. Hingga saat ini, masih banyak curug-curug yang tersembunyi dan belum dijelajahi oleh wisatawan ketika berlibur ke Sumedang.

Sekedar berendam atau juga berenang tentu menjadi sensasi tersendiri ketika pengunjung tiba di lokasi wisata curug. Namun tentu bagi pecinta alam yang gemar berpetualang, menemukan curug-curug tersembunyi yang masih belum terjamah para pendatang akan mendatangkan kepuasan tersendiri. Ditambah lagi lokasinya yang jauh dari perkotaan akan membangun suasana baru untuk yang ingin refreshing dari hingar bingar kota.

Curug ini memiliki tiga tingkatan air. Pada tingkat pertama, pengunjung pada umumnya akan berhenti disini dan menikmati aliran air yang tenang dan aman pula untuk anak kecil. Namun, bagi yang memiliki jiwa petualang tentu akan lebih puas apabila mampu menaklukkan tingkatan kedua yang jarang diakses pengunjung. Untuk dapat tiba ditingkatan kedua, maka harus melakukan pendakian kecil pada sisi-sisi curug bila dan memiliki nyali yang cukup maka  akan dapat tiba di curug ketiga yang masih sepi dan jarang pengunjungnya.

"Dari 3 tingkatan air terjunnya, yang tingkat nomor 2 paling bagus. Airnya jernih dan dingin," jelas Indra Susandi, pengunjung Curug Gorobog pada Mei 2019 lalu.

Untuk biaya tiket masuk, cukup mengeluarkan ongkos sebesar Rp.7500  per orang ditambah biaya parkir kendaraan, apabila membawa kendaraan pribadi. Usai memasuki pintu gerbang, perjalanan akan ditemani dengan rindangnya pepohonan di sisi kiri, rumah dari berbagai macam satwa.

"Curug Gorobog tempat yang cocok bagi orang yang mencari keheningan suasana alam yang masih terjaga. Begitu asri dan indah curugnya. Ada baiknya benar-benar menikmati suasananya yang sejuk dan begitu menentramkan," ulas Yogi Eka Permana usai perjalannya ke Curug Gorobog pada Desember 2019 yang lalu.

Sumber: Desy Septiani, google.com/maps
Sumber: Desy Septiani, google.com/maps
Bagi penggemar sosial media, pengunjung harus sedikit bersabar karena tidak ada sinyal dari semua operator untuk mengakses internet. Namun yang paling penting ialah membawa gawai untuk mendokumentasikan momen liburan. Banyak spot foto yang dapat dieksplorasi di lokasi wisata. Tidak perlu khawatir dengan fasilitasnya, Pemerintah Kabupaten Sumedang telah menyediakan toilet dan juga musholla.

Asal usul nama Gorobog sendiri yang disematkan pada curug ini tidak lain diambil dari nama sang penemu, yaitu Aku Gorobog. Dalam bahasa Sunda, 'Gorobog' juga memiliki arti 'kaget'.

Sumedang memiliki luas wilayah sebesar 155.871,98 Ha, terbagi dalam 26 kecamatan, 270 desa dan 7 kelurahan. Dari luas daerah tersebut, Sumedang menyimpan puluhan tujuan wisata alam seperti Curug, Sumber Air Panas, hingga kawasan pegunungan.

Sektor pariwisata gencar dikembangkan oleh Pemerintah Kabupaten Sumedang khususnya sektor pariwisata alam. Hal ini menjadi perhatian utama, seperti diungkapkan Bupati Kabupaten Sumedang.

Dilansir dari notif.id, Bupati Kabupaten Sumedang Dony Ahmad Munir pada Kamis, 18 juli 2019 mengungkapkan harapannya akan pariwisata Sumedang, "Sumedang kedepan harus menjadi destinasi wisata kelas dunia, bukan hanya mendatangkan wisatawan lokal dan nasional saja, tetapi juga dapat mendatangkan wisatawan mancanegara."

Lanskap Asri Puncak Damar : Surga Tersembunyi milik Sumedang

Perjalanan menuju destinasi menaiki sepeda motor diiringi dengan sejuknya udara dan cerahnya langit biru. Kios-kios kecil menjajakan makanan, buah-buahan dan barang dagang lain pun tak asing dalam perjalanan mereka. Begitulah awal perjalanan Maulana Mahendra pada Maret 2019 lalu, bersama seorang kawannya, Khlaisa Fulki ke lanskap yang ia sebut-sebut sebagai "Surga Tersembunyi" di Sumedang.

"Puncak Damar adalah satu diantara beberapa titik yang menyuguhkan pemandangan indah di Waduk Jatigede. Ada beberapa kedai yang menawarkan ikan lalawak sebagai makanan khas, dilengkapi sambal dadakan," jelas Yusran Pare.

Selain itu hal lain yang disoroti oleh Yusran dalam kunjungannya ke Puncak Damar ialah ketika terjadi kemarau panjang maka air waduk dapat surut hingga ke dasar. Yang menarik ialah berbagai relik dari masa lalu pun dapat muncul.

Penampakan dasar waduk ketika musim kemarau | Sumber : Yusran Pare, google.com/maps
Penampakan dasar waduk ketika musim kemarau | Sumber : Yusran Pare, google.com/maps
Daerah yang terkenal dengan kuliner khas yaitu Tahu ini rupanya menyimpan kekayaan alam yang luar biasa. Salah satunya ialah Puncak Damar sebagai salah satu puncak di wilayah Sumedang yang terletak di Desa Paku Alam.

Perjalanan menuju Puncak Damar tidak begitu mulus bagi Maulana, seorang Youtuber yang gemar mengeksplorasi lokasi-lokasi wisata baik lokal maupun luar negeri. Sempat tersesat dan beberapa kali harus memutar arah, akhirnya Maulana dan Khlaisa pun kian mendekat. Dibantu dengan petunjuk perjalanan dari google maps, akhirnya mereka tiba di lokasi wisata Puncak Damar. Semakin mendekat lokasi, Maulana melewati kawasan pedesaan yang rindang, kawasan hutan yang sepi dan tanpa petunjuk arah. Namun hal ini tak mematahkan semangatnya untuk tiba di lokasi.

Untuk dapat tiba di lokasi wisata, disarankan untuk menempuh perjalanan menggunakan sepeda motor pribadi -- seperti yang dilakukan Maulana -- atau juga dapat dengan menggunakan mobil pribadi. Perjalanan akan memakan waktu sekitar 50 menit ke arah Timur dari Alun-Alun Kota Sumedang.

Beberapa saat kemudian, Maulana tiba di Kawasan Wisata Jatigede. Perjalanan semakin menantang memasuki kawasan hutan dengan jalanan terjal dan cukup menanjak. Kondisi ini mengharuskan mereka menuntun motor dan berjalan kaki. Disambung lagi dengan perjalanan mengendarai motor, akhirnya mereka pun sampai. Untuk itu disarakankan bagi pengunjung agar menggunakan mobil/motor yang mampu digunakan untuk kondisi jalanan terjal dan menanjak.

Saat tiba di lokasi,perjalanan panjang nan menantang yang ditempuh tak menjadi masalah, lantaran upaya mereka terbayar sudah dengan pemandangan dan suasana yang menyambut kedatangan mereka. Apalagi bagi pecinta wisata alam, tak perlu ragu untuk menginjakan kaki ketika berlibur ke Sumedang. Hal ini juga didukung pernyataan Nifiya dalam ulasan perjalanannya ke Puncak Damar, "Akses jalan menuju ke Puncak Damar memang membutuhkan perjuangan, tapi pokoknya tidak akan menyesal deh kalau tiba. Pemandangan sangat indah, udaranya begitu sejuk dan suara-suara buruk begitu akrab."

Sumber : datawisata.com
Sumber : datawisata.com
Rasa lelah akan terbayarkan dengan panorama keindahan pergunungan serta bendungan Jatigede. Indera penglihatan wisatawan akan dimanjakan dengan luas dataran yang ditumbuhi pepohonan hijau serta birunya bendungan Jatigede.

Untuk dapat menikmati seluruh area wisata, pengunjung hanya dikenakan biaya sebesar Rp.4000 per orang. Tambahan Rp.5000 untuk mobil pribadi dan juga Rp.2000 untuk motor. Biaya ini akan tersalurkan ke pihak pengelola untuk pembangunan dan perbaikan infrastruktur bagi para wisatawan.

Yoppy Tasik, salah satu pengunjung menyarankan agar dapat tiba di lokasi Puncak Damar untuk menikmati matahari terbit. Ketika beruntung, maka para wisatawan akan disuguhi dengan pemandangan Puncak Gunung Ceremai bermahkotakan awan ketika mentari mulai naik dan menyusup diantara bayangan gunung. Selain itu, tempat wisata ini juga cocok bagi yang ingin bepergian bersama seluruh anggota keluarga.

Apabila berkunjung dalam musim liburan atau akhir pekan, jangan heran apabila lokasi wisata akan dipadati oleh pengunjung. Beruntung, saat Maulana dan Khalisa berkunjung kondisi tidak terlalu padat sehingga dapat menikmati suasana dan berkunjung ke spot-spot foto.

Puncak Damar Jatigede, Sumedang ini merupakan upaya pemerintah kabupaten dalam melestarikan alam sekaligus melihat potensi wisata di dalamnya. Tentunya menjadi kebanggaan tersendiri bagi Pemerintah Kabupaten Sumedang atas aset kekayaan alam yang begitu elok ini. Saat ini, Puncak Damar tengah dikelola oleh Perum Perhutani Kesatuan Pemangku Hutan (KPH) di Sumedang. Tidak sendiri, Perhutani KPH Sumerang dibantu dengan kehadiran Lembaga Masyarakat Desa Hutan Paku Alam.

Kerjasama antara Perhutani KPH dengan LMDH Paku Alam bertujuan juga mengoptimalkan pemanfaat hutan untuk kelestarian lingkungan.

Katrine sebagai warga Kota Surabaya pun setuju mengenai gagasan pengembangan pariwisata alam yang terletak di Sumedang. Mengingat, lokasi wisata alam di Surabaya tidak begitu banyak.

"Sekarang orang perkotaan sudah sumpek bekerja dan melihat pemandangan gedung-gedung. Ya pasti senang kalau ada tujuan wisata alam yang terkelola dengan baik dan tidak perlu jauh-jauh sampai ke luar pulau atau luar negeri," tukas Katrine, ketika ditanya pendapat mengenai destinasi wisata alam yang disuguhkan kepada wisatawan ketika berlibur ke Sumedang.

Pariwisata Alam Berkelanjutan di Kabupaten Sumedang. Destinasi wisata di Kabupaten Sumedang memanjakan pengunjung dengan suasana asri dan hijau khas pedesaan dan alam. Hal ini tidak terlepas dari peran Pemerintah Kabupaten Sumedang yang berupaya terus mengembangkan pariwisata alam yang berkelanjutan. Oleh karena itu, sebagai wisatawan yang bijak dan berwawasan sudah sepantasnya kita ikut menjaga kelestarian alam dan juga keindahan lokasi wisata yang kita kunjungi. Membuang sampah pada tempatnya akan menjaga kondisi alam tetap seperti semua, agar nantinya pembangunan dalam sektor pariwisata alam dapat dinikmati oleh masyarakat secara terus menerus.

Praktik pariwisata berkelanjutan hendaknya semakin digalakkan dan mendapatkan dukungan dari masyarakat. Dilansir dari mongabay.co.id, Indar mengungkapkan dengan menerapkan prinsip-prinsip berkelanjutan pelaku usaha pariwisata dapat memperoleh manfaat ekonomi yang lebih baik.

"Saat ini mayoritas usaha pariwisata bergantung dari ekosistem yang sehat dan di Indonesia sendiri alam telah berbaik hati menyediakan semua yang dibutuhkan." jelas Indar. I Nyoman Sukma Arida mengungkapkan ada 3 kriteria ekonomi yang berkelanjutan, yaitu: 1) tidak adanya pemboroan penggunaan sumber daya alam, 2) tidak ada polusi dan dampak lingkungan, dan 3) kegiatannya dapat meningkatkan sumber daya yang dapat diperbaharui kembali.

Hendaknya dengan begini, pemerintah dan masyarakat saling bekerjasama untuk mewujudkan pariwisata alam berkelanjutan di Kabupaten Sumedang. Tidak hanya pemerintah yang diuntungkan dengan adanya pemasukan namun masyarakat sekitar daerah wisata juga akan mengalami pengingkatan ekonomi. Ketika lokasi wisata terkelola dengan baik dan berkelanjutan, maka hal ini juga akan menjadi lapangan usaha baru bagi masyarakat sekitar lokasi wisata. 

Tidak perlu ragu lagi, saatnya melestarikan alam dan berkunjung ke destinasi wisata alam di Kabupaten Sumedang!

_________________________________________________________________________________

Sekilas Tentang Writingthon Jelajahi Sumedang

Writingthon, kependekan dari writing marathon, adalah sebuah program yang didesain khusus oleh Bitread Publishing. Bentuknya berupa kompetisi menulis yang disertai dengan karantina selama empat hari tiga malam. 

Artikel ini dibuat untuk keikutsertaan dalam Writing Marathon 2020 Jelajah Sumedang. Dalam penulisan artikel ini mengusung tema Destinasi Wisata.

Referensi:

youtube.com

datawisata.com

sumedangkab.go.id

wisatalengkap.com

travel.kompas.com

notif.id

mongabay.co.id

simdos.unud.ac.id

sumber foto : 

Indra Susandi, google.com/maps

Desy Septiani, google.com/maps

datawisata.com

Yusran Pare, google.com/maps

Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana
Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
Mohon tunggu...

Lihat Konten Travel Story Selengkapnya
Lihat Travel Story Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun