Mohon tunggu...
Veronica Lusiana
Veronica Lusiana Mohon Tunggu... Guru - Stay Alive!

Introvert, Menyukai musik dan Mendaki gunung.

Selanjutnya

Tutup

Cerpen

Cintaku Habis Dengannya

29 Juni 2024   19:31 Diperbarui: 30 Juni 2024   07:30 48
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Aku pernah berfikir kenapa saat itu, aku begitu patuh dengan perkataan ibuku, yang menjalani hidup adalah aku. Namun mengapa aku memilih menurut kata ibu hanya karena takut pandangan orang lain terhadap nama baik keluarga kami, padahal aku hancur sekali. 

Kami dididik untuk menjadi manusia yang kuat dan tegar seperti ibu, hingga itu terbawa kealam bawah sadarku. Aku menangis dalam keheningan malam, tangisku pecah rasa sakit yang berkecamuk dalam dada sama, masih sama sakitnya saat aku tau dia menghamili dan menikahi gadis itu. Seharusnya aku lebih baik dengan diriku sendiri, betapa egoisnya aku terhadap kebahagiaanku.

Mengapa Takdir terasa begitu kejam terhadapku, semesta pun seakan ikut menertawakanku. 

Aku dkhianati oleh cinta pertama dan terakhirku begitu kejam, bagi sebagian orang aku manusia kolot, seharusnya aku bisa mencari cinta yang lain, begitu seharusnya manusia jika ia terluka ia bisa berfikir mungkin itu bukan jodohnya dan ia akan menemukan orang lain yang begitu mencintainya dengan tulus, seperti kata pepatah hilang satu tumbuh seribu. 

Namun cinta tidak semurah itu bagiku, cinta sesuatu yang sakral, suci dan berharga bagai imanku dengan sang pencipta yang mutlak tidak bisa diganggu gugat, begitulah aku mendefinisikan cintaku terhadap manusia. 

Aku berharap bisa dipertemukan lagi dengannya dikehidupan yang lain dalam keadaan tetap berpegang teguh dengan janji setia kami, kami membina rumah tangga dengan bahagia ditemani anak-anak yang sehat, kami menua bersama, menghabiskan waktu bersama anak, menantu dan cucu, hingga pada saatnya menunggu ajal menjemput. 

Dani aku merindukanmu, ketika membayangkan ini tak terasa air mataku menetes, semegah itu cintaku padamu.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun