If you don't invest in risk management, it doesn't matter what business you're in, it's a risky business. - Gary Cohn
Secara umum, risiko digambarkan sebagai suatu bentuk ketidakpastian yang mungkin saja dapat terjadi atau bahkan akan selalu ada pada setiap proses atau peristiwa yang akan menghalangi upaya untuk mencapai tujuan atau target yang diinginkan.Â
Risiko dapat terjadi kapan saja dan dimana saja, misalnya pada saat pandemi Corona Virus Disease 19Â yang sampai saat ini terhitung sudah terjadi hampir 2 tahun lamanya. Â
Salah satu risiko yang terjadi akibat Covid-19 adalah resesi ekonomi. Tidak ada orang yang pernah menyangka bahwa dunia akan mengalami pandemi seperti ini dan dengan durasi sepanjang ini, dimana dunia terasa seperti sedang berhenti berputar karena banyaknya keterbatasan yang harus dihadapi tetapi dengan roda waktu yang terus berjalan. Lalu bagaimana cara mengatasinya? dan how to survive then?
Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI), resesi adalah kelesuan dalam kegiatan dagang, industri, sebagainya (seolah-olah terhenti); menurunnya (mundurnya, berkurangnya) kegiatan dagang (industri); telah menimbulkan pengangguran di negara-negara industri; kelesuan ekonomi. Resesi akan terjadi saat Produk Domestik Bruto (PDB) mengalami penurunan atau ketika pertumbuhan ekonomi riil bernilai negatif selama dua kuartal atau lebih.Â
Sejak kasus pertama Covid 19 di Indonesia diumumkan yaitu pada tanggal 2 Maret 2020, keadaan ekonomi Indonesia terlihat semakin memburuk. Badan Pusat Statistik (BPS) mengumumkan bahwa pertumbuhan ekonomi di Indonesia kuartal dua 2020 minus 5,32 persen dan pada kuartal tiga 2020 minus 3,49 persen yang menandakan bahwa Indonesia sudah mengalami resesi pada tahun 2020.Â
Ini terjadi karena aktivitas ekspor - impor dan investasi yang mengalami kemacetan dan berujung pada nilai impor yang jauh lebih besar dari nilai ekspor, adanya penurunan belanja masyarakat dan konsumsi rumah tangga karena harga harga yang meningkat secara tajam, tingkat pengangguran yang meningkat pesat serta pinjaman pemerintah yang melonjak naik. Bagaimana seharusnya manajemen risiko diterapkan? Dan apa langkah yang tepat?
Masyarakat dituntut dan dipaksa secara tidak langsung oleh keadaan untuk mengelola keuangan dengan bijak. Menurut Good Housekeeping UK, terdapat 4 hal yang dapat dilakukan agar keuangan anda tidak terdampak oleh resesi, yaitu menyiapkan dana darurat, mengurangi pengeluaran yang tidak perlu, memangkas tagihan kartu kredit, dan membangun bisnis sampingan.Â
Pengelolaan anggaran yang dilakukan dengan baik bukan hanya menunjukkan kualitas ekonomi yang baik saja, namun hal ini juga akan menunjukkan martabat dan juga kualitas sebuah bangsa yang baik. -Sri Mulyani, Menteri Keuangan RI
Ada juga beberapa cara yang dapat dilakukan untuk bertahan ditengah resesi ekonomi yang terjadi saat pandemi :
- Bertahan dan melindungi sumber penghasilan. Ditengah pandemi seperti ini, akan sangat sulit untuk mencari pekerjaan yang baru sehingga lebih baik untuk bertahan di tempat kerja saat ini dan mengurungkan niat untuk berpindah tempat kerja jika belum menemukan tempat yang baru.
- Menyiapkan dana cadangan (dana darurat). Seperti namanya, dana darurat akan sangat diperlukan jika terjadi suatu hal atau peristiwa yang tidak diinginkan. Biasanya dana darurat disiapkan sebesar 3 sampai 12 kali pengeluaran bulanan. Memang akan terlihat sangat besar jumlahnya, maka dari itu persiapan dana darurat perlu dilakukan dari jauh jauh hari dengan menyisihkan beberapa persen dari penghasilan bulanan.
- Menahan pengeluaran besar, terutama kredit. Dalam keadaan sulit seperti ini lebih baik mengalokasikan dana yang ada sebagai dana cadangan daripada menggunakannya untuk membeli barang dengan harga yang tinggi, seperti rumah dan mobil. Boleh dan bisa saja pengeluaran itu dilakukan, tetapi kita tetap harus waspada dan memikirkan risiko yang ada.
- Membeli barang sesuai dengan apa yang diperlukan. Dalam keadaan seperti ini, pembelanjaan tidak mungkin tidak dilakukan. Pembelanjaan harus tetap berjalan untuk meningkatkan ekonomi negara. Akan tetapi harus dalam batas wajar dan secukupnya, tidak boleh terlalu boros.
Saat ini pemerintah Indonesia sedang berupaya semaksimal mungkin untuk memutus rantai penyebaran Covid 19Â melalui program 3T, yaitu Testing, Tracing, dan Treatment.Â
Program vaksinasi juga sedang gencar dilakukan yang dimana dengan kemajuan tingkat vaksinasi, nantinya akan memberikan dampak positif pada penanggulangan pandemi yang juga akan meningkatkan keadaan ekonomi Indonesia secara perlahan lahan.Â
Hal ini sudah mulai terbukti dan dapat dilihat dari perkembangan ekonomi Indonesia pada tahun 2021, dimana lapangan kerja sudah meningkat, investasi dan kegiatan ekspor - impor yang sudah mulai pulih secara perlahan.Â
Jika vaksinasi telah selesai dilaksanakan, sangat diharapkan kondisi perekonomian Indonesia bisa kembali seperti semula. Oleh karena itu, mari kita tetap taat pada prokes, lakukan vaksinasi dan terapkan manajemen risiko!
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H