Menurut tim peneliti dari Technical University of Denmark (2019), menemukan bahwa aliran informasi yang terus-menerus dapat mengurangi rentang perhatian kolektif pengguna Tiktok seiring berjalannya waktu. Â Jadi, orang-orang yang sudah terbiasa dengan Tiktok akan lebih susah berkonsentrasi. Kenapa? adaptasi otak kita membuat kita menjadi lebih terbiasa berpindah-pindah topik daripada fokus terhadap satu topik dalam jangka panjang.Â
Apakah menggunakan Tiktok secara berlebihan berpengaruh terhadap kesehatan mental? Tentu, dengan memicu risiko depresi dan kecemasan. Kalau kalian sudah pernah cobain Tiktok, pasti seru kan?Â
Tapi, pernah nggak kalian merasa kurang puas terhadap kehidupan diri sendiri? Menurut penelitian Cyberpsychology, Behavior, and Social Networking (2014), menemukan bahwa pengguna media sosial akan melihat kehidupan ideal yang dipamerkan orang lain dan mereka akan merasa rendah diri.Â
Ketika hal ini terjadi, kita cenderung membandingkan diri sendiri dengan standar yang tidak realistis, yang berisiko menurunkan rasa percaya diri dan meningkatkan perasaan rendah diri.Â
Teman-teman, gimana sih caranya agar kita dapat menilai dan memproses informasi yang kita dapatkan melalui Tiktok? Nah, tentunya kita perlu untuk mengembangkan kemampuan berpikir kritis. Ternyata, kita perlu membuktikan fakta dan logika terhadap informasi yang kita lihat dari Tiktok.Â
Tiktok dengan durasi yang cenderung pendek mengakibatkan kita tidak memiliki cukup waktu untuk menganalisis konten yang kita lihat secara mendalam. Â Hal ini dapat menghambat perkembangan keterampilan berpikir kritis. Kalau seperti ini terus mau apa jadinya?Â
Kesimpulan
Nah, sudah pada tahu kan, ya, kenapa tiktok digemari banyak orang? Meskipun Tiktok membawa banyak kegunaan, ternyata penyampaian konten dengan durasi pendek dapat memicu kecenderungan pengguna untuk menelan informasi secara instan tanpa membuktikan kebenarannya secara langsung.Â
Maka dari itu, yuk, kita belajar bersama-sama untuk meningkatkan literasi digital agar membantu untuk berpikir kritis terhadap informasi yang didapat. Nggak cuma itu, penting untuk membangun kebiasaan untuk mencari informasi tambahan guna memastikan keakuratan dari informasi yang didapat. Jadi, sudah siap menjadi pengguna tiktok yang cerdas?
Referensi
Harvard Kennedy School. (n.d.). HKS Misinformation Review. Retrieved November 5, 2024, from https://misinforeview.hks.harvard.edu/Â