Mohon tunggu...
Verlandi putra
Verlandi putra Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa

Mahasiswa Tadris Bahasa Inggris UIN Imam Bonjol Padang, saya berharap bahwa puisi-puisi yang saya tulis ini dapat bermanfaat bagi semua pembaca.

Selanjutnya

Tutup

Puisi

Sesal Tanpa Ujung

15 Februari 2023   17:04 Diperbarui: 15 Februari 2023   17:09 84
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Puisi. Sumber ilustrasi: PEXELS/icon0.com

Hampa dalam rasa yang melingkupi

Ketika jiwaku terjebak dalam sesal yang abadi

Terjerat dalam jaring laba-laba penyesalan

Mencari hikmah di balik keputusan yang terlanjur terlanjur terlanjur diambil dengan ceroboh

Matahari terus berganti menjadi malam

Tak berkesudahan dalam gelap yang terus merajalela

Membawa sejuta tanya, kemanakah tujuanku?

Hingga kini masih saja tersesat dalam kerumitan hidup

Apa yang telah kuambil, apa yang telah ku tinggalkan?

Baca juga: Mengenang Luka

Hanya ada rasa penyesalan tanpa akhir

Biarlah waktu berlalu begitu saja

Namun kesalahan itu takkan pernah terhapuskan dari ingatan

Laksana air yang mengalir di dasar sungai

Sesal yang melanda mengalir tanpa henti

Kembali pada arus waktu yang tak dapat ku putuskan

Seolah-olah terikat oleh rantai yang tak bisa dilepaskan

Namun, hadirnya cahaya kebenaran

Membuka jalan menuju sebuah harapan

Takdir yang telah tertulis, takkan pernah berubah

Namun aku masih punya kesempatan untuk bangkit dan tumbuh

Dari setiap kesalahan, ku petik sebuah hikmah

Membuka mata dan hati untuk menjadi lebih bijak

Menggenggam erat keyakinan dan berusaha lebih keras lagi

Menciptakan jalan yang baru, dengan langkah yang pasti dan mantap

Biarkanlah rasa sesal berlalu

Bukan untuk dilupakan, tetapi untuk dijadikan pelajaran

Agar di masa yang akan datang, keputusan yang kuambil lebih bijaksana

Dan kesalahan yang pernah ku buat tak akan terulang lagi

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun