Mohon tunggu...
Verena I Carissa C
Verena I Carissa C Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa

Saya senang untuk bekerja sama, senang untuk mempelajari hal baru, senang untuk berinteraksi dengan orang-orang baru. Saya senang juga untuk belajar bahasa. Hobi saya adalah menyanyi, membaca buku, mendengarkan musik, memainkan alat musik, menari.

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Program Bidik Misi Strategi Menuju Pendidikan Berkualitas

2 April 2024   14:33 Diperbarui: 2 April 2024   14:34 91
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Setiap warga Negara Republik Indonesia berhak untuk mendaptkan pendidikan. Pendidikan merupakan salah satu pilar fundamental dalam pembangunan dan kemajuan suatu bangsa. Pendidikan itu sendiri mempunyai peranan yang sangat penting, dimana akses pendidikan yang merata dan berkualitas menjadi kunci guna mewujudkan suatu sumber daya manusia (SDM) yang berkualitas, unggul dan juga kompetitif. Dengan adanya pendidikan, maka kesenjangan sosial dan ekonomi masyarakat akan berkurang dan menumbuhkan kesadaran tanggung jawab sosial. Agar proses pendidikan mampu menghasilkan sumber daya manusia yang berkualitas, maka harus dikelola dengan manajemen yang baik.

Pendidikan juga mempunyai dampak yang signifikan ke pertumbuhan ekonomi negara. Tak hanya dalam produktivitas, pendidikan berperan meningkatkan kemampuan Masyarakat. Namun, kenyataannya di lapangan seringkali menunjukkan bahwa akses pendidikan masih belum merata, terutama untuk masyarakat dengan latar belakang ekonomi yang kurang mampu.

Kondisi ekonomi dan sosial yang timpang masih menjadi hambatan bagi sebagian masyarakat untuk mendapatkan pendidikan yang layak. Ketimpangan pendidikan di Indonesia masih menjadi permasalahan yang kompleks dan multidimensi. Hal ini ditandai dengan kesenjangan akses dan kualitas pendidikan antara kelompok masyarakat yang berbeda, baik secara ekonomi, geografis, sosial budaya, maupun gender. Adapun factor ekonominya yaitu kesenjangan pendapatan yang tinggi antara kelompok kaya dan miskin menyebabkan akses pendidikan yang tidak merata dan biaya pendidikan yang terus meningkat membuat pendidikan menjadi sulit dijangkau bagi keluarga kurang mampu.

Oleh sebab itu, untuk mengatasi kesenjangan yang terjadi pada situasi ini, pemerintah Indonesia memperkenalkan Program Bidik Misi (sekarang dikenal sebagai KIP Kuliah) yang hadir sebagai salah satu strategi untuk meningkatkan dan mewujudkan kesetaraan dalam akses pendidikan. Program ini dibuat dengan tujuan memberikan bantuan biaya pendidikan bagi siswa berprestasi dari keluarga kurang mampu agar mereka dapat melanjutkan pendidikan ke jenjang perguruan tinggi.

Program beasiswa Bidikmisi ini adalah bantuan biaya pendidikan dari pemerintah RI melalui Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi, Kementrian Pendidikan dan Kebudayaan yang ditunjukkan kepada calon mahasiswa yang tidak mampun dalam segi perekonomian dan mempunyai potensi di bidang akademik, baik saat menempuh pendidikan perguruan tinggi di program studi unggulan sampai lulus tepat pada waktunya. Program Bidik Misi/KIP Kuliah ini sudah diselenggarakan sejak tahun 2010 dan diberikan sejak calon mahasiswanya diterima di perguruan tinggi selama 8 semester untuk Diploma IV dan juga S1, serta 6 semester untuk Diploma III.

Bidik Misi ini mencakup pembebasan seluruh biaya pendidikan perguruan tinggi, termasuk SPP perbulan dan uang pangkalnya. Tidak hanya itu, para penerima Bidik Misi ini juga mendapatkan uang saku Rp.600.000 setiap 6 bulan sekali. Namun, apabila mahasiswa penerima Bidikmisi tidak memenuhi kriteria yang ditetapkan perguruan tinggi seperti memperoleh Indeks Prestasi (IP) minimal 3,00 dan jika mahasiswa tersebut mendapatkan IP dibawah 3,00, maka pemberian beasiswa Bidikmisi ini akan diberhentikan.

Mahasiswa penerima beasiswa Bidikmisi yang terbukti memberikan keterangan data diri yang tidak benar setelah diterima di perguruan tinggi, yang mengundurkan diri, yang lulus kurang dari masa studi yang ditetapkan dan penggantian penerima beasiswa Bidikmisi ke mahasiswa yang lain.

Adapun beberapa alasan mengapa Program Bidik Misi/KIP Kuliah dapat berperan sebagai instrumen kesetaraan dalam akses pendidikan dengan, meningkatkan akses pendidikanProgram Bidik Misi/KIP Kuliah telah membantu meningkatkan angka partisipasi kasar (APK) perguruan tinggi, terutama bagi siswa dari keluarga kurang mampu. Data menunjukkan bahwa jumlah penerima Bidik Misi/KIP Kuliah yang diterima di perguruan tinggi terus meningkat setiap tahunnya, kemudian memperkuat kesetaraan dimana Program Bidik Misi/KIP Kuliah memberikan kesempatan yang sama bagi siswa dari berbagai latar belakang ekonomi untuk mendapatkan pendidikan tinggi. Hal ini tentunya membantu mengurangi kesenjangan pendidikan dan meningkatkan mobilitas sosial.

Tidak hanya itu, Program Bidik Misi/KIP Kuliah berperan juga dalam  meningkatkan kualitas pendidikan yang mendorong siswa untuk meningkatkan prestasi akademik mereka dan dapat dilihat dari meningkatnya IPK dan kelulusan tepat waktu pada penerima Bidik Misi/KIP Kuliah, lalu membantu meningkatkan ketahanan ekonomi keluarga kurang mampu dimana dengan mendapatkan pendidikan tinggi, penerima Bidik Misi/KIP Kuliah memiliki peluang untuk mendapatkan pekerjaan yang lebih baik dan meningkatkan taraf hidup keluarganya, serta membantu meningkatkan rasa percaya diri dan motivasi siswa dari keluarga kurang mampu untuk meraih cita-cita mereka.

Program Bidik Misi/KIP Kuliah tentunya mempunyai dampak positif diantaranya dengan meningkatkan jumlah lulusan perguruan tinggi dari keluarga yang kurang mampu, kemudian meningkatkan kualitas sumber daya manusia (SDM), mampu untuk mengurangi kesenjangan ekonomi dan sosial serta memperkuat demokrasi dan pembangunan bangsa. Penerima Bidikmisi akan terjamin dan dapat mengikuti pendidikan tanpa memikirkan biaya lagi.

Dimana, hal ini akan membuat mahasiswa membangun jiwa generasi muda mereka untuk berpacu menempuh pendidikan ke jenjang yang lebih tinggi lagi dan juga mendorong mereka agar dapat melakukan inovasi kreatif yang baik dan bermanfaat. Diharapkan dengan adanya program Bidikmisi ini, mahasiswa mempergunakan program ini dengan baik untuk menunjang pendidikan selama menempuh pendidikan dan kebutuhan lainnya yang menunjang perkuliahan.

Tetapi, program ini pada kenyataannya mempunyai beberapa tantangan yang harus dihadapi. Seperti jumlah dana yang tersedia untuk program Bidik Misi/KIP Kuliah masih terbatas, sehingga hal ini menyebabkan banyak siswa yang memenuhi syarat tidak mendapat hak mereka untuk menerima bantuan program Bidikmisi tersebut. Kemudian masih terdapat beberapa kasus penyaluran bantuan Bidikmisi/KIP yang tidak tepat sasaran yang menggunakan beasiswanya untuk mentraktir temannya, memenuhi gaya hidupnya yang mengarah ke gaya hidup hedonis dan lain sebagainya. Tentunya hal ini perlu untuk diperhatikan lagi lebih lanjut agar program ini dapat bermanfaat bagi mahasiswa yang membutuhkan. Lalu, tantangan berikutnya yaitu harus adanya  pemantauan dan evaluasi program Bidik Misi/KIP Kuliah yang perlu diperkuat agar program ini dapat berjalan secara efektif dan efisien.

Kesimpulannya ialah dengan terus meningkatkan kualitas dan juga efektivitas program beasiswa Bidikmisi/KIP Kuliah, diharapkan mampu unntuk membantu terciptanya Masyarakat yang Sejahtera dengan setiap orang punya kesempatan yang sama untuk mendapatkan pendidikan yang layak.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun