Tetapi sangat disayangkan generasi-generasi anak bangsa yang diajarkan untuk mempunyai jiwa pemimpin yang berkualitas dan mau melayani masyarkat sangat minim ditemukan di negara Indonesia ini.Â
Generasi muda saat ini banyak menggunakan teori dibandingkan kerja nyata dilapangan, hal tersebut kemudian memicu anak-anak muda yang hanya pintar untuk berbicara tetapi tidak bisa menunjukkan tindakan nyata dilapangan.Â
Hal ini seharusnya menjadi pertimbangan bagi lembaga-lembaga pendidikan di Indonesia untuk menyeimbangkan teori dengan kerja nyata dilapangan.Â
Dengan teori saja seseorang hanya bisa untuk menyampaikan ide dalam pikirannya, mengembangkan pemikirannya dan menganalisa teori tersebut.
Jika dibandingkan dengan kerja nyata maka anak-anak bangsa dapat memperoleh pengalaman belajar yang berharga melalui keterlibatan yang secara langsung menemukan, merumuskan, memecahkan dan menanggulangi permasalah tersebut. Kedua hal tersebut seharusnya dilakukan seimbang dalam proses pendidikan.
Tidak heran jika banyak pejabat-pejabat tinggi dengan gelar sarjana banyak melakukan korupsi karena tidak pernah ikut merasakan permasalahan-permasalahan yang dialami oleh daerah pedesaan dan terpencil, mulai dari sarana pendidikan dan pembangunan yang tidak merata.Â
Banyak pejabat yang hanya bersenang-senang korupsi uang negara untuk kepuasan semata tanpa memikirkan kemajuan negaranya. Hal tersebut menunjukkan bahwa lulusan pendidikan yang tinggi saja tidak bisa melakukan tindakan nyata dari apa yang telah ia pelajari selama masa pendidikan, yang dapat mendorong kesejahteraan bangsa.Â
Bagaimana negara akan maju jika lemaga-lembaganya saja hanya mementingkan diri sendiri dan memikirkan kepuasan masing-masing? Jarang ditemui jiwa-jiwa penerus bangsa yang jujur dan dapat mengayomi masyarkatnya.
Hal ini menjadi bukti bahwa dalam Undang-Undang No.2 tahun 1989 bab II pasal 4 tentang tujuan pendidikan di Indonesia belum terwujud, yang disebabkan karena pendidikan moral yang selama ini diajarkan disekolah hanya menyentuh aspek pengetahuan saja dan belum sampai pada aspek prilaku.Â
Apalagi proses pembelajaran yang dilakukan oleh para pelajar banyak menitikberatkan pada hafalan saja sehingga tidak bisa mengubah prilaku sesorang yang baik.
Kondisi pendidikan di Indonesia sekarang ini masih jauh dari yang dihrapkan. Pross pendidikan ternyata belum berhassil membangun manusia Indonesia yang berkarakter positif.Â