Bab 6 Berburu
"Sejak kapan kau di sini?" Saking lama mengamati bintang, Ramshad lengah hingga tak mendengar langkah kaki Taja.
"Cukup lama sampai kau selesai bersiul. Lagu tak jelas itu! Sampai kapan kau akan berhenti mengingatnya?" protes Taja, sedangkan Ramshad cuma bisa tersenyum menatap langit malam sambil berbaring di atas rumput hijau nan lembut.
"Hanya senandung kematian. Mengingatkanku pada kejam dan dinginnya perang," sahut Ramshad terkesan sekenanya.
"Dan aku membencinya!"
"Bukan salahku bila sejak tadi kau di sini dan terpaksa mendengarkan lagu itu. Tapi ... apakah kau tak ingin merenung peristiwa itu lagi? Perang kita melawan penyihir Sazzar?"
"Bagian itu tidak berkesan."
Ramshad melirik ke arah Taja yang kini ikut-ikutan berbaring meskipun agak jauh. "Oh ya? Lalu, bagian mana dari masa lalumu yang paling menyakitkan? Kehilangan Amran?" Ramshad menyindir sembari terkekeh. Ia tahu bahwa balasan akan segera didapatkannya, berupa lemparan sebuah kerikil.
"Terima ini, orang jahat!" balas wanita itu, sementara Ramshad justru tertawa lepas, tampak puas ketika wajah Taja berubah panas karena emosi yang meninggi. "Aku tidak akan menikahi seorang pengkhianat!"
"Tidakkah sekalipun kau merindukannya?"