Mohon tunggu...
Vera Syukriana
Vera Syukriana Mohon Tunggu... Guru - guru

meyakini dan mensyukuri adalah awal kesuksesan

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Pilihan

My Mom is Super Tough (Part 2)

10 Desember 2020   07:20 Diperbarui: 10 Desember 2020   14:02 133
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
dopri/Wanita Hebatku

Kadangkala, pembicaraan mereka sering tidak menyambung. Kalau Mam bersuara agak lembut, tidak terdengar sama Papa. Tapi kalau ditinggikan sefikit, Papa merasa dihardik. Sungguh, sungguh harus sabar menghadapinya.

45 tahun mereka mengharungi rumah tangga. Selama itu juga ketabahan Mama selalu diuji oleh Allah SWT.

Sehingga, saat Mama mengalami sakit sekarang dia tetap optimis. Tetap beraktivitas seperti biasa.

Mengajar mengaji, merawat Papa dan bertani bunga menjadi aktivitas hariannya. Kegiatan ini selalu dikerjakan dengan senang hati tanpa mengeluh.

Suatu ketika, seperti biasanya setiap pagi Mama menyiram tanaman bunganya. Tiba-tiba Papa mendengar ada bunyi orang yang berteriak kesakitan.

Papa berlari keluar dan mencari sumber suara. Nyatanya, Mamaku sudah terbaring di halaman di samping bunga-bunga kesayangannya.

Menurut cerita Papa, Mama langsung diangkat ke rumah. Mama menahan sakitnya. Tangan Mama terkilir dan mereka langsung membawa ke Tukang Urut terdekat.

Kata tukang urut, tangan Mama hanya retak sedikit pada bagian pergelangan tangan. Hal ini dirahasiakan dariku dan anak-anak mereka yang lain.

Hanya kakakku yang kedua mengetahuinya. Mereka meminta kakak untuk menyembunyikan masalah ini. Mereka tidak ingin memberatkan pikiran anaknya.

Setiap aku menelepon, Mama selalu mengatakan sehat. Aku merasa Mama sekarang lagi berjuang untuk kesembuhan matanya. Tak pernah aku lupa mengingatkan Mama untuk rutin minum obat dan makan makanan sehat.

Kejadian itu, tidak bocor sedikitpun ketelingaku. Padahal aku sering vidio call. Begitu hebatnya Mama menyimpan rasa sakitnya, dia tidak melihatkan wajah seperti orang menahan sakit. Dia berusaha menjaga wajahnya tetap seperti biasanya. Mama yang selalu ceria dan tersenyum.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun