Begitu konsul, Mama menyampaikan semua keluhannya. Dokter mencek mata Mama dengan teliti. Kontrol pertama Mama diberi obat tetes dan obat minum.
Seminggu kemudian, beliau kembali kontrol karena tidak ada perubahan. Dokter kembali mencek mata Mama. Alhasil, Mama disarankan untuk operasi .
Mama tidak bisa memutuskan dan meminta waktu pada dokter. Mama butuh musyawarah dengan keluarga terutama anak-anaknya.
Aku langsung ditelpon Mama dan menyampaikan kajadian saat konsul dengan dokter spesialis mata. Aku kaget, "kenapa tiba-tiba disarankan operasi mata, Ma?
Mamaku tidak paham juga, seingatnya dokter bilang tekanan bola mata meningkat sehingga kekuatan pandangan matanya tinggal 35. Dokter pun tidak bilang nama penyakit Mama.
"Kalau operasi apa pandangan Mama bisa kembali lagi", tanyaku penuh harapan.
Aku mendengar suara Mama sedih dan mencoba untuk menjelaskah bahwa operasi gunanya untuk mengurangi kekuatan tekanan bola mata aja tapi pandangan mata tidak bisa sembuh bahkan lama kelamaan akan hilang dan buta.
Ya Allah, aku terdiam dan menghela nafasku dalam tangisku. Aku tidak menyangka Mama punya penyakit separah ini. Aku harus kuat dan tidak mau dengarkan suara sedihku ditelpon. Aku harus kuatkan Mama.
Rasanya, saat itu aku ingin peluk Mama dan tenangkan Mama sambil berucap 'Allah bersama kita, Era sayang Mama'.
Aku coba kuatkan Mama dan tenangkan Mama meski hanya lewat telpon. "InsyaAllah Mama sembuh dan Allah suka pada hambaNya yang punya semangat untuk sembuh", bujukku.
Alhamdulillah Mama tenang. Aku sarankan Mama untuk minum obat secara rutin dan perhatikan kesehatan. Aku janji, saat pulang kampung akan buat kaca mata untuk Mama.