intoleransi direspon dengan cepat, maka secara tidak langsung kita memberikan sinyal dilingkungan tersebut bahwa kita menolak perilaku itu, tidak semestinya perilaku tersebut terjadi terutama disatuan pendidikan. Sebaliknya jika penanganannya yang lambat akan mengirimkan pesan bahwa diskriminasi merupakan hal yang wajar dan dapat membentuk budaya intoleransi di sekolah. Lalu bagaimana menanggulangi intoleransi yang terjadi di sekolah? dan apakah di sekolah anda mempunyai regulasi bila terjadi kasus intoleransi? jika belum maka saya akan mengajak pembaca untuk menyelami enam kunci merespons intoleransi dan berbagai prinsip yang perlu dipegang teguh dalam menangani kasus ini di sekolah.
Ketika perilaku1. Memberikan Pertolongan
Wali kelas, Guru BK maupun guru ;ain harus segera memberikan pertolongan yang tepat kepada korban intoleransi di sekolah. Pertolongan dapat di lakukan dengan layanan responsif oleh guru bimbingan dan konseling. Dalam memberikan layanan responsif, pendidik perlu bersegera menangani isu yang terjadi, mulai dari pencarian informasi yang menyeluruh, bersikap netral dan objektif dalam proses penanganan isu dengan mengedepankan kebutuhan korban, melakukan pendampingan secara intensif bagi peserta didik yang menjadi korban yang melibatkan keluarga dan tenaga profesional jika dibutuhkan. Berkomitmen dalam menjalin komunikasi dan melakukan pemantauan guna perbikan iklim satuan pendidikan yang berkelanjutan. Berkomitmen dalam kolaborasi untuk membuat program edukasi pencegahan dan penanganan kekerasan dan melakukan penguatan karakter peserta didik.
2. Melaporkan kepada orang tua/wali peserta didik
Pendidik perlu melaporkan setiap  tindak intoleransi yang melibatkan peserta didik sebagai korban maupun pelaku kepada orang tua/wali.
3. Melakukan identifikasi fakta
Pendidik yang melakukan fakta tindakan intoleransi yang terjadi dari berbagai pihak  yang terlibat dan mengetahui tindakan intoleransi tersebut. Dengan memahami kejadian dari berbagai macam perspektif, pendidik akan terhindar dari bias dan dapat menindak lanjuti kasus secara netral dan profesional.
4. Berkoordinasi
Pendidik perlu melakukan koordinasi dengan lembaga terkait  dalam rangka penanganan tindak intoleransi jika dibutuhkan contohnya lembaga perlindungan anak, psikolog atau psikiater. Namun, perlu diingat bahwa tindakan pertama harus di inisiasi oleh pihak sekolah.
5. Menjamin hak peserta didik
Poin paling penting yag perlu diperhatikan adalah menjamin hak peserta didik akan pendidikan, terpenuhinya hak perlindungan hukum , mendapatkan rehabilitasi dan fasilitas pemulihan baik sebagai korban maupun pelaku.
6. Melaporkan
Jika dibutuhkan, satuan pendidikan dapat melaporkan kepada pihak Penegak Hukum dan dinas Pendidikan setempat apabila terjadi tindak intoleransi yang mengakibatkan luka fisik yang cukup berat berdampak pada tubuh fisik hingga menyebabkan kematianÂ
Selain itu, tindak intoleransi di lingkungan satuan pendidikan dapat dilaporkan oleh semua lapisan masyarakat.Â
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H