Mohon tunggu...
Vera Shinta
Vera Shinta Mohon Tunggu... Freelancer - Kompasianer Brebes Community' (KBC)

Menulis adalah pelarian emosi paling sexy

Selanjutnya

Tutup

Puisi Pilihan

Perih

12 November 2020   21:52 Diperbarui: 12 November 2020   21:55 119
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Hujan menampar wajahku, perih

Hingga air mata berderai sepanjang jalan

Berpeluk gelap 

Berteman dingin

Meruntuhkah hati yang beku

Makin membatu.

Tiap tamparan rintiknya

Mengenang dosa-dosa

Menggores lara

Makin perih.

Inilah sendiri

Merasakan sunyi

Tak ada hangat rengkuhan kasih

Tak ada semangat membelai kalbu.

Aku tertampar kenyataan

Menggigil dalam ketakutan

Mengurai kisah

Yang salah.

Hujan malam ini melemparku

Pada titik terendah 

Hingga jiwa goyah

Menahan perih

Berusaha tetap tegar

Mengharap mampu kembali melangkah

Lepaskan salah

Mencari jalan terang 

Agar bisa kembali menyentuhNya.

Perjalanan malam 

12 November 2020

Vera Shinta KBC-26

KomBes Brebes Jateng

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun