Mohon tunggu...
Vera Shinta
Vera Shinta Mohon Tunggu... Freelancer - Kompasianer Brebes Community' (KBC)

Menulis adalah pelarian emosi paling sexy

Selanjutnya

Tutup

Healthy Pilihan

Baik Buruknya Keterbukaan dan Kejujuran Data Jumlah Positif Covid-19

3 September 2020   16:07 Diperbarui: 3 September 2020   17:14 149
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Pandemi belum berakhir, bahkan kebijakan new normal justru menambah jumlah positif covid-19 karena masyarakat menganggap keadaan sudah kembali normal. Mengabaikan protokol kesehatan karena menganggap corona sudah berlalu adalah salah satu penyebab munculnya gelombang kedua penyebaran covid 19 yang makin merajalela.

Masing-masing daerah menerapkan kebijakan yang berbeda terkait keterbukaan data kepada publik terkait jumlah pasien positif corona. Ada yang kepala daerahnya setiap hari memberikan laporan secara jujur dan terbuka, adapula yang menutupi jumlah sebenarnya yang positif corona.

Memang dilema untuk keterbukaan ini, ada sisi baik dan buruknya bila publik mengetahui kebenaran. Banyak yang pro dan kontra akan kejujuran sebuah data harus disampaikan secara terbuka atau harus sebisa mungkin ditutupi.

Sisi baik kejujuran dan keterbukaan informasi data positif covid-19:

1. Masyarakat secara umum lebih waspada karena ada bukti nyata bahwa virus corona itu ada

2. Mereka yang tinggal dalam satu lingkungan dengan penderita akan melakukan isolasi mandiri sebagai upaya pemutusan penyebaran virus corona

3. Secara umum bisa terpantau penyebaran virus tersebut baik dari skala desa hingga internasional sehingga bisa ditelusuri srbab akibatnya dan mencari solusi pemcegahannya

Sisi buruk kejujuran dan keterbukaan informasi data positif covid 19:

1. Masyarakat panik sehingga bisa menurunkan imun tubuh

2. Nama baik penderita dan keluarga tidak terjaga 

3. Bisa terjadi pengucilan, cemoohan masyarakat sekitar terhadap penderita dan keluarganya

Masyarakat masih banyak yang belum bijak menghadapi para penderita covid 19 dan keluarganya, mereka akan cenderung membicarakan dan mengucilkan keluarga tersebut padahal virus corona menular bukan karena perbuatan tidak senonoh, bukan aib. Pasien dan keluarganya kadang juga tidak mau mengakui dan bersikap masa bodoh, mereka terap melakukan kegiatan keluar rumah dan merasa dirinya sehat.

Entah bagaimana cara menyadarkan rakyat Indonesia untuk tertib dengan protokol kesehatan, sosialisasi melalui media maupun secara langsung tentang bahaya covid 19 seolah hanua wacana saja tanpa mengindahkannnya.

Semoga sang pertiwi segera kembali tersenyum dan mentari terus menyinari dengan kehangatan untuk kesehatan rakyat Indonesia.

KBC-26 KomBes Brebes Jateng

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Healthy Selengkapnya
Lihat Healthy Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun