Teh adalah minuman khas di Indonesia, selain Jepang dan Cina yang punya tradisi minum teh. Walau jelas berbeda antara teh Indonesia dengan negara lain, bahkan sesama teh Indonesiapun berbeda jenis. Ada teh buatan pabrik dan teh rumahan, tentu saja beda rasa selain beda kemasan juga.
Kalau teh buatan pabrik kemasannya lebih menarik dan ditambah melati sebagai pengharum, dengan proses mengandalkan mesin hingga menjadi produk siap jual. Kalau teh buatan rumahan semua dikerjakan secara manual dengan alat seadanya. Teh buatan rumahan disebut Teh Incip, teh dengan daun masih utuh lebar.
Desa Cipetung Kecamatan Paguyangan Kabupaten Brebes adalah sebuah daerah di kaki Gunung Slamet, termasuk daerah pegunungan berhawa dingin. Masih banyak petani teh di kebun sendiri-sendiri yang akan di jual pada para pembuat teh, jadi dari bahan mentah menjadi jadi semua dikelola oleh warga dan dimanfaatkan kembali kepada warga sekitar.
Sulastri (53) salah satu pembuat teh di Desa Cipetung, sebenarnya banyak pembuat teh disitu tapi tidak setiap hari mereka menggoreng teh karena pucuk teh baru muncul di masa sekarang dan belum bisa dipanen. Selain itu saat ini mereka tengah memanen jagung sehingga pembuatan teh sementara  ditangguhkan karena harus memocel jagung (melepas biji jagung dari tongkolnya) untuk dijemur dan dijual ke pasar.
Menurut Sulastri pembuatan teh secara manual itu membutuhkan proses yang lama, tenaganya juga harus kuat untuk menggilas daun teh. Sebelum digoreng matang dan siap di seduh.
"Sepuluh kilo daun teh basah hanya menjadi 2 kilo teh kering,"ujarnya.
Sulastri membeli teh pada petani seharga 4000 rupiah perkilo, tapi dia harus memberi upah pada pemetik teh dengan hitungan harian dengan ongkos 50 ribu sehari. Kalau sudah dipetik baru teh ditimbang dan dihargai okeh pemilik kebun
Proses pembuatan teh ada dua macam, untuk dikonsumsi sendiri dengan dijual beda cara. Tentu saja lebih enak yang untuk sendiri tapi tidak membuat banyak karena harga akan lebih mahal dari teh untuk dijual, karema prosesnya dan hasilnya berbeda juga.
Cara pembuatan teh incip :
1. Petik daun teh muda, kadang ada yang tua juga dipetik dan menghasilkan rasa teh berbeda
2. Daun teh basah dilayukan diatas penggorengan yang terbuat dari potongan drum besi, cukup layu saja lalu diangkat
3. Setelah layu kemudian daun tersebut digilas diatas anyaman bambu yang rapat untuk mengurangi kadar airnya, butuh tenaga ekstra untuk menggilasnya
4. Setelah digilas daun teh ini bisa langsung digoreng hingga kering, biasanya kalau masih setengah basah akan membutuhkan dua jam penggorengan dan hasilnya lebih enak, biasanya untuk dikonsumsi sendiri.
Kalau untuk dijual umum daun teh yang telah digilas itu ditaruh diatas tampah lalu ditaruh diatas para-para pas dengan pawon (tungku kayu bakar) agar daun tersebut mengering. Setelah kering baru digoreng kurang lebih lima belas menit cukup.
5. Kalau sudah kering/matang dipilah dilepaskan dari tangkainya agar tidak terlihat terlalu kasar, daun tua lebih lebar daripada daun yang muda.
6. Setelah dipilah maka teh bisa langsung diseduh.
Untuk satu kilo teh matang harganya 30 ribu rupiah, biasanya sudah ada langganan yang mengambil secara rutin dari luar daerah. Teh ini harumnya lebih khas, cara membaui teh yang belum diseduh dengan meremas daun teh kering lalu menyuwuk (meniup) teh yang dalam genggaman, baru setelah itu nikmati aromanya.Â
Teh incip lebih harum, lebih kental dan pahit bisa untuk memperlancar buang air kecil. Seduh teh dengan air mendidih, tambahkan gula batu dan nikmati sore hari. Sungguh nikmat harimu.
KBC-26 Brebes Jateng
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H