3. Meningkatkan Kompetensi Guru dalam Teknologi
Teknologi tidak bisa berjalan sendiri; guru harus memiliki keahlian yang cukup untuk memanfaatkannya. Pelatihan guru dalam teknologi harus menjadi prioritas, agar mereka mampu memadukan teknologi dengan pengajaran Al-Quran. Sekolah harus mendukung guru agar selalu up-to-date dan siap menggunakan teknologi dengan cara yang paling efektif dan relevan.
4. Melakukan Evaluasi dan Pengembangan Secara Terus-Menerus
Sekolah harus terus-menerus mengevaluasi efektivitas teknologi yang mereka gunakan. Apakah benar-benar membantu siswa belajar Al-Quran lebih baik? Evaluasi ini harus menjadi dasar untuk pengembangan lebih lanjut. Bryson (2011) menekankan bahwa evaluasi yang berkelanjutan penting untuk memastikan strategi berjalan sesuai rencana.
Memadukan nilai-nilai Al-Quran dan Teknologi: Tantangan dan Peluang
Menggabungkan nilai-nilai Al-Quran dan teknologi dalam pendidikan memang bukan perkara mudah. Diperlukan perencanaan yang matang dan upaya berkelanjutan. Namun, jika dikelola dengan baik, sekolah bisa mencapai tujuan ganda: menghasilkan siswa yang tidak hanya unggul secara akademis, tetapi juga kuat secara spiritual. Manajemen strategik yang tepat akan membuat sekolah tidak hanya bertahan di era digital ini, tetapi juga menjadi panutan dalam mencetak generasi Muslim yang siap menghadapi tantangan zaman.
Teknologi ini bukan hanya alat bantu, tapi jembatan yang membuat nilai-nilai Al-Quran tetap relevan di era digital. Siswa tidak hanya mendapatkan pengetahuan yang lebih luas, tetapi juga belajar menerapkan prinsip-prinsip Islam dalam menggunakan teknologi secara bijak. Misalnya, saat mereka belajar tentang keberlanjutan lingkungan dalam konteks Al-Quran, mereka juga bisa menggunakan teknologi untuk mencari tahu lebih lanjut tentang pelestarian alam dan dampak manusia terhadap ekosistem.
Dengan perencanaan yang tepat, sekolah mampu mencetak generasi yang tangguh yang menguasai pengetahuan modern dan sekaligus memahami pentingnya spiritualitas dalam kehidupan. Sehingga, siswa siap menghadapi dunia dengan kecakapan digital dan tetap berpegang teguh pada prinsip-prinsip Islam yang mendasari tindakan mereka sehari-hari. Inilah manajemen strategik yang membentuk generasi Muslim yang tidak hanya cerdas, tetapi juga peduli dan bermoral.
Referensi :
1. Ainley, J., & Carstens, R. (2018). *Developing Technology in Education: Theoretical and Practical Perspectives*. Springer.
2. Bryson, J. M. (2011). *Strategic Planning for Public and Nonprofit Organizations*. John Wiley & Sons.